195x Filetype PDF File size 0.29 MB Source: digilib.esaunggul.ac.id
EFEKTIVITAS BUTEYKO BREATHING TECHNIQUE DAN PURSED LIP BREATHING TECHNIQUE TERHADAP PENINGKATAN NILAI ARUS PUNCAK EKSPIRASI PADA ASMA Abdurrasyid, SSt.Ft,M.Fis, Wismanto, S.Ft,S.Pd,M.Fis, Rofi’atul Munawwiroh Fakultas Fisioterapi Universitas Esa Unggul Jakarta Jl. Arjuna Utara No. 9, Jakarta Abstrak Tujuan: Untuk mengetahui perbedaan efektivitas buteyko breathing technique dan pursed lip breathing technique terhadap nilai arus puncak ekspirasi pada asma. Metode: Penelitian ini bersifat quasi experiment dengan pre test-post test design untuk mengetahui perbedaan suatu latihan yang diberikan terhadap objek penelitian. Sampel dikelompokkan menjadi kelompok perlakuan I terdiri dari 7 orang dengan latihan Buteyko Breathing Technique serta kelompok perlakuan II terdiri dari 7 orang dengan latihan Pursed Lip Breathing Technique. Hasil: Hasil uji normalitas didapatkan data berdistribusi normal, sedangkan uji homogenitas didapatkan data memiliki varian yang homogen. Pada hipotesis 1 nilai sebelum latihan 191,43±29,681 dan nilai sesudah latihan yaitu 420,00±60,00 dengan nilai p = 0,001. Pada hipotesis 2 nilai sebelum latihan 200,00±36,515 dan nilai sesudah latihan yaitu 350,00±72,111 dengan nilai p = 0,001. Pada hasil uji hipotesa 3 menunjukkan nilai mean selisih 1 yaitu 2287,57+41,404 dan nilai selisih 2 yaitu 150,00+39,158 dengan nilai p = 0,003. Kesimpulan: Buteyko Breathing Technique lebih signifikan dalam meningkatkan arus puncak ekspirasi dibandingkan Pursed Lip Breathing Technique, dan dapat dijadikan sebagai acuan klinis. Kata Kunci : Arus Puncak Ekspirasi, Buteyko Breathing Technique, Pursed Lip Breathing Technique. EFFECTIVENESS OF BUTEYKO BREATHING TECHNIQUE AND PURSED LIP BREATHING TECHNIQUE IN IMPROVING PEAK EXPIRATORY FLOW RATE IN PATIENTS WITH ASTHMA Abdurrasyid, SSt.Ft,M.Fis, Wismanto, S.Ft,S.Pd,M.Fis, Rofi’atul Munawwiroh Fakultas Fisioterapi Universitas Esa Unggul Jakarta Jl. Arjuna Utara No. 9, Jakarta ABSTRACT Purpose: This study aims to determine the the differences effectiveness of Buteyko Breathing Technique and Pursed Lip Breathing Technique in improving Peak Expiratory Flow Rate (PEFR). Method: This study is a research experiment with pre test-post test design to know the difference of a given exercise of the research object. Samples are grouped into the treatment group I consists of 7 people with Buteyko Breathing Technique as well as the treatment group II consisted of 7 people with Pursed Lip Breathing Technique. Result: normality test result normality of the data found, and homogenity test resulting homogenity of the variance found. In hypotheses 1 before exercise 191,43±29,681 and value after exrcise 420,00±60,00 with p-value 0,001. In hypotheses 2 before exercise 200,00±36,515 and after exercise 350,00±72,111 with p-value 0,001. The test hypothesis 3 the show mean difference on h1 is 2287,57+41,404 and mean difference on h2 is 150,00+39,158 in p value = 0,003. Conclusion: Buteyko breathing technique more significant in improving peak expiratory flow rate than pursed lip breathing technique, and can be used as a clinical reference. Keywords: Peak Expiratory Flow Rate, Buteyko Breathing Technique, Pursed Lip Breathing Technique. Pendahuluan vitahealth, tingkat ozon naik hingga Saat ini kita hidup di zaman yang 73%, kenaikan yang terjadi ini semakin berkembang, banyak inovasi memperburuk kualitas udara, yang telah bermunculan. Hal ini banyaknya polusi menyebabkan memberikan bebagai dampak, baik masalah pernapasan orang banyak positif maupun negatif. Dalam segi yang memungkinkan dalam dekade negatifnya yaitu banyaknya berikutnya akan memiliki efek yang pembangunan, perindustrian yang merugikan kesehatan seperti penyakit menghasilkan limbah yang tidak yang mengganggu pernapasan sedikit membuat kualitas lingkungan khususnya asma. Asma masih semakin buruk, baik itu air, tanah, menjadi masalah kesehatan maupun udara. Menurut laman masyarakat yang serius di seluruh dunia. Prevalensi asma telah meningkat secara signifikan sejak ekspirasi puncak (APE). Asma juga 1970-an. Pada 2010, ada sekitar 300 dapat diklasifikasikan sebagai : asma juta yang mengidap asma di seluruh atopik (ekstrinsik) atau asma non dunia. Pada tahun 2009 asma telah atopik (instrinsik) (Andri P, 2012). menyebabkan 250.000 kematian Pada asma orang sering menilai secara global (Andri P, 2012). bahwa penyakit tersebut dikarenakan Menurut laporan WHO (World kurangnya oksigen yang masuk Health Organization) tahun 2013, saat sehingga mereka mengira inspirasi ini sekitar 235 juta penduuk dunia mereka lah yang terbatas, namun terkena penyakit asma. BRFSS sebenarnya pada penderita asma, (behavioral Risk Factor Surveillance ekspirasi mereka lah yang menurun Survey) tahun 2002 – 2007 sehingga menyebabkan banyaknya melaporkan di florida prevalensi udara yang terjebak di alveoli dan asma dewasa sebanyak 10,7% semakin memperparah gejala asma (BFRSS, 2008). Asma menurut tersebut. Hal ini dapat diketahui survey kesehatan rumah tangga melalui pemeriksaan arus puncak (SKRT) 1986 menduduki urutan ekspirasi. kelima dari 10 penyebab kesakitan Arus puncak ekspirasi adalah laju (PDPI, 2006). Penderita asma di aliran maksimum yang dihasilkan Indonesia sebesar 7,7% dengan selama pernafasan kuat, mulai dari rincian laki-laki 9,2% dan perempuan inflasi paru-paru penuh. laju aliran 6,6% (PDPI, 2006). puncak mencerminkan aliran saluran Asma adalah penyakit inflamatori udara yang besar dan tergantung pada kronis saluran napas yang ditandai upaya kekuatan otot pasien. Pada dengan simtom variabel dan berulang, orang asma, saat nilai APE menurun obstruksi udara reversibel dan maka hal ini menunjukkan keadaan bronkospasm. Simtomnya meliputi seseorang tersebut sedang dalam mengi, batuk, sesak napas, dan sesak eksaserbasi atau tanda awal dari dada. Secara klinis, asma eksaserbasi. Hal ini menunjukkan diklasifikasikan menurut : frekuensi adanya obstruksi saluran pernapasan simtom, volume ekspirasi paksa yang apabila dibiarkan atau tidak dalam 1 detik (FEV1) dan laju aliran dikontrol maka akan menyebabkan udara yang terjebak di paru akan hembuskan (cowie et al, 2008). bertambah sehingga pertukaran gas di Konsep buteyko memahami secara alveoli akan terganggu, hal ini akan fisiologis bahwa dasar penyebab dari menimbulkan efek buruk pada penyakit asma adalah kebiasaan jantung, otot pernapasan lelah bernapas secara berlebihan yang tidak (fatigue) dan selanjutnya terjadi gagal disadari sehingga menyebabkan napas. Walaupun asma merupakan defisiensi oksigen, maka dengan penyakit reversibel yang tidak bisa di dilakukannya teknik pernapasan hilangkan namun bisa di kurangi buteyko ini bertujuan mengatasi gejala dan tingkat kekambuhannya, masalah penurunan kadar CO2 agar dalam hal ini fisioterapi juga memiliki kembali pada kadar normal sehingga peran. akan terjadi efek relaksasi pada otot Menurut PERMENKES NO 80 polos bronkus dan terbukalah jalan TAHUN 2013, Fisioterapi adalah napas (Dupler,2012). Hal ini akan bentuk pelayanan kesehatan yang membantu dalam meningkatkan nilai ditujukan kepada individu dan/atau arus puncak ekspirasi pada penderita kelompok untuk mengembangkan, asma tersebut. Oksigenasi yang lancar memelihara dan memulihkan gerak juga akan menurunkan kejadian dan fungsi tubuh sepanjang rentang hipoksia, hiperventilasi dan apnea kehidupan dengan menggunakan saat tidur pada penderita asma. penanganan secara manual, Pursed lip breathing technique peningkatan gerak, peralatan (fisik, Pursed lip breathing ialah latihan elektroterapeutis dan mekanis) pernapasan yang bertujuan untuk pelatihan fungsi, komunikasi. mengeluarkan udara (ekshalasi secara Buteyko breathing technique lambat melalui mulut dengan bibir Buteyko breathing technique mengerucut atau seperti bersiul), merupakan sistem latihan pernapasan latihan pernapasan ini terdiri dari dan perubahan perilaku yang latihan dan paktik pernapasan yang dimaksudkan untuk meningkatkan dimanfaatkan untuk mencapai kesehatan dengan mengubah ventilasi yang lebih terkontrol, efisien keseimbangan oksigen dan dan mengurangi kerja bernapas karbondioksida dalam udara yang di (smeltzer&bare, 2013). Pernapasan
no reviews yet
Please Login to review.