195x Filetype PDF File size 1.75 MB Source: repositori.unud.ac.id
PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY TRAITS DENGAN DISPEPSIA FUNGSIONAL PADA PASIEN DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR I WAYAN WESTA ABSTRAK PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY TRAITS DENGAN DISPEPSIA FUNGSIONAL PADA PASIEN DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR Pengaruh personality traits dengan dispepsia fungsional telah diteliti pada populasi umum, terutama berhubungan dengan kecenderungan kecemasan, mudah marah, depresi, atau rentan terhadap peristiwa stres. Belum banyak penelitian yang mempelajari pengaruh Big Five personality traits dengan terjadinya dispepsia fungsional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Big Five personality traits dengan terjadinya dispepsia fungsional pada pasien di poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar. Penelitian potong lintang dilakukan bulan Agustus- September 2015 terhadap 62 pasien yang tercatat di register poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar melalui simple random sampling untuk mencari kejadian dispepsia fungsional. Responden mengisi kuesioner Big Five personality traits berdasarkan International Personality Item Pool-Five Factor Inventory (IPIP-FFI) dan DASS-42. Data dianalisis dengan menggunakan regresi logistik. Angka prevalensi dispepsia fungsional pada pasien di poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar didapatkan sebesar 43,50%, dengan rerata umur 51,31 ± 14,830, 35 orang (56,50%) berjenis kelamin laki-laki, 8 orang (12,90%) mengalami depresi, 13 orang (21,00%) mengalami kecemasan dan 7 orang (11,30%) mengalami stres. Neuroticism mempunyai pengaruh protektif terjadinya dispepsia fungsional dengan Adjusted Odd Ratio = 0,598 (p = 0,014). Kesimpulan yang didapat bahwa setiap kenaikan 10 unit skala neuroticism maka kemungkinan untuk menjadi dispepsia fungsional meningkat 5,15 kali. Kata kunci: Big Five personality traits, neuroticism, dispepsia fungsional, Denpasar 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dispepsia merupakan kumpulan gejala berupa rasa nyeri atau ketidaknyamanan yang berpusat di perut bagian atas. Rasa tidak nyaman secara spesifik meliputi rasa cepat kenyang, rasa penuh, rasa terbakar, kembung di perut bagian atas dan mual. Gejala tersebut bersifat umum dan merupakan 30% sampai 40% dari semua keluhan lambung yang disampaikan kepada dokter ahli Gastroenterologi (O’Mahony dkk, 2006 ). Gejala–gejala yang timbul disebabkan berbagai faktor seperti gaya hidup merokok, alkohol, berat badan berlebih, stres, kecemasan, dan depresi yang relevan dengan terjadinya dispepsia (Abdullah & Gunawan, 2012). Berdasarkan penyebab dan keluhan gejala yang timbul maka dispepsia dibagi 2 yaitu dispepsia organik dan dispepsia fungsional. Dispepsia organik apabila penyebab dispepsia sudah jelas, misalnya adanya ulkus peptikum, karsinoma lambung, dan cholelithiasis yang bisa ditemukan secara mudah melalui pemeriksaan klinis, radiologi, biokimia, laboratorium, maupun gastroentrologi konvensional (endoskopi). Sedangkan dispepsia fungsional apabila penyebabnya tidak diketahui atau tidak didapati kelainan pada pemeriksaan gastroenterologi konvensional atau tidak ditemukan adanya kerusakan organik dan penyakit-penyakit sistemik (Djojoningrat, 2006). 1 2 Interaksi faktor psikis dan emosi seperti kecemasan atau depresi dapat mempengaruhi fungsi saluran cerna melalui mekanisme brain – gut – axis. Adanya stimulasi atau stresor psikis menimbulkan gangguan keseimbangan saraf otonom simpatis dan parasimpatis secara bergantian (vegetatif imbalance). Stimulasi stresor juga mempengaruhi fungsi hormonal, sistem imun ( psiko– neuro-imun-endokrin ), serta HPA Axis melalui pelepasan CRH dari hipotalamus dan menyebabkan penurunan regulasi reseptor CRH hipofisis. Akibatnya hipofisis tidak berespons lagi atau responnya terhadap stresor menjadi datar. Ketidakseimbangan jalur-jalur tersebut secara langsung atau tidak langsung, terpisah atau bersamaan dapat mempengaruhi saluran cerna, yaitu : mempengaruhi sekresi asam lambung, motilitas, vaskularisasi dan menurunkan ambang rasa nyeri (Andre dkk, 2013 ). Suatu studi dilakukan kepada 38 pasien dengan dispepsia fungsional, diperoleh sebanyak 26 orang (68%) mengalami kejadian hidup yang tidak diinginkan, 35 orang (92%) mengalami kecemasan, dan sebanyak 38 orang (100%) mengalami depresi. Secara statistik peristiwa hidup yang tidak diinginkan dan depresi tidak berhubungan dengan dispepsia fungsional. Namun kasus kecemasan secara statistik berhubungan dengan dispepsia fungsional (Tack dkk, 2006 ). Prevalensi dispepsia di seluruh dunia cenderung mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Populasi orang dewasa di negara barat yang dipengaruhi oleh dispepsia berkisar antara 14-38%. Menurut data Profil Kesehatan Indonesia 2007, dispepsia rawat inap di rumah sakit tahun 2006 dengan jumlah pasien
no reviews yet
Please Login to review.