174x Filetype PDF File size 0.24 MB Source: karyailmiah.unipasby.ac.id
LATIHAN AUTOGENIC RELAXATION SEBAGAI UPAYA MENURUNKAN KECEMASAN DALAM OLAHRAGA Yandika Fefrian Rosmi Universitas PGRI Adi Buana Surabaya Abstrak Tujuan dari artikel ini adalah untuk memberikan informasi tentang penanganan kecemasan melalui latihan autogenic relaxation. Kecemasan merupakan perasaan yang muncul yang diakibatkan oleh stressor, perasaan tertekan, ketakutan terhadap ancaman, yang sebenarnya tidak nyata. Kecemasan juga merupakan keadaan emosi yang ditandai dengan adanya gejala beban psikologis berupa ketegangan, ketakutan, stress, perasaan tertekan, kegelisahan, kekhawatiran, frustasi dan konflik batin yang tidak dimengerti penyebabnya baik yang nyata maupun hanya imajinasi. Untuk mencegah terjadinya kecemasan terdapat upaya yang efektif diantaranya adalah strategi relaksasi, strategi kognitif, dan strategi pengendalian diri. Berkenaan dengan strategi relaksasi, terdapat teknik relaksasi yang dipandang berpengaruh signifikan dalam pencegahan kecemasan yaitu teknik autogenic relaxation. Latihan Autogenic relaxation menekankan pemberian sugesti pada diri sendiri, walupun pada awal permulaan latihan, diperlukan instruksi-instruksi dari pelatih. Akan tetaapi setelah beberapa kali latihan, atlet harus bisa mensugesti dirinya sendiri dalam latihan relaksasi. Sugesti yang diberikan antaranya; (1) Lengan kanan (kiri) saya terasa berat, tungkai kanan (kiri) saya terasa berat. (2) Lengan kanan (kiri) saya terasa hangat, tungkai kanan (kiri) saya terasa hangat. (3) Denyut jantung saya tenang dan teratur. (4) Badan saya bernapas sendiri. (5) Solar plexus (perut) saya terasa hangat. (6) Dahi saya terasa sejuk. Kata kunci: latihan autogenic relaxation, kecemasan, olahraga PENDAHULUAN Olahraga merupakan sebuah tinjauan dari berbagai dimensi. Olahraga selain dimensi fisik olahraga juga dikaji dari dimensi psikis. Dimensi psikis atau jiwa dalam aktivitas jasmani dan olahraga merupakan bagian terpenting dalam penampilan seorang olahragawan. Beberapa keadaan psikologis yang terjadi pada olahragawan sangatlah kompleks. Kompleksitas tubuh manusia dalam menghadapi respon dan tekanan merupakan kondisi yang sering terjadi dalam aktivitas jasmani dan olahraga. Pentingnya pemanfaatan dimensi psikis dalam olahraga didasari fakta bahwa ada 3 unsur yang menentukan keberhasilan seorang atlet atau sebuah tim dalam pertandingan, 512 yaitu; fisik, teknik dan psikis. Faktor psikis merupakan faktor dalam tubuh manusia yang paling berperan pada saat pertandingan. Menurut Juliantine (2010) faktor mental mempengaruhi performa minimal 50%. Bahkan dalam berbagai penelitian olahraga disebutkan bahwa 80% kemenangan dalam pertandingan dipengaruhi olah faktor spikis. Artinya faktor psikis memunyai peranan yang paling peting dalam prestasi olahraga (Koni, 2013). Dari ungkapan tersebut, jelas bahwa dalam upaya mengejar prestasi olahraga tidaklah cukup dilakukan melalui pendekatan keterampilan dan fisik atlet, karena jiwa dan raga merupakan suatu kesatuan yang bersifat organis, maka mutlak perlu dilakukan dengan pendekatan psikologis. Dalam perkembangan psikologi olahraga cukup banyak gejala-gejala dalam olahraga yang perlu diselidiki para ahli psikologi olahraga, salah satunya anxiety (kecemasan). Kecemasan sebagai salah satu kajian psikologis yang unik dan menarik yang terjadi pada manusia dan olahragawan. Kejadian-kejadian yang penting dalam menghadapi, saat dan akhir pertandingan dalam olahraga sangat dipengaruhi oleh tingkatan kecemasan dari pelaku olahraga. Perasaan cemas diakibatkan karena bayangan sebelum pertandingan dan saat pertandingan, hal tersebut terjadi karena adanya tekanan-tekanan secara kejiwaan pada saat bermain dan sifat kompetisi olahraga yang didalamnya sarat dengan perubahan dari keadaan permainan ataupun kondisi alam yang membuat menurunnya kepercayaan diri dari penampilan olahragawan. Kegagalan para olahragawan kadang salah satunya karena adanya kurang mantapnya mental yang terjadi karena adanya jiwa pencemas. Perasaan cemas mengakibatkan terganggunya kemampuan individu atau tim dalam mengeluarkan segala kemampuan fisik yang dimilikinya. Dengan berbagai sebab kecemasan, pada akhirnya membuat kegagalan dalam pertandingan olahraga. Oleh karena itu diperlukan adanya latihan mental sebagai pendamping latihan fisik dan taktik. Latihan untuk mengurangi kecemasan atlet dapat dilakukan dengan berbagai macam metode. Antara lain metode yang dapat dilakukan adalah latihan autogenic relaxaation dan autogenic progressive muscle relaxation. Latihan otogenik-rilaksasi pada prinsipnya merupakan upaya untuk melakukan motivasi diri sendiri dalam bentuk sugesti positif terhadap diri sendiri. Latihan otogenik-rilaksasi berupaya untuk mengatur atlet agar mampu merespon positif terhadap tekanan-tekanan yang ada. Tujuan akhir dari latihan relaksasi ini adalah memperoleh respon relaksasi untuk mencegah stres dalam situasi yang khusus. Kemampuan ini memang membutuhkan berjam- jam latihan untuk menguasainya. Kebanyakan riset teknik ini telah memperivikasi respon relaksasi itu, seorang atlet yang belajar memperoleh respon relaksasi dengan prosedur ini dapat menurunkan tingkat kecemasan, arousal dan tegangan ototnya. Oleh karena itu tulisan ini bertujuan untuk menginformasikan bagaimana pengaruh latihan autogenic relaxation terhadap kecemasan olahraga. 513 PEMBAHASAN A. Konsep Kecemasan secara Umum 1. Pengertian Kecemasan Perasaan cemas atau anxiety, jika dilihat dari kata “anxiety” berarti perasaan tercekik. Kecemasan adalah kondisi fisiologis dan psikologis akibat rasa takut atau tertekan karena sesuatu yang tidak pasti. Menurut Setyobroto (2002) Kecemasan adalah suatu perasaan tidak berdaya, perasaan tidak aman, tanpa sebab yang jelas. Perasaan cemas dapat terjadi pada atlet waktu menghadapi keadaan tertentu, misalnya dalam menghadapi kompetisi yang memakan waktu panjang atau atlet tersebut mengalami kekalahan terus menerus. Menurut Levitt (Gunarsa, 2008) kecemasan adalah: ”Subjective feeling of apprehension and heigtens physiological arousal”. Maksudnya bahwa kecemasan disebabkan oleh suatu ancaman yang sifatnya umum dan subjektif. Menurut Dominikus, et al (2009) kecemasan adalah situasi saat seseorang merasa gugup dan tertekan karena tidak seimbangannya kemampuan yang dimiliki dengan tuntutan lingkungan. Dalam pertandingan, kecemasan terlihat dari ketidak seusuaian kemampuan yang dimiliki dengan penampilan Weinberg & Gold (2007) mendefinisikan kecemasan adalah sebuah perasaan negatif yang memiliki ciri gugup, rasa gelisah, ketakutan akan sesuatu yang akan terjadi, dan yang terjadi pergerakan atau kegairahan dalam tubuh. Kecemasan memiliki tiga komponen, yaitu emosi, kognisi dan perilaku. Emosi berkaitan dengan perasaan negatif yang muncul, misalnya perasaan takut, tertekan, tidak enak, tersiksa, ingin melarikan diri dan sebagainya. Kognisi berkaitan dengan pikiran negatif yang muncul, misalnya rasanya tidak bisa main hari ini, tidak akan menang dalam pertandingan, pasti kalah dalam perlombaan, dan berbagai pikiran negatif lainnya. Kecemasan selalu berhubungan dengan self-talk yang negatif. Perilaku, biasanya orang yang merasa cemas menunjukkan perilaku tertentu, misalnya gugup, tidak bisa tidur, gemetar, berjalan mondar-mandir, dan sebagainya. Pada atlet profesional sekalipun, juga akan merasakan cemas tetapi bedanya atlet tersebut dapat mengontrol kecemasan tersebut sehingga tidak terlalu mempengaruhi perasaan, pikiran maupun perilakunya. Kecemasan merupakan salah satu aspek pemicu stress dan depresi sekaligus. Dalam konsep umum, kecemasan dipahami sebagai ketakutan atau perasaan gugup. Menurut Hawari (2001) kecemasan adalah gangguan yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan. Menurut Semium (2010) kecemasan adalah perasaan tidak aman yang berkembang dalam individu yang disebabkan oleh situasi-situasi lingkungan yang rupanya tidak berbahaya atau hanya sedikit menekan. Menurut Alim (2010) kecemasan merupakan suatu respon dari pengalaman yang dirasa tidak menyenangkan dan diikuti perasaan gelisah, khawatir, dan takut. Kecemasan merupakan aspek subjektif dari emosi seseorang karena melibatkan faktor perasaan yang tidak menyenangkan yang sifatnya subjektif dan timbul karena 514 menghadapi tegangan, ancaman kegagalan, perasaan tidak aman dan konflik dan biasanya individu tidak menyadari dengan jelas apa yang menyebabkan dirinya mengalami kecemasan. Dari berbagai pendapat di atas berkaitan dengan kecemasan, dapat disimpulkan bahwa kecemasan merupakan perasaan yang muncul yang diakibatkan oleh stressor, perasaan tertekan, ketakutan terhadap ancaman, yang sebenarnya tidak nyata dan kecemasan memiliki tiga komponen, yaitu emosi, kognisi dan perilaku.. Dengan kata lain Kecemasan juga merupakan keadaan emosi yang ditandai dengan adanya gejala beban psikologis berupa ketegangan, ketakutan, stress, perasaan tertekan, kegelisahan, kekhawatiran, frustasi dan konflik batin yang tidak dimengerti penyebabnya baik yang nyata maupun hanya imajinasi. 2. Macam-macam Kecemasan Menurut Dumadi (2004) dibedakannya beberapa jenis kecemasan ditinjau dari bagaimana terjadinya kecemasan, yakni; (1) Kecemasan yang conditioned (ada hubungannya dengan pengalaman masa lalu). (2) Kecemasan karena kekurangannya keterampilan. (3) Kecemasan karena pernyataan diri yang menimbulkan kecemasan. (4) Kecemasan karena tindakan yang dilakukannya sendiri misalnya, tuntutan yang terlalu tinggi atas diri sendiri. (5) Kecemasan yang dikarenakan lingkungan fisik atau sosial yang gawat, misalnya orang tua atau pelatih yang kurang bijaksana. Menurut Spielberger (Gunarsa, 2008) kecemasan dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu: 1) Kecemasan sebagai suatu sifat (trait anxiety), yaitu kecenderungan pada diri seseorang merasa terancam oleh sejumlah kondisi yang sebenarnya tidak berbahaya. 2) Kecemasan sebagai suatu keadaan (state anxiety), yaitu suatu keadaan atau kondisi emosional sementara pada diri seseorang yang ditandai dengan perasaan tegang dan kekhawatiran, bersifat subjektif dan meningginya aktivitas sistem syaraf otonom. Dalam olahraga jenis kecemasan yang bisa diminimalisir adalah kecemasan sebagai suatu keadaan (state anxiety), sedangkan kecemasan sebagai suatu sifat (trait anxiety) yang merupakan bagian dari kepribadian orang sulit untuk diminimalisir karena merupakan bawaan sejak lahir. Menurut Gunarsa (2008) yang membedakan kecemasan menjadi 3 yaitu: 1) Cemas obyektif (objective anxiety) yaitu cemas yang timbul karena sejak lahir seseorang sudah dihadapkan pada keadaan yang bersikap menekan. 2) Cemas penyakit (neurotic anxiety) yaitu kecemasan yang dialami seseorang yang pernah mengalami pengalaman yang menakutkan pada situasi serupa sehingga seseorang mengalami trauma bila dihadapkan pada situasi yang tidak menyenangkan dan kecemasan ini dapat juga timbul karena akibat yang mungkin timbul jika tuntutan yang dihadapi tidak terpenuhi, akibatnya seseorang selalu 515
no reviews yet
Please Login to review.