173x Filetype PDF File size 0.11 MB Source: media.neliti.com
Jurnal Psikologi Pendidikan & Konseling Volume 2 Nomor 1 Juni 2016. Hal 20-25 p-ISSN: 2443-2202 e-ISSN: 2477-2518 PENGUJIAN KONSEP PSIKOTERAPI UNCONDITIONAL POSITIVE REGARD PADA MAHASISWA PEREMOUAN Beatriks Novianti Kiling-Bunga Psikologi Perkembangan, Universitas Nusa Cendana Email: boenga.eve@gmail.com Indra Yohanes Kiling Psikologi Komunitas, Peneliti Institute of Resource Governance and Social Change Email: iykiling@gmail.com (Diterima: 02-April-2016; di revisi: 10-Juni-2016; disetujui: 28-Juni-2016) Abstract: One of the psychotheraphy approaches that has given positive contributions to the psychiatry is Carl Rogers’ Client-Centered approach. On of three main conditions that Rogers emphasizes in the approach is Unconditional positive regard. The main condition is called as the curative factor of client-centered theraphy. The article is discussing the study process of unconditional positive regard concept in a person which the sample is the female students. Questions and process flow scheme are also discussed in this article. The study concept is regarded to be able to contribute knowedge to the counseling practitioners in case of facing the student’s problem. Keywords: Client-centered therapy, unconditional positive regard, process scheme concept Abstrak: Salah satu pendekatan psikoterapi yang telah memberikan kontribusi positif di ilmu kesehatan jiwa adalah pendekatan client-centered dari Carl Rogers. Salah satu dari tiga kondisi inti yang ditekankan Rogers dalam pendekatannya adalah unconditional positive regard. Kondisi inti ini disebut sebagai faktor kuratif dari terapi client-centered. Paper ini membahas pengujian proses terjadinya konsep unconditional positive regard dalam diri orang coba yang adalah mahasiswa perempuan. Pertanyaan serta alur skema proses turut dibahas dalam paper ini. Hasil pengujian konsep ini diharap mampu memberikan pengetahuan kepada praktisi konseling terutama ketika berhadapan dengan mahasiswa. Kata kunci: client-centered therapy, unconditional positive regard, skema proses konsep PENDAHULUAN dengan meningkatnya unconditional positive self regard dari individu (Patterson & Joseph, 2006), Psikologi Kesehatan sampai saat ini kondisi inti ini harus bersamaan dengan hadirnya mengenal banyak jenis psikoterapi, namun salah kontak psikologis antara konselor dan klien tanpa satu pendekatan yang telah memberikan dampak adanya kondisi dan syarat dari konselor luas di dalam dunia konseling adalah person- (Cochran, 2009). Kondisi inti yakni kongruensi, centeredatau client-centered (terpusat pada klien) empati, dan unconditional positive regard (UPR) yang dikembangkan oleh Carl Rogers (Crisp, adalah tiga prinsip dasar dari pendekatan terapi 2010). Rogers mengemukakan bahwa dengan client-centered yang merupakan hasil reduksi menghadirkan kondisi-kondisi inti dalam sebuah dari enam prinsip awal yang dikemukakan relasi maka klien akan dapat memperoleh Rogers (Gatongi, 2007). perubahan positif dalam terapi yang diukur Bunga, Kiling. Pengujian konsep psikoterapi... | 21 UPR adalah penerimaan dan pemahaman beberapa universitas seperti Universitas Kristen atas pengalaman dan emosi klien tanpa adanya Satya Wacana, Universitas Nusa Cendana dan kondisi ataupun ekspektasi (Snodgrass, 2007). The University of Adelaide, Australia, layanan Rogers menekankan bahwa hanya lewat konseling kepada mahasiswa sampai saat ini penerimaan terhadap klien maka klien dapat masih mengalami tantangan karena mahasiswa melakukan kontak dan menyadari penyangkalan cenderung kurang berminat untuk menggunakan (denial) serta distorsi internal dalam dirinya. layanan tersebut. Meskipun beberapa peneliti menyatakan bahwa Selain keuntungan untuk menangani empati atau kongruensi merupakan kondisi inti permasalahan kecemasan mahasiswa, konseling yang paling penting dalam seorang terapis, yang memanfaatkan konsep UPR juga bisa Wilkins (Sparrow, 2008) menyatakan bahwa mempersiapkan para pemuda dan mahasiswa UPR adalah faktor kuratif (penyembuh) dalam dalam menyongsong Masyarakat Ekonomi teori client-centered, dan tetap dapat ASEAN (MEA). Layanan konseling yang baik memberikan efek yang positif meski ditengah dan mudah diakses akan memberdayakan absennya kongruensi dan empati. UPR dan self- kapasitas masyarakat terutama di daerah centered theory memiliki dampak yang sangat terpencil untuk membuat mereka lebih siap luas dalam kehidupan dan dapat ditemukan dalam menghadapi persaingan dalam dunia kerja dalam pengalaman sehari-hari dari individu. di era MEA (Bunga & Kiling, 2015).Analisa Rogers menjelaskan bahwa kondisi inti untuk tersebut memperlihatkan bahwa penggunaan terapi person-centered bisa diterapkan dalam konseling kepada mahasiswa memiliki banyak dunia pekerjaan, pendidikan, maupun psikososial fungsi yang relevan dengan keadaan masyarakat (Crisp, 2010), khususnya dalam pendidikan, Indonesia yang termutakhir. sepertimentoring terhadap siswa bermasalah, Data-data empirik di atas membuat konsep UPR menjadi inti utama dari proses penulis tertarik untuk mengetahui lebih jauh mentoring (Jones, 2009), atau pada Behavior skema terjadinya UPR di dalam individu yang Intervention Support Team (BIST), program tidak memiliki permasalahan dan beban intervensi pada sekolah-sekolah yang psikologis yang berat. Mengetahui proses menekankan pada hubungan yang didasari UPR terbentuknya sebuah konsep di dalam individu dari orang tua siswa kepada siswa (Boulden, akan mempermudah praktisi konseling dalam 2010). dan berdasar hasil penelitian terbukti memahami klien sehingga nantinya praktisi akan bahwa terapi client-centered merupakan terapi mampu menyesuaikan dengan keadaan individu yang efektif, bahkan lebih efektif dari routine atau klien. Peneliti psikologi juga dapat care oleh general practitioners (Patterson & memperoleh keuntungan dari penelusuran Joseph, 2006). Bahkan UPR dan teori client- terbentuknya konsep UPR yang dapat dijadikan centered telah menjadi dasar pemikiran dari sebagai acuan dalam melakukan pengkajian lebih Psikologi Pastoral khususnya dalam growth lanjut pada konsep dan konteks yang terkait. counseling yang dikemukakan pertama kali oleh Penggalian serta penerapan yang konsisten dan Howard Clinebell (Snodgrass, 2007). mendalam pada konseling dan UPR diharapkan Konseling dengan pendekatan terpusat bisa memberikan keuntungan-keuntungan pada klien berpotensi untuk mampu memberikan kepada mahasiswa seperti yang telah dibahas di solusi kepada mahasiswa dalam menyelesaikan atas. masalah yang dihadapinya. Salah satu masalah yang sering dihadapi mahasiswa adalah rasa METODE cemas yang terkait dengan karir yang akan ditempuh pasca menyelesaikan studi. Rasa cemas Di dalam paper ini, individu yang akan ini jika tidak diselesaikan akan dapat dilihat skema UPR pribadinya disebut orang berpengaruh pada prestasi studi (Kiling & coba (OC). Proses penggalian skema UPR yang Bunga, 2014). Kajian tersebut memperlihatkan akan dijalani oleh OC ada 2 tahap, yakni pertama bahwa konseling memiliki benefit untuk asesmen data awal dengan interviu untuk mahasiswa atau individu dewasa awal, asal menanyakan komitmen, pengenalan awal dilakukan dengan sistematis dan mahasiswa terhadap konsep UPR, dan data singkat sendiri berminat untuk menggunakan layanan mengenai kehidupan individu. Tahap kedua konseling. Berdasarkan pengamatan penulis pada meliputi wawancara tertutup untuk mencari tahu 22 | Jurnal Psikologi Pendidikan & Konseling Vol. 2 No. 1 Juni 2016 terbentuknya skema UPR di dalam kehidupan Indonesia yang terletak di Salatiga. VAS OC. Pertanyaan yang digunakan adalah merupakan individu yang aktif dalam pertanyaan tertutup sehingga memudahkan kegiatan kerohanian. Di dalam aktivitas pemantauan skema proses. Pertanyaan disusun fisik, VAS rajin jogging setidaknya 2 kali oleh penulis dengan mempertimbangkan seminggu. beberapa poin penting yang disebutkan di bawah. Orang coba dua: Data awal dari OC satu dan OC dua akan dibahas Nama Inisial : MN di bawah. Jenis Kelamin : Perempuan Asesmen Awal Orang Coba Agama : Kristen Protestan Orang coba satu: Usia : 20 tahun Nama Inisial : VAS Pendidikan terakhir : SMA Jenis Kelamin : Perempuan Etnis : Jawa Agama : Kristen Protestan a. MN menyanggupi mengikuti kegiatan Usia : 18 tahun penggalian skema UPR dengan syarat Pendidikan terakhir : SMA tidak berbenturan dengan kegiatan Etnis : Batak, Tionghoa, Jawa perkuliahan. a. Ketika ditanyakan tentang komitmen b. MN sudah mengenal konsep UPR terlebih orang coba, VAS mengatakan bahwa dia dahulu dari perkuliahan konseling dan menyanggupi untuk mengikuti seluruh psikoterapi yang diikutinya di dalam studi proses dalam penggalian skema UPR ini. S1nya. b. Ketika dikenalkan dengan skema UPR, c. MN memiliki pemahaman bahwa UPR VAS tidak terkejut dan kesulitan untuk adalah pemberian penghargaan dari memahami karena VAS sendiri adalah penghargaan untuk menimbulkan sikap seorang mahasiswi Fakultas Psikologi. positif dari konseli. c. VAS memiliki pemahaman bahwa UPR d. MN adalah anak keempat dari lima adalah penerimaan konselor terhadap klien bersaudara. MN memiliki dua kakak tanpa syarat. perempuan, satu kakak laki-laki dan satu d. VAS adalah anak ketiga dari tiga adik laki-laki. MN lahir dan besar di kota bersaudara. VAS memiliki satu kakak Salatiga, Jawa Tengah dan menempuh perempuan dan satu kakak laki-laki. VAS pendidikan hingga jenjang perguruan lahir dan besar di kota Palembang, tinggi di kota tersebut. Dari orang tua, Sumatera Selatan serta mengenyam hanya ayah MN yang bekerja untuk pendidikan hingga SMA di kota tersebut. menafkahi keluarga, sehingga ibu MN Dari orang tua, ayah dan ibu VAS bekerja memiliki waktu penuh untuk walaupun ayah VAS sempat di-PHK membesarkan dan memberi perhatian pada sehingga kondisi keharmonisan keluarga kelima anaknya. MN tumbuh dengan sempat goyah. VAS tumbuh dengan kekangan dan larangan bergaul yang perhatian dan kasih sayang yang cukup cukup ketat sehingga MN menjadi sehingga menjadi individu yang aktif, dan individu yang sulit bergaul dalam prososial sehingga mudah bergaul dalam lingkungannya dan cenderung hanya lingkungannya. VAS memiliki tinggal di rumahnya saja ketika waktu kepribadian yang cukup ekstrovert senggang. MNsering mendapat tuntutan sehingga cepat beradaptasi. VAS lebih dalam hal akademis dengan tekanan merupakan mahasiswa yang memiliki ekstra bahwa kakak-kakaknya memiliki potensi tinggi, sehingga pada tahun nilai-nilai yang tinggi dan MN diharuskan pertamanya sudah menjadi juara 1 untuk sama bahkan melebihi prestasi dari Psychodebate yang diadakan Fakultas kakak-kakaknya. MN sendiri memiliki Psikologi UKSW. VAS juga merupakan prestasi akademis yang baik dan saat ini anggota dari Senat Mahasiswa Fakultas sedang menjabat sebagai ketua umum Psikologi UKSW dengan posisi sebagai Senat Mahasiswa Fakultas Psikologi magang bidang Profesional Skill. Dalam UKSW. MN baru aktif dalam kegiatan kehidupan spiritual, VAS merupakan ekstrakurikuler ketika menempuh majelis jemaat di Gereja Methodist perguruan tinggi. Dalam kehidupan Bunga, Kiling. Pengujian konsep psikoterapi... | 23 spiritual, MNmemiliki rutinitas beribadah 3. Apakah anda selalu menyertakan syarat tiap hari Minggu tanpa kegiatan spiritual untuk bisa menerima orang lain? (YEXIT; ekstra lainnya. MN mengakui bahwa di TQ2; konfirmasi penerimaan) dalam kehidupan spiritual sendiri, dia 4. Dalam berorganisasi, bisakah anda belum cukup konsisten dalam menerapkan mendengarkan pengalaman rekan anda tanpa ajaran agamanya dalam kehidupan sehari- keinginan untuk didengarkan terlebih dahulu? hari. Di dalam aktivitas fisik, MNtidak (YQ6;TQ7; cek pengalaman dalam memiliki olahraga tetap dan rutin sehingga organisasi) dia cenderung jarang beraktivitas fisik. 5. Apakah untuk memahami orang lain anda UPR adalah penerimaan dan pemahaman memiliki situasi dan kondisi yang harus atas pengalaman dan emosi individu tanpa dipenuhi terlebih dahulu? (YEXIT; TQ4; adanya kondisi ataupun ekspektasi. Definisi ini konfirmasi pemahaman) akan dipakai dalam penelusuran skema proses 6. Dapatkah anda memahami dan merespon sehingga penting bagi OC untuk memahami emosi dari anggota keluarga anda dengan tepat dengan benar definisi ini. Sebelum penelusuran dan tanpa harapan tertentu? (YQ8; TQ9; skema proses, OC telah ditanyai pendapatnya cek emosi dalam hubungan psikososial) terkait definisi UPR dan kemudian diberitahukan 7. Dalam Senat, pikiran anda harus definisi yang disusun penulis. OC kemudian didengarkan terlebih dahulu. (YEXIT; dipastikan telah menerima dan memahami TQ6; konfirmasi pengalaman organisasi) definisi operasional yang disebutkan di atas. 8. Anda merasa telah bisa memahami cara Poin penting dalam penyusunan skema mengajar dosen tanpa harus dipahami cara proses: Beberapa poin penting yang terkait belajar anda oleh dosen. (YUPR OK; dengan UPR serta penyusunan skema proses TQ10; cek pemahaman dalam pendidikan). adalah; 9. Anda berharap untuk bisa dipahami a. UPR terdapat dalam dunia pendidikan, emosinya sebelum memahami emosi slh pekerjaan, dan psikososial. seorang anggota keluarga anda. (YEXIT; b. Berdasarkan asesmen, pendidikan akan TQ8) dikaitkan dengan interaksi OC dan dosen. 10. Yang terpenting adalah dosen mengerti cara c. Pekerjaan akan dikaitkan dengan interaksi belajar anda terlebih dahulu daripada anda dalam Senat Mahasiswa, dan memahami cara mengajar dosen tersebut. d. Psikososial akan dikaitkan dengan (YEXIT; TUPR OK; konfirmasi interaksi OC dengan anggota keluarga. pemahaman dalam dunia pendidikan). e. Penerimaan. EXIT di sini maksudnya adalah tidak ada f. Pemahaman. pertanyaan lagi yang akan diajukan dan proses g. Emosi. telah selesai. Jika belum sampai pada EXIT atau h. Pengalaman. UPR OK, maka pertanyaan akan terus i. Tanpa syarat, kondisi, situasi, ekspektasi dilanjutkan sesuai dengan skema yang telah terlebih dahulu. diatur. Pertanyaan yang ada telah disusun Penerimaan, pemahaman, emosi, sedemikian rupa untuk memastikan konsep UPR pengalaman serta tanpa adanya syarat terlebih secara utuh dapat dilihat pada diri OC. dahulu merupakan kata-kata kunci yang Penyusunan dilakukan dengan memperhatikan membentuk konsep UPR secara utuh. Penekanan secara detil definisi operasional serta poin-poin terhadap kata-kata ini dibutuhkan untuk penting yang telah disebutkan sebelumnya. memastikan skema yang digali adalah UPR Alur hasil coba skema proses kepada sebenar-benarnya dan bukan konsep lain yang Orang Coba Satu: menyerempet maknanya. Y 2. Y 4. Y 6. T 9. Y = EXIT. Pertanyaan dalam Skema Proses : 1. Pernahkah anda menerima orang lain tanpa Alur hasil coba skema proses kepada syarat? (Y Q2; T Q3; cek penerimaan) Orang Coba Dua: 2. Dapatkah anda memahami orang lain tanpa Y 2. T 5. T 4. Y 6. T 9. Y = berada dalam kondisi tertentu? (Y Q4; EXIT. TQ5; cek pemahaman)
no reviews yet
Please Login to review.