167x Filetype PDF File size 0.69 MB Source: repository.lppm.unila.ac.id
Pertiwi Permata Putri, Asep Sukohar, Riyan Wahyudo & Rika Lisiswanti | Hubungan Hasil Tes Minnesota Multiphasic Personality Inventory 2 (MMPI-2) dengan Indeks Prestasi Kumulatif Mahasiswa Angkatan 2016 Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Hubungan Hasil Tes Minnesota Multiphasic Personality Inventory 2 (MMPI-2) dengan Indeks Prestasi Kumulatif Mahasiswa Angkatan 2016 Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 1 2 3, 4 Pertiwi Permata Putri , Asep Sukohar , Riyan Wahyudo Rika Lisiswanti 1Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung 2Bagian Farmakologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung 3Bagian Fisiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung 4Bagian Pendidikan Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung Abstrak Masalah kesehatan mental sering terjadi pada mahasiswa, terutama pada mahasiswa kedokteran. Penilaian kesehatan mental pada mahasiswa kedokteran sangat penting dilakukan, salah satunya dengan menggunakan tes MMPI-2. Beberapa penelitian menyatakan bahwa faktor kesehatan mental dapat mempengaruhi hasil belajar. Salah satu indikator hasil belajar pada mahasiswa adalah Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan hasil tes MMPI-2 dengan IPK pada mahasiswa angkatan 2016 Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional yang menggunakan 168 sampel penelitian. Data yang digunakan berupa data sekunder yaitu hasil tes MMPI-2 dan data IPK mahasiswa angkatan 2016 Fakultas Kedokteran Universitas Lampung yang didapatkan secara langsung dari subyek penelitian. Hasil uji Kruskal-Walis menunjukkan adanya hubungan bermakna antara hasil tes MMPI-2 dengan IPK mahasiswa angkatan 2016 Fakultas Kedokteran Universitas Lampung (p=0,000). Hasil uji Post Hoc Mann Whitney menunjukkan perbedaan rerata IPK paling signifikan antara kelompok hasil tes MMPI-2 kategori A dan kategori E (p=0,000). Terdapat hubungan bermakna antara hasil tes MMPI-2 dengan IPK mahasiswa angkatan 2016 Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Kata kunci: Hasil Belajar, IPK, Kesehatan Mental, MMPI-2 The Relation Between Minnesota Multiphasic Personality Inventory 2 (MMPI- 2) Test Result And Grade Point Average of Student Batch 2016 in Medical Faculty of Lampung University Abstract Mental health problem is common in student, especially in medical student. It is important to assess the mental health of medical student, by using one of the test instrument, the MMPI-2. Recent studies shows that mental health can affect the student achievement. One of the indicator is grade point average (GPA). This study aims to determine the relation between MMPI-2 test result and GPA of student batch 2016 in Medical Faculty of Lampung University. This study was a quantitative study with cross sectional design using 168 samples. The collected data were MMPI-2 test result and grade point averages (GPA) of Student Batch 2016 in Medical Faculty of Lampung University. The result of the Kruskal-Walis analysis showed significant relation between MMPI-2 test result and GPA of student batch 2016 in Medical Faculty of Lampung University (p=0,000). The Post Hoc Mann Whitney analysis showed the most significant difference of GPA average was between MMPI-2 group A and group E (p=0,000). There was significant relation between MMPI-2 test result and GPA of student batch 2016 in Medical Faculty of Lampung University. Keywords: GPA, Mental Health, MMPI-2, Student Achievement Korespondensi: Pertiwi Permata Putri, alamat Jl. Embun Blok E13 No. 2, Kemiling, Bandar Lampung, HP 082307446699, e- mail pertiwi.permata@gmail.com Majority| Volume 7| Nomor 2| Maret 2018| 136 Pertiwi Permata Putri, Asep Sukohar, Riyan Wahyudo & Rika Lisiswanti | Hubungan Hasil Tes Minnesota Multiphasic Personality Inventory 2 (MMPI-2) dengan Indeks Prestasi Kumulatif Mahasiswa Angkatan 2016 Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Pendahuluan dengan menggunakan tes Minnesota 10 Kesehatan mental, menurut World Health Multiphasic Personality Inventory 2 (MMPI-2). Organization (WHO) adalah keadaan dimana Tes ini ditujukan untuk mengevaluasi kondisi seseorang menyadari potensi dirinya, mampu kesehatan mental seseorang, berupa fungsi bertahan dari keadaan stres normal sehari-hari, kepribadian, keadaan emosional saat ini, sifat mampu bekerja secara produktif dan maksimal, keparahan psikopatologi, serta dapat 11 serta dapat aktif berkontribusi pada merumuskan intervensi atau pengobatan. 1 komunitasnya. Merujuk pada Malaysian Pada Fakultas Kedokteran Universitas Lampung, Mental Health Policy, kesehatan mental adalah tes MMPI-2 telah dijadikan sebagai salah satu kemampuan individu untuk saling berinteraksi seleksi penerimaan mahasiswa baru. dengan individu lain untuk mencapai fungsi Hasil belajar adalah hasil yang akan optimal dan memanfaatkan kemampuan didapatkan dari latihan serta pengalaman yang kognitif atau intelektual, afektif atau emosional, didukung oleh kesadaran peserta didik itu dan kemampuan sosialisasi untuk mencapai sendiri. Hasil belajar akan didapatkan setelah 2 tujuan individu atau kelompok. Secara umum, melakukan evaluasi atau penilaian hasil 12 yang membentuk kesehatan mental ada tiga belajar. Metode penilaian hasil belajar komponen, yaitu depresi, ansietas atau menurut Miller, dibagi menjadi empat tingkatan kecemasan, dan stres.3 yaitu tingkatan pertama untuk menilai “know”, Mahasiswa kedokteran identik dengan tingkatan kedua untuk menilai “know how”, 4 tingkat stres dan depresi yang tinggi. Penelitian tingkatan ketiga yaitu “show how”, dan 13 pada tahun 2010 oleh Schwenk menunjukkan tingkatan keempat yaitu “does”. bahwa 53% mahasiswa kedokteran di Kesehatan mental merupakan salah satu Universitas Michigan Amerika mengalami gejala faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar 5 3 depresi level tinggi. Penelitian di Fakultas mahasiswa. Selain itu, terdapat beberapa faktor Kedokteran Universitas Lampung, dari 242 lain seperti: faktor fisik atau fisiologis dimana responden, terdapat 84 responden (34,7%) keadaan fisik yang lemah menjadi hambatan mengalami stres ringan, 131 responden (54,1%) dalam suatu proses pembelajaran; faktor mengalami stres sedang dan 27 responden lingkungan keluarga dimana keluarga (11,2%) mengalami stres berat.6 Menurut memungkinkan untuk menjadi awal dari proses beberapa penelitian, kesehatan mental yang pendidikan dan sosialisasi budaya baik; faktor buruk mempengaruhi hasil belajar mahasiswa lingkungan sekolah dimana metode pengajaran 3 kedokteran. sangat penting dalam menumbuhkan minat dan Profesi dokter sangat berkaitan erat peran serta siswa dalam kegiatan 14,15 dengan kehidupan manusia sehingga menjadi pembelajaran. seorang dokter tidak hanya dituntut untuk Indikator penilaian hasil belajar mampu secara kognitif dan memiliki mahasiswa cukup beragam, salah satunya keterampilan, tetapi juga perlu dinilai dengan indeks prestasi mahasiswa. Indeks kepribadiannya karena akan terwujud dalam prestasi merupakan indikator penilaian tingkat komunikasi interpersonal dan kemampuan keberhasilan studi yang dicapai oleh mahasiswa 7 empati terhadap pasien. Sebuah standar dari semua kegiatan akademik yang diikuti. pendidikan guna mencapai standar kompetensi, Indeks prestasi terdiri dari indeks prestasi kemudian dilakukan registrasi secara nasional semester (IPS) dan indeks prestasi kumulatif dan pemberian lisensi bagi mereka yang akan (IPK).16 Indeks Prestasi Kumulatif adalah angka 8 berpraktek. Berdasarkan Standar Pendidikan yang menunjukkan prestasi belajar atau Profesi Dokter Indonesia, beberapa persyaratan keberhasilan studi mahasiswa dari semester yang harus dipenuhi untuk menjadi mahasiswa awal hingga semester terakhir atau hingga kedokteran yaitu: seleksi mahasiswa hanya semester yang telah ditempuh secara 17 dapat diikuti oleh lulusan SMA atau yang kumulatif. sederajat dengan jurusan ilmu pengetahuan Identifikasi berbagai aspek kepribadian alam (IPA); tidak buta warna; sehat jasmani dan yang kurang mendukung dirasa perlu untuk 9 mental; serta bebas narkoba. mengetahui risiko tinggi terjadinya kesulitan Penilaian kesehatan mental dapat dalam menjalani pendidikan maupun saat 7 dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya menjalani profesi sebagai dokter. Tingginya Majority| Volume 7| Nomor 2| Maret 2018| 137 Pertiwi Permata Putri, Asep Sukohar, Riyan Wahyudo & Rika Lisiswanti | Hubungan Hasil Tes Minnesota Multiphasic Personality Inventory 2 (MMPI-2) dengan Indeks Prestasi Kumulatif Mahasiswa Angkatan 2016 Fakultas Kedokteran Universitas Lampung angka kejadian serta banyaknya dampak negatif angkatan 2016 yang telah memiliki IPK semester yang ditimbulkan menjadi sangat penting untuk 2; mahasiswa FK Unila angkatan 2016 yang menilai kesehatan mental pada mahasiswa bersedia mengisi form penelitian dan melakukan kedokteran. Namun, belum banyak penelitian pengisian form dengan benar. Sementara yang dilakukan secara spesifik menggunakan kriteria eksklusinya adalah mahasiswa yang tidak instrumen pengukuran kesehatan mental dan memenuhi kriteria inklusi serta mahasiswa FK belum menggunakan indikator spesifik untuk Unila angkatan 2016 yang tidak mengikuti hasil belajar. Oleh karena itu, penelitian ini perkuliahan di semester 1 dan/atau 2 sampai bermaksud untuk mengetahui hubungan hasil akhir semester karena alasan apapun. tes MMPI-2 (Minnesota Multiphasic Personality Analisis univariat dilakukan untuk Inventory 2) dengan indeks prestasi kumulatif mengetahui distribus karakteristik subyek mahasiswa angkatan 2016 Fakultas Kedokteran penelitian, seperti usia, jenis kelamin, dan jalur Universitas Lampung. masuk. Analisis bivariat, yang pertama uji normalitas Kolmogorov-Smirnov karena jumlah Metode sampel >50, didapatkan p<0,05 pada sebagian Penelitian yang dilakukan adalah besar kelompok sehingga dinyatakan data tidak penelitian kuantitatif yang menggunakan desain terdistribusi normal. Sehingga dipilih uji non- cross sectional (potong lintang). Penelitian ini parametrik yaitu uji Kruskal-Wallis dengan uji dilakukan pada rentang bulan November- Post Hoc Mann Whitney. Desember 2017. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa angkatan 2016 Hasil Fakultas Kedokteran Universitas Lampung (FK Berdasarkan hasil analisis univariat, Unila) yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak diketahui bahwa dari 168 subyek penelitian, 168 sampel. sebagian besar subyek penelitian berusia 18 Pada penelitian ini terdapat 5 kategori tahun. Data usia pada tabel berikut merupakan hasil tes MMPI-2 yang diberi keterangan dengan usia subyek penelitian saat mengikuti tes pada huruf untuk memudahkan pembahasan yaitu tahun 2016. kategori A (tidak memiliki gejala psikopatologis yang bermakna dan tidak memiliki risiko terkait Tabel 1. Distribusi Usia masalah kesehatan jiwa), kategori B (tidak Usia (tahun) N (%) memiliki gejala psikopatologis yang bermakna 16 8 4,8 dan memiliki risiko rendah terkait masalah 17 41 24,4 kesehatan jiwa), kategori C (memiliki gejala 18 86 51,2 psikopatologis yang bermakna dan memiliki 19 30 17,8 risiko rendah terkait masalah kesehatan jiwa), 20 3 1,8 kategori D (memiliki gejala psikopatologis yang Total 168 100 bermakna dan memiliki risiko tinggi terkait masalah kesehatan jiwa), dan kategori E Berdasarkan data yang diperoleh, (memiliki gejala psikopatologis yang bermakna sebagian besar subyek penelitian adalah dan memiliki risiko tinggi terkait masalah perempuan. Distribusi jenis kelamin subyek kesehatan jiwa serta perlu dilakukan supervisi). penelitian dapat dilihat pada tabel berikut. Hasil tes MMPI-2 merupakan data sekunder yang didapatkan dari Bagian Akademik Tabel 2. Distribusi Jenis Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Jenis Kelamin N (%) Sementara untuk data indeks prestasi kumulatif Laki-laki 47 28 Perempuan 121 72 (IPK) didapatkan secara langsung melalui subyek Total 168 100 penelitian dengan menggunakan formulir yang berisi lembar informed consent, identitas, dan Sebagian besar subyek penelitian diterima IPK. di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Data yang didapatkan kemudian melalui jalur SBMPTN. Distribusi jalur masuk disesuaikan dengan kriteria inklusi, yaitu: subyek penelitian dapat dilihat pada tabel mahasiswa FK Unila angkatan 2016 yang telah berikut. mengikuti tes MMPI-2; mahasiswa FK Unila Majority| Volume 7| Nomor 2| Maret 2018| 138 Pertiwi Permata Putri, Asep Sukohar, Riyan Wahyudo & Rika Lisiswanti | Hubungan Hasil Tes Minnesota Multiphasic Personality Inventory 2 (MMPI-2) dengan Indeks Prestasi Kumulatif Mahasiswa Angkatan 2016 Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Berdasarkan Tabel 6, didapatkan pada Tabel 3. Distribusi Jalur Masuk sebagian besar kelompok nilai p<0,05, artinya Jalur Masuk N (%) data tidak terdistribusi normal. Selanjutnya SNMPTN 54 32,2 dilakukan transformasi data IPK dan dilakukan SBMPTN 82 48,8 uji normalitas kembali. Hasilnya tercantum Mandiri 32 19,0 dalam tabel berikut. Total 168 100 Tabel 7. Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Hasil tes MMPI-2 dikelompokkan menjadi (Setelah Transformasi Data IPK) 5 kategori. Sebagian besar subyek penelitian Kategori Nilai p mendapatkan hasil tes MMPI-2 kategori A, yaitu MMPI-2 tidak memiliki gejala psikopatologis yang A 0,000 bermakna dan tidak memiliki risiko terkait Indeks B Tidak dapat masalah kesehatan jiwa. Distribusi hasil tes Prestasi ditentukan MMPI-2 subyek penelitian dapat dilihat pada Kumulatif C 0,038 tabel berikut. D 0,200 E 0,034 Tabel 4. Distribusi Hasil Tes MMPI-2 Kategori MMPI-2 N (%) Berdasarkan Tabel 7, didapatkan data A 107 63,7 tetap tidak terdistribusi normal. Sehingga B 3 1,8 dipilih menggunakan uji non-parametrik C 28 16,7 Kruskal-Wallis dengan hasil tercantum pada D 13 7,7 tabel berikut. E 17 10,1 Tabel 7. Uji Kruskal-Wallis Total 168 100 n IPK Nilai p 3,19 (2,75- Rerata indeks prestasi subyek penelitian A 107 3,96) 0,000 dikelompokkan berdasarkan hasil tes MMPI-2 3,00 (2,98- menjadi 5 kategori. Rerata IPK tertinggi B 3 3,59) didapatkan pada subyek penelitian dengan hasil Kategori 3,14 (2,39- tes MMPI-2 kategori A, sementara rerata IPK MMPI-2 C 28 3,51) terendah didapatkan pada subyek penelitian 2,78 (1,80- dengan hasil tes MMPI-2 kategori D. Rerata IPK D 13 3,85) subyek penelitian dapat dilihat pada tabel 2,94 (1,99- berikut. E 17 3,28) Tabel 5. Distribusi Hasil Tes MMPI-2 Hasil uji Kruskal-Wallis didapatkan nilai Kategori MMPI-2 Rerata IPK p<0,05 yaitu p=0,00, sehingga dapat A 3,24 ± 0,29 disimpulkan tedapat hubungan bermakna B 3,19 ± 0,34 antara hasil tes MMPI-2 dengan IPK mahasiswa C 3,05 ± 0,30 angkatan 2016 FK Unila. Data hasil pemeriksaan D 2,83 ± 0,51 kemudian dilanjutkan dengan uji Post Hoc E 2,84 ± 0,38 Mann Whitney. Hasil dari uji Post Hoc Mann Selanjutnya dilakukan uji normalitas data Whitney dapat dilihat pada tabel berikut. dengan uji Kolmogorov-Smirnov karena jumlah Tabel 8. Uji Post Hoc Mann Whitney sampe lebih dari 50 sampel. Hasil uji normalitas Perbandingan Kelompok Nilai p dapat dilihat pada tabel berikut. A dengan B 0,680 Tabel 6. Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov A dengan C 0,039 Kategori Nilai p A dengan D 0,002 MMPI-2 A dengan E 0,000 A 0,000 Kategori B dengan C 0,688 Indeks B Tidak dapat MMPI-2 B dengan D 0,253 Prestasi ditentukan B dengan E 0,289 Kumulatif C 0,038 C dengan D 0,104 D 0,200 C dengan E 0,058 E 0,034 D dengan E 0,706 Majority| Volume 7| Nomor 2| Maret 2018| 139
no reviews yet
Please Login to review.