jagomart
digital resources
picture1_Abc Analysis Pdf 85934 | 187479 Id None


 159x       Filetype PDF       File size 0.32 MB       Source: media.neliti.com


File: Abc Analysis Pdf 85934 | 187479 Id None
perbaikan tata letak penempatan barang di warehouse benang menggunakan metode abc analysis pada pt apparel one indonesia semarang afrizal eka rahmadhika naniek utami handayani program studi teknik industri fakultas teknik ...

icon picture PDF Filetype PDF | Posted on 14 Sep 2022 | 3 years ago
Partial capture of text on file.
                                 PERBAIKAN TATA LETAK PENEMPATAN BARANG DI 
                      WAREHOUSE BENANG MENGGUNAKAN METODE ABC ANALYSIS 
                                    PADA PT APPAREL ONE INDONESIA SEMARANG 
                                                                                
                                            Afrizal Eka Rahmadhika, Naniek Utami Handayani*) 
                                          Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro 
                                                      Jl. Prof. Soedarto, SH Tembalang Semarang 50239  
                                                                     Telp. (024) 7460052 
                                                                                
                                                                          ABSTRAK 
                                                                                
                  Penelitian ini dilakukan di PT Apparel One Indonesia (AOI), yaitu perusahaan yang bergerak di bidang garmen 
                  dengan memproduksi pakaian olahraga. Tujuan dari penelitian ini untuk mengusulkan perbaikan pada tata letak 
                  penempatan barang di gudang benang dengan menggunakan metode ABC analysis. Hal ini dilakukan karena 
                  prinsip penataan barang similarity yang ada saat ini menjadikan barang yang sering digunakan justru terletak 
                  cukup jauh dari tempat operator berada. Jenis benang yang disimpan dalam warehouse benang ada Epic, Gramax, 
                  Saba C, Seamsoft, Sylco, dan Sabatex dengan ukuran yang berbeda-beda. Metode ABC analysis membagi barang 
                  menjadi tiga kelompok yakni kelas A yang paling dekat dengan akses keluar-masuk, kelas B berada diantara kelas A 
                  dan C, sedangkan kelas C berada pada area yang paling jauh dari akses keluar-masuk. Metode ABC analysis 
                  menjadikan barang-barang yang tingkat pemakaiannya tinggi diletakkan dekat dengan dimana operator berada. 
                  Hasil dari penerapan metode ABC analysis ini dapat menambah kapasitas gudang menjadi 402 slot kotak yang 
                  awalnya  399  slot  kotak  dengan  maksimal  tujuh  tumpukan  dan  dapat  meminimasi  jarak  perpindahan  operator 
                  sampai sebanyak 8,9 meter.  
                       
                  Kata kunci: ABC Analysis, Gudang Benang, Tata Letak. 
                       
                                                                         ABSTRACT 
                                                                                
                  [Layout Improvement in the Placement of Goods in Warehouse of Thread Using ABC Analysis Method in PT 
                  Apparel One Indonesia Semarang]. This research was conducted at PT Apparel One Indonesia (AOI), a company 
                  engaged in the manufacture sportswear garments. The aim of this study was to propose improvements to the layout 
                  of the placement of goods in the warehouse of thread using the ABC method of analysis. This is done because the 
                  structuring principle of similarity of goods that exist today make frequently used items actually located quite far 
                  from where the operator is located. Type of thread stored in warehouses there are Epic, Gramax, Saba C, Seamsoft, 
                  Sylco, and Sabatex with different sizes. Methods ABC analysis divides items into three groups, namely class A 
                  closest to the access in and out of, class B is between class A and C, while class C is at the most distant areas of 
                  access in and out. ABC method of analysis makes the goods of high usage level is placed close to where the operator 
                  is located. Results of the application on this ABC analysis method can increase warehouse capacity to 402 slots 
                  were originally 399 slot box with a maximum of seven stacks of boxes and can minimize the displacement distance 
                  operator up as much as 8.9 meters. 
                       
                  Keyword: ABC Analysis, Warehouse of Thread, Layout 
                       
           1.  Pendahuluan                                                       garmen  dengan  memproduksi  pakaian  olahraga  yang  dapat 
               Menurut Purnomo (2004) gudang atau storage merupakan              berupa baju, kaos, jaket, dan celana. Perusahaan ini sendiri 
           tempat  menyimpan  barang  baik  bahan  baku  yang  akan              terletak pada lokasi Kawasan Industri Tugu Wijaya Semarang.  
           dilakukan proses manufaktur, maupun barang jadi yang siap             PT  AOI  ini  berada  dalam  naungan  Bina  Busana  Internusa 
           dipasarkan.  Sedangkan  pergudangan  tidak  hanya  kegiatan           Group yang  merupakan bidang  usaha  garmen  dari  Triputra 
           penyimpanan  barang  saja,  melainkan  proses  penanganan             Group. Perusahaan ini memiliki 47 line produksi yang terbagi 
           barang    mulai    dari    penerimaan     barang,   pencatatan,       ke  dalam  dua  lantai  produksi,  20  line  pada  lantai  produksi 
           penyimpanan,  pemilihan,  penyortiran,  pelabelan,  sampai            bawah, sedangkan 27 line terdapat pada lantai produksi atas 
           dengan  proses  pengiriman  barang.  Dilihat  dari  fungsi  dan       dan seluruh produk yang dihasilkannya diekspor ke berbagai 
           peran  yang  dimiliki,  gudang  memiliki  dasar-dasar  aktivitas      negara. 
           pergudangan  secara  umum.  Aktivitas-aktivitas  tersebut                Tingginya tingkat permintaan akan ekspor ke luar negeri 
           diantaranya:  Receiving,  Prepackaging,  Put  Away,  Storage,         menjadikan  PT  Apparel  One  Indonesia  (AOI)  harus 
           Oder picking, Packaging and/or picking, Sortation, Unitizing          menetapkan  lead  time  yang  cukup  panjang  karena 
           and Shipping (Frazelle, 2002).                                        mempertimbangkan lamanya pengiriman bahan baku (untuk 
               PT  Apparel  One  Indonesia  (AOI)  adalah  salah  satu           yang impor), serta tidak konsistennya output produksi (karena 
           perusahaan  terbesar  di  Indonesia  yang  bergerak  di  bidang       bukan  mesin)  dan  lamanya  pengiriman  finished  product  ke 
               *) Penulis, Penanggung Jawab 
           negara  tujuan.  Karena  AOI  ini  adalah  perusahaan  garmen      (Frazelle,  2002).  Aktivitas-aktivitas  ini  diuraikan  sebagai 
           yang  tentunya  membutuhkan  benang  untuk  setiap  proses         berikut (Frazelle, 2002): 
           produksinya (sewing), sehingga dalam hal ini AOI harus dapat       a.  Receiving:   Merupakan  sekumpulan  aktivitas        yang 
           mengatur  stok  benang  yang  tepat  agar  proses  produksi           termasuk  didalamnya  yaitu:  (a)  Penerimaan  order  dari 
           (sewing) dapat terus berjalan dan menghindari terjadinya stock        seluruh material yang datang ke gudang. (b) Memberikan 
           outs (Liu, 2004).                                                     jaminan bahwa jumlah dan kualitas barang yang dipesan 
              Penyusunan layout warehouse yang diterapkan saat ini di            sesuai  dengan  keinginan.  (c)  Membagi  material  untuk 
           warehouse  benang  AOI  menggunakan  prinsip  similarity.             disimpan  atau  untuk  keperluan  fungsi  produksi  yang 
           Prinsip  ini  mengelompokkan  barang  yang  sama,  mirip  atau        membutuhkan. 
           sejenis dan ditempatkan secara berdekatan (Tompkins et al,         b.  Prepackaging:  Fungsi  ini  dibentuk  dalam  suatu  gudang 
           2010).  Penggunaan  prinsip  similarity  ini  menjadikan              apabila produk diterima dalam jumlah besar dari supplier 
           pencarian  dan  pengambilan  barang  menjadi  lebih  jauh  dan        dan  selanjutnya  dipisah  menjadi  kemasan  tunggal  atau 
           lama,  karena  barang  yang  dicari  letaknya  terpisah  dan          dalam bentuk-bentuk yang jumlahnya lebih kecil 5. 
           berjauhan. Hal ini dapat berdampak pada terganggunya proses        c.  Put  away:  Suatu  tindakan  penempatan  barang  setelah 
           produksi  karena  harus  menunggu  datangnya  benang  dan             diterima  dan  didata.  Penempatan  barang  pada  gudang 
           dilakukannya setup. Selain itu juga terjadi penumpukan stok           tergantung  kebijakan  masing  ±  masing  gudang  baik 
           karena sulitnya mencari barang sehingga dilakukan pembelian           diklasifikasikan berdasar jenis barang ataupun tidak. 
           barang yang mungkin masih terdapat dalam stok. Pada contoh         d.  Storage:  Aktivitas  menempatkan  barang  dalam  suatu 
           kasus  berikut  ini  pengambilan  benang  jenis  Gramax  160          tempat  fisik  ketika  barang  tersebut  sedang  menunggu 
           (benang  yang sering dipakai)  mengharuskan operator untuk            untuk dikeluarkan dari gudang. 
           mencari  dan  mengambil  pada  lorong  keempat  dan  kelima        e.  Order   picking:   Proses    pemindahan     barang    dari 
           yang mana lorong tersebut letaknya jauh dari lokasi operator          penyimpanan  untuk  memenuhi  kebutuhan  yang  spesifik 
           berada,  dibandingkan  dengan  mengambil  benang  jenis               sesuai dengan pesanan dari konsumen. 
           Gramax  080  yang  jarang  dipakai.  Maka  dari  itu  perlu        f.  Packaging and/or picking: Aktivitas pilihan setelah proses 
           dilakukan  penataan  kembali  layout  warehouse  benang  agar         pengambilan.  Sebagaimana  dalam  fungsi  pengemasan 
           pencarian barang menjadi lebih efisien.                               awal, produk individu atau kemasan tunggal ditempatkan 
              Adapun  tujuan  dari  penelitian  ini  adalah  untuk               dalam  kotak-kotak  besar  untuk  memudahkan  aktivitas 
           mengusulkan perbaikan pada tata letak penempatan barang di            pemindahan berikutnya. 
           gudang benang dengan menggunakan metode ABC analysis.              g.  Sortation:  Kegiatan  penyelesaian  atau  pemilihan  dari 
           Langkah      awal     yang     dilakukan     yaitu    dengan          batch  dalam  bentuk  order  tunggal  dan  akumulasi  dari 
           mengklasifikasikan  kardus  benang  dengan  menggunakan               pengambilan distribusi untuk memenuhi permintaan yang 
           metode    ABC  analysis,      kemudian    merancang     ulang         harus  dikerjakan  ketika  permintaan  itu  lebih  dari  satu 
           penempatan  kardus  benang  yang  telah  diklasifikasikan             produk  dan  akumulasi  ada  tidak  sesuai  dengan 
           tersebut, dan yang terakhir adalah merancang layout gudang            pengambilan yang dilakukan. 
           berdasarkan hasil perhitungan metode ABC analysis.                 h.  Unitizing  and  shipping:  Ada  beberapa  aktivitas  yang 
                                                                                 termasuk  dalam  unitizing  dan  shipping  diantaranya 
           2.  Tinjauan Pustaka                                                  (Frazelle, 2002): 
           2.1 Pengertian Gudang                                                  x    Pengecekan kelengkapan order barang. 
              Menurut Purnomo (2004) gudang atau storage merupakan                x    Pengemasan barang untuk memudahkan pengiriman 
           tempat  menyimpan  barang  baik  bahan  baku  yang  akan                    dalam container. 
           dilakukan proses manufaktur, maupun barang jadi yang siap              x    Persiapan dokumen pengiriman. 
           dipasarkan.  Sedangkan  pergudangan  tidak  hanya  kegiatan            x    Penimbangan  muatan  untuk  menentukan  biaya 
           penyimpanan  barang  saja,  melainkan  proses  penanganan                   pengiriman. 
           barang    mulai   dari   penerimaan     barang,   pencatatan,          x    Penjumlahan order. 
           penyimpanan,  pemilihan,  penyortiran,  pelabelan,  sampai             x    Pemuatan pada truk. 
           dengan proses pengiriman barang.                                       
              Sistem  produksi  tepat  waktu  akan  menjadikan  operasi       2.3 Perencanaan Fasilitas Layout Gudang 
           pergudangan  seperti  proses  penerimaan  barang,  pencatatan         Pengembangan  terhadap  layout  warehouse  merupakan 
           dan  proses  pergudangan  lainnya  dilakukan  seefektif  dan       proyek  yang  kompleks  karena  layout  tersebut  memiliki 
           seakurat mungkin. Empat hal utama dalam pergudangan yang           batasan-batasan seperti (1) ukuran dan ruang untuk kolom, (2) 
           saling terkait dan sangat penting antara lain (Purnomo, 2004):     arah  dan  ukuran  tempat  penerimaan,  (3)  Tinggi  plafon,  (4) 
             1.   Transportasi.                                               Lokasi  tempat  penerimaan  dan  pengiriman,  (5)  Bentuk 
             2.   Produksi.                                                   bangunan, kondisi tanah, dan bentuknya, (6) kondisi geografik 
             3.   Pelayanan pelanggan.                                        (Mulcahy, 1994). 
             4.   Biaya logistik.                                                Perencanaan  untuk  peralatan  layout  fasilitas  untuk 
                                                                              bangunan  yang  sudah  ada  merupakan  pekerjaan  yang  lebih 
           2.2 Kualitas yang Dirasakan                                        rumit  karena  rak  dan  alat  pemindahan  bahan  harus  sesuai 
              Dilihat  dari  fungsi  dan  peran  yang  dimiliki,  gudang      dengan  bangunan.  Sebuah  bangunan  yang  sudah  ada 
           memiliki  dasar-dasar  aktivitas  pergudangan  secara  umum        mempunyai  beberapa  konstrain  terhadap  layout  peralatan, 
                                                                              beberapa  diantaranya:  (1)  ukuran  dan  jarak  antar  kolom 
             bangunan, (2) Arah bentangan, (3) tinggi 8 langit-langit, (4)                 pengklasifikasian produk ke dalam tiga kategori berdasarkan 
             tinggi  dan  lokasis  pintu,  (5)  kondisi  lantai,  (6)  lokasi  truck       nilai guna mereka (Liu et al, 2015; Gubala, 1998). Penelitian 
             yard,  (7)  area  kantor  dan  pendukung  lainnya,  (8)  lokasi               ini menggunakan metode ABC analysis karena pada metode 
             sumber listrik dan air, (9) penghalang yang ada.                              tersebut  memperhatikan  frekuensi  penggunaan  dari  benang-
                 Selama  proses  layout  peralatan,  kolom  bangunan  muat                 benang  yang  disimpan.  Hal  ini  disebut  juga  dengan  fast 
             dengan ruang antar bagian rak. Untuk merancang pengaturan                     movers dan slow movers (Tompkins et al, 2010). 
             dar  rak  maka  harus  memperlihatkan  jarak  antar  kolom  dan                   Langkah selanjutnya adalah dengan melakukan pembuatan 
             dapat menyediakan lintasan yang memadai untuk pemindahan                      layout  baru dari warehouse benang serta analisa dari layout 
             bahan (Mulcahy, 1994).                                                        baru yang telah dibuat tersebut. 
                                                                                                
             2.4 Metode ABC Analysis                                                       4.  Hasil dan Pembahasan 
                 Pengklasifikasian  item  logistik  ini  bertujuan  untuk                      Data  inventory  serta  jumla  pemakaian  dari  tiap  ±  tiap 
             membedakan item logistik yang sangat penting, penting, dan                    benang dapat dilihat pada tabel 1. 
             tidak  terlalu  penting.  Menurut  Partovi  dan  Anandarajan                          Tabel 1. Data Inventory dan Jumlah Pemakaian 
             (2002) item logistik yang diklasifikasikan menjadi kelompok                                   Jenis        Inventory           Frekuensi 
             A adalah item yang berjumlah sedikit yang berada di urutan                         No.       Benang          (Unit)        Pemakaian (Unit) 
             teratas   pada  daftar  yang  mengontrol  mayoritas  total                                   Gramax 
             pengeluaran  tahunan.  Item  yang  diklasifikasikan  menjadi                         1         160           120220              12860 
             kelompok B adalah item dengan penilaian yang cukup tinggi,                                   Gramax 
             dan item yang diklasifikasikan sebagai kelompok C ialah item                         2         080           20358                963 
             yang  berada  di  uratan  bawah  pada  daftar  yang  mengontrol                      3      Epic 120         137374              14382 
             porsi pengeluaran tahunan yang relative kecil. 
                 Klasifikasi  dilakukan  berdasarkan  nilai  penggunaan  per                      4      Seamsoft          2538                275 
             tahun  tiap  item  logistik.  Kelompok  A  mempunyai  item                           5     Saba C 120         9372                1012 
             sebanyak  10%  dari  total  banyaknya  item  dengan  total                           6     Saba C 150         7382                3740 
             penggunaan  tiap  tahunnya  sebanyak  70%  dari  total 
             penggunaan  per  tahun  untuk  seluruh  item.  Kelompok  B                           7       Sabatex         15529                4795 
             mempunyai  item  sebanyak  20%  dari  total  banyaknya  item                         8        Sylco           5150                2690 
             dengan  total  penggunaan  tiap  tahunnya  sebanyak  20%  dari                               Gramax 
             total penggunaan per tahun untuk seluruh item. Kelompok C                            9         140            9935                122 
             mempunyai  item  sebanyak  70%  dari  total  banyaknya  item                               Total             327858              40839 
             dengan  total  penggunaan  tiap  tahunnya  sebanyak  10%  dari                 
             total  penggunaan  per  tahun  untuk  seluruh  item.  Nilai                   Rekap dari data inventory beserta jumlah pemakaian dari tiap±
             prosentase  ini  dapat  diubah  sesuai  dengan  kebijakan                     tiap benang setelah dilakukan pengurutan berdasarkan benang 
             perusahaan.                                                                   yang paling sering digunakan dapat dilihat pada tabel 2. 
                                                                                               Tabel 2. Data Pemakaian Benang Berdasar Pemakaian 
             3.  Metode                                                                                                  Terbesar 
                 Penelitian     dimulai     dengan      merumuskan        masalah, 
             kemudian  menentukan  tujuan  penelitian  perancangan  ulang                       No.        Jenis        Inventory           Frekuensi 
             penempatan kardus benang pada warehoese benang PT. AOI.                                      Benang          (Unit)        Pemakaian (Unit) 
             Selanjutnya dilakukan studi pustaka berkaitan dengan metode                          1      Epic 120         137374              14382 
             yang sesuai, wawancara dengan pihak terkait seperti operator                                 Gramax 
             penjaga  warehouse  serta  studi  lapangan  dengan  melakukan                        2         160           120220              12860 
             pengamatan  langsung  pada  warehouse  benang.  Data  yang                           3       Sabatex         15529                4795 
             dihasilkan  dari  pengumpulan  data  adalah  data  input  dan 
             output  benang,  data  inventori  benang  dan  data  pemesanan                       4     Saba C 150         7382                3740 
             benang Periode Juni - Agustus 2015.                                                  5        Sylco           5150                2690 
                 Peneliti  menggunakan  metode  ABC  dalam  pengolahan                            6     Saba C 120         9372                1012 
             data. Metode ABC digunakan untuk pengklasifikasian kardus                                    Gramax 
             benang yang didasarkan pada aliran perpindahan (moving) dan                          7         080           20358                963 
             tingkat  kepentingan  (popularity).  Menurut  Partovi  dan                           8      Seamsoft          2538                275 
             Anandarajan  (2002)  item  logistik  yang  diklasifikasikan 
             menjadi kelompok A adalah item yang berjumlah sedikit yang                           9       Gramax           9935                122 
             berada  di  urutan  teratas  pada  daftar  yang  mengontrol                                    140 
             mayoritas      total    pengeluaran       tahunan.      Item      yang                     Total            327,858              40839 
             diklasifikasikan  menjadi  kelompok  B  adalah  item  dengan                   
             penilaian yang cukup tinggi, dan item yang diklasifikasikan                       Usulan perbaikan perencanaan pola peletakan benang pada 
             sebagai kelompok C ialah item yang berada di uratan bawah                     warehouse benang PT Apparel One Indonesia akan dilakukan 
             pada daftar yang mengontrol porsi pengeluaran tahunan yang                    dengan  menggunakan  prinsip  popularity.  Pada  prinsip 
             relatif  kecil.  Metode  ABC  analysis  merupakan  metode                     popularity  nantinya  produk  akan  diklasifikasikan  dengan 
           menggunakan metode ABC, dimana kategori A menunjukan               operator akan membutuhkan jarak dan waktu pencarian yang 
           produk-produk  fast  moving  yang  artinya  bahwa  benang          lebih  lama.  Gambar  1  merupakan  gambaran  dari  layout 
           tersebut memiliki waktu pergerakan paling besar yaitu 75%-         warehouse benang yang ada saat ini di PT. AOI. Pada Gambar 
           80%, kategori B menunjukan slow moving yang artinya bahwa          1 box warna merah menunjukkan barang very slow moving, 
           benang tersebut  memiliki  waktu pergerakan dari 10%-15%,          hijau merupakan barang slow moving, kuning adalah barang 
           dan kategori C menunjukan produk dengan very slow moving           fast  moving,  dan  putih  adalah  barang  sisa  atau  yang  telah 
           artinya  bahwa  benang  tersebut  memiliki  waktu  pergerakan      dikelompokkan kembali. 
           dari 5%-10%.                                                          Selanjutnya dengan mempertimbangkan hasil pengolahan 
              Perhitungan  presentase  benang  dengan  menggunakan            data  dengan  metode  ABC,  dibuatlah  rancangan  perbaikan 
           rumus:                                                             layout seperti ditunjukkan pada Gambar 2.  
              Presentase = (Fi / Ftotal) x 100%                                  Pada layout yang telah diusulkan seperti yang dapat dilihat 
              Keterangan:                                                     pada  Gambar  2  tersebut,  penyusunan  benang  yang  ada  di 
           x  Fi    : Frekuensi keluar masuk beanng i                         dalam gudang telah mengikuti aturan ABC Analysis. Gambar 
           x  Ftotal: Frekuensi keluar masuk keseluruhan benang               2 adalah gambaran warehouse benang tampak atas. Di dalam 
              Contoh perhitungan:                                             gambar layout usulan di atas penempatan benang-benang telah 
           Benang Epic 120: (14.382 / 40.839) X 100% = 35,2163 %              disesuaikan dengan kelasnya masing-masing.  
              Berdasarkan presentase yang diperoleh tersebut kemudian            Kotak berwarna kuning dalam gambar 2 melambangkan 
           dapat  dikelompokkan  dengan  menggunakan  metode  ABC             kelas A (kategori fast moving) diletakkan di dekat pintu keluar 
           analysis. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada tabel 3.         masuk dari operator, sedangkan warna hijau melambangkan 
                         Tabel 3. Klasifikasi ABC Benang                      kelas B (kategori slow moving) yang diletakkan diantara kelas 
                                                                              A  dan  kelas  C,  dan  warna  merah  melambangkan  kelas  C 
             No.       Jenis       Prosentase    Kelas     Prosentase         (kategori  very  slow  moving)  yang  diletakkan  pada  bagian 
                     Benang       Penggunaan               Kelas (%)          paling  jauh  dari  pintu  keluar  masuk  operator.  Lalu  untuk 
                                                                              kotak  berwarna  putih  dalam  gambar  merupakan  benang-
              1      Epic 120     35.21633732                                 benang  sisa  produksi  yang  tidak  dapat  dipakai  kembali, 
              2      Gramax       31.48950758      A     78.44707265          ataupun  benang-benang  sisa  produksi  yang  masih  dapat 
                       160                                                    digunakan dan telah dikelompokkan kembali. 
              3      Sabatex      11.74122775                                 Peningkatan Efisiensi 
              4     Saba C 150    9.157912779                                    Layout  usulan  ini  dapat  menambah  efisiensi  yakni  atas 
                                                   B     15.74475379          perpindahan  yang  dilakukan  oleh  operator  dibandingkan 
              5       Sylco       6.58684101                                  layout  sebelumnya,  karena  jenis  benang  yang  paling  sering 
              6     Saba C 120    2.478023458                                 digunakan  diletakkan  dekat  dengan  tempat  operator  berada 
                     Gramax                                                   yakni pada tempat receiving dan sorting. Hal ini dibuktikan 
              7        080        2.358040109                                 dengan  jarak  yang  ditempuh  oleh  operator  menjadi  lebih 
                                                   C      5.80817356          sedikit, jarak tersebut dapat diliat pada Tabel 4. Perbandingan 
              8      Seamsoft     0.67337594 
                     Gramax                                                   Jarak Perpindahan.  
              9        140        0.298734053                                 Selain itu dengan rancangan layout ini kapasitas penyimpanan 
                                                                              total  dapat ditambah sebanyak 3 kotak (slot) dengan kardus 
              Berdasarkan hasil perhitungan diatas dapat dilihat bahwa        yang  berukuran  kecil,  seperti  ukuran  kardus  Epic,  Gramax, 
           benang  yang  termasuk  kedalam  kategori  kelas  A  adalah        maupun Seamsoft. Dari yang semula kapasitas total mampu 
           benang yang memiliki prosentase kumulatif yang tinggi yaitu        menampung  sebanyak  399  kotak  (slot),  dengan  layout  ini 
           sebesar  78.44707265114%  yang  mempresentasikan  20%              dapat menampung sebanyak 402 kotak (slot) dan di tiap kotak 
           benang dari keseluruhan benang, maka benang yang masuk             dapat ditumpuk maksimal sebanyak 7 kardus. 
           kategori kelas A harus didekatkan dengan pintu masuk atau                    Tabel 4. Perbandingan Jarak Perpindahan 
           keluar.  Selanjutnya  untuk  benang  kelas  B  dengan  aktivitas                                       Jarak ke 
           prosentase   kumulatif   sebesar   15.74475378927%  yang                 Dari         Lajur    Lajur    Lajur    Lajur    Lajur 
           mewakili 30% dari seluruh benang, dan yang masuk kategori                             1 (m)    2 (m)    3 (m)    4 (m)    5 (m) 
           C    dengan     aktivitas  prosentase    kumulatif    sebesar       Tempat 
           5.80817355959% yang mewakili 50% dari total keseluruhan             Operator            9,7     11,3     12,9     14,5     16,1 
           benang.                                                             (Layout Awal) 
           Layout Baru                                                          
              Sebelum      diterapkannya     pengklasifikasian    barang       Tempat              0,8      2,4      4       5,6      7,6 
           berdasarkan  metode  ABC,  layout  warehouse  benang  PT            Operator 
           Apparel One Indonesia menggunakan prinsip similarity dalam          (Layout Baru) 
           penyusunan  layout  penyimpanan.  Prinsip  similarity  yang                             8,9      8,9     8,9      8,9      8,5 
           dimaksud disini adalah penyimpanan benang dengan mengacu            Penghematan 
           pada merk dan ukuran yang sejenis. Penyimpanan jenis ini                                           
           dilakukan  demi  memudahkan  operator  dalam  melakukan             
           penyimpanan  saja,  namun  dalam  melakukan  pencarian 
                                                                            
The words contained in this file might help you see if this file matches what you are looking for:

...Perbaikan tata letak penempatan barang di warehouse benang menggunakan metode abc analysis pada pt apparel one indonesia semarang afrizal eka rahmadhika naniek utami handayani program studi teknik industri fakultas universitas diponegoro jl prof soedarto sh tembalang telp abstrak penelitian ini dilakukan aoi yaitu perusahaan yang bergerak bidang garmen dengan memproduksi pakaian olahraga tujuan dari untuk mengusulkan gudang hal karena prinsip penataan similarity ada saat menjadikan sering digunakan justru terletak cukup jauh tempat operator berada jenis disimpan dalam epic gramax saba c seamsoft sylco dan sabatex ukuran berbeda beda membagi menjadi tiga kelompok yakni kelas a paling dekat akses keluar masuk b diantara sedangkan area tingkat pemakaiannya tinggi diletakkan dimana hasil penerapan dapat menambah kapasitas slot kotak awalnya maksimal tujuh tumpukan meminimasi jarak perpindahan sampai sebanyak meter kata kunci abstract this research was conducted at company engaged in the ma...

no reviews yet
Please Login to review.