jagomart
digital resources
picture1_236 Konsep Diri - Psikologi Dan Filsafat


 177x       Tipe DOCX       Ukuran file 0.05 MB    


File: 236 Konsep Diri - Psikologi Dan Filsafat
konsep diri ditulis oleh rizki mulya rahman rabu 17 juni 2009 22 00 pengertian konsep diri konsep diri dapat didefinisikan secara umum sebagai keyakinan pandangan atau penilaian seseorang terhadap dirinya ...

icon picture DOCX Word DOCX | Diposting 25 Jun 2022 | 3 thn lalu
Berikut sebagian tangkapan teks file ini.
Geser ke kiri pada layar.
       Konsep Diri
       Ditulis oleh Rizki Mulya Rahman    
       Rabu, 17 Juni 2009 22:00 
       Pengertian Konsep Diri
       Konsep diri dapat didefinisikan secara umum sebagai keyakinan, pandangan atau
       penilaian seseorang terhadap dirinya. Menurut Rogers konsep diri merupakan
       konseptual yang terorganisasi dan konsisten yang terdiri dari persepsi-persepsi
       tentang sifat-sifat dari ’diri subjek’ atau ’diri objek’ dan persepsi-persepsi tentang
       hubungan-hubungan antar ’diri subjek’ diri objek’ dengan orang lain dan dengan
       berbagai aspek kehidupan beserta nilai-nilai yang melekat pada persepsi-perseepsi ini (Lindzey &
       Hall, 1993;201).
       Jika manusia mempersepsikan dirinya, bereaksi terhadap dirinya, memberi arti dan penilaian serta
       membentuk abstraksi pada dirinya sendiri, hal ini menunjukan suatu kesadaran diri dan 
       kemampuan untuk keluar dari dirinya untuk melihat dirinya sebaimana ia lakukan terhadap 
       objek-objek lain. Diri yang dilihat, dihayati, dialami ini disebut sebagai konsep diri (Fitts, dalam 
       Agustiani, 2006:139).
       Menurut Hurlock (1978:237), pemahaman atau gambaran seseorang mengenai dirinya dapat 
       dilihat dari dua aspek, yaitu aspek fisik dan aspek psikologis. Gambaran fisik diri menurut 
       Hurlock, terjadi dari konsep yang dimiliki individu tentang penampilannya, kesesuaian dengan 
       seksnya, arti penting tubuhnya dalam hubungan dengan perilakunya, dan gengsi yang diberikan 
       tubuhnya di mata orang lain. Sedangkan gambaran psikis diri atau psikologis terdiri dari konsep 
       individu tentang kemampuan dan ketidakmampuannya, harga dirinya dan hubungannya dengan 
       orang lain. 
       Menurut Hurlock (1978:238), konsep diri yang positif akan berkembang jika seseorang 
       mengembangkan sifat-sifat yang berkaitan dengan ‘good self esteem’, ‘good self confidence’, dan
       kemampuan melihat diri secara realistik. Sifat-sifat ini memungkinkan seseorang untuk 
       berhubungan dengan orang lain secara akurat dan mengarah pada penyesuaian diri yang baik. 
       Seseorang dengan konsep diri yang positif akan terlihat optimis, penuh percaya diri dan selalu 
       bersikap positip terhadap segala sesuatu.
       Sebaliknya konsep diri yang negatif menurut Hurlock (1978:238) akan muncul jika seseorang 
       mengembangkan perasaan rendah diri, merasa ragu, kurang pasti serta kurang percaya diri. 
       Seseorang dikatakan mempunyai konsep diri negatif jika ia meyakini dan memandang bahwa 
       dirinya lemah, tidak berdaya, tidak dapat berbuat apa-apa, tidak kompeten, gagal, malang, tidak 
       menarik, tidak disukai dan tidak memiliki daya tarik terhadap hidup.
       Jadi konsep diri merupakan persepsi seseorang terhadap dirinya secara menyeluruh. Konsep diri 
       penting dalam mengarahkan interaksi seseorang dengan lingkungannya mempengaruhi 
       pembentukan konsep diri orang tersebut.
        
       Pembentukan Konsep Diri
       Konsep diri tidak dibawa sejak lahir tetapi secara bertahap sedikit demi sedikit  timbul sejalan 
       dengan berkembangnya kemampuan persepsi individu. Konsep diri manusia terbentuk melalui 
       proses belajar sejak masa pertumbuhan seseorang dari kecil hingga dewasa. Bayi yang baru lahir 
       tidak memiliki konsep diri karena mereka tidak dapat membedakan antara dirinya dengan 
       lingkungannya. Menurut Allport (dalam Skripsi Darmayekti, 2006:21) bayi yang baru lahir tidak 
       mengetahuui tentang dirinya.
       Rahmat (2000: 100), menjelaskan bahwa konsep diri bukan hanya sekedar gambaran deskriptif, 
       tapi juga penilaian diri anda tentang diri anda. Jadi konsep diri meliputi apa yang anda pikirkan 
       dan apa yang anda rasakan tentang diri anda. Adanya proses perkembangan konsep diri 
       menunjukan bahwa konsep diri seseorang tidak langsung dan menetap, tetapi merupakan suatu 
       keadaan yang mempunyai proses pembentukan dan masih dapat  berubah.
        
       Faktor-faktor Pembentukan Konsep Diri
       Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan dan perkembangan konsep diri, antara 
       lain:
       a.    Usia
       Konsep diri terbentuk seiring dengan bertambahnya usia, dimana perbedaan ini lebih banyak 
       berhubungan dengan tugas-tugas perkembangan. Pada masa kanak-kanak, konsep diri seseorang 
       menyangkut hal-hal disekitar diri dan keluarganya. Pada masa remaja, konsep diri sangat 
       dipengaruhi oleh teman sebaya dan orang yang dipujanya. Sedangkan remaja yang 
       kematangannya terlambat, yang diperlakukan seperti anak-anak, merasa tidak dipahami sehingga 
       cenderung berperilaku kurang dapat menyesuaikan diri. Sedangkan masa dewasa konsep dirinya 
       sangat dipengaruhi oleh status sosial dan pekerjaan, dan pada usia tua konsep dirinya lebih 
       banyak dipengaruhi oleh keadaan fisik, perubahan mental maupun sosial (Syaiful, 2008).
       b.    Inteligensi
       Inteligensi mempengaruhi penyesuaian diri seseorang terhadap lingkungannya, orang lain dan 
       dirinya sendiri. Semakin tinggi taraf intreligensinya semakain baik penyesuaian dirinya dan lebih 
       mampu bereaksi terhadap rangsangan lingkungan atau orang lain dengan cara yang dapat 
       diterima. Hal ini jelas akan meningkatkan konsep dirinya, demikian pula sebaliknya (Syaiful, 
       2008).
       c.    Pendidikan
       Seseorang yang mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi akan meningkatkan prestisenya. Jika 
       prestisenya meningkat maka konsep dirinya akan berubah (Syaiful, 2008).
       d.    Status Sosial Ekonomi
       Status sosial seseorang mempengaruhi bagaimana penerimaan orang lain terhadap dirinya. 
       Penerimaan lingkungan dapat mempengaruhi konsep diri seseorang. Penerimaan lingkungan 
       terhadap seseorang cenderung didasarkan pada status sosial ekonominya. Maka dapat dikatakan 
       individu yang status sosialnya tinggi akan mempunyai konsep diri yang lebih positif 
       dibandingkan individu yang status sosialnya rendah.
       Hal ini didukung oleh penelitian Rosenberg terhadap anak-anak dari ekonomi sosial tinggi 
       menunjukkan bahwa mereka memiliki konsep diri yang tinggi dibandingkan dengan anak-anak 
       yang berasal dari status ekonomi rendah. Hasilnya adalah 51 % anak dari ekonomi tinggi 
       mempunyai konsep diri yang tinggi. Dan hanya 38 % anak dari tingkat ekonomi rendah memiliki 
       tingkat konsep diri yang tinggi (dalam Skripsi Darmayekti, 2006:21).
       e.    Hubungan Keluarga
       Seseorang yang mempunyai hubungan yang erat dengan seorang anggota keluarga akan 
       mengidentifikasikan diri dengan orang lain dan ingin mengembangkan pola kepribadian yang 
       sama. Bila tokoh ini sesama jenis, maka akan tergolong untuk mengembangkan konsep diri yang 
       layak untuk jenis seksnya.
       f.    Orang Lain
       Kita mengenal diri kita dengan mengenal orang lain terlebih dahulu. Bagaimana anda mengenal 
       diri saya, akan membentuk konsep diri saya. Sullivan (dalam Rakhmat, 2005:101) menjelaskan 
       bahwa individu diterima orang lain, dihormati dan disenangi karena keadaan dirinya, individu 
       akan cenderung bersikap menghormati dan menerima dirinya. Sebaliknya, bila orang lain selalu 
       meremehkan dirinya, menyalahkan dan menolaknya, ia akan cenderung tidak akan menyenangi 
       dirinya. Miyamoto dan Dornbusch (dalam Rakhmat, 2005:101) mencoba mengkorelasikan 
       penilaian orang lain terhadap dirinya sendiri dengan skala lima angka dari yang palin jelek 
       sampai yang paling baik. Yang dinilai adalah kecerdasan, kepercayaan diri, daya tarik fisik, dan 
       kesukaan orang lain terhadap dirinya. Dengan skala yang sama mereka juga menilai orang lain. 
       Ternyata, orang-orang yang dinilai baik oleh orang lain, cenderung memberikan skor yang tinggi 
       juga dalam menilai dirinya. Artinya, harga diri sesuai dengan penilaian orang lain terhadap 
       dirinya.
       g.    Kelompok Rujukan (Reference Group)
       Yaitu kelompok yang secara emosional mengikat individu, dan berpengaruh terhadap 
       perkembangan konsep dirinya. Menurut Brooks dan Emmert (dalam Rakhmat, 2005:105), ciri 
       orang yang memiliki konsep diri negatif ialah peka terhadap kritik, responsif sekali terhadap 
       pujian, mempunyai sikap hiperkritis, cenderung merasa tidak disenagi orang lain, merasa tidak 
       diperhatikan, dan bersikap pesimis terhadap kompetisi.
       Sebaliknya, orang yang memilikii konsep diri positif ditandai dengan lima hal:
       1)    Kemampuan mengatasi masalah.
       2)    Merasa setara dengan orang lain.
       3)    Menerima pujian tanpa rasa malu.
       4)    Menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan, keinginan dan perilaku yang 
       tidak seluruhnya disetujui masyarakat.
       5)    Mampu memperbaiki dirinya karena ia sanggup mengungkapkan aspek-aspek kepribadian 
       yang tidak disenanginya dan berusaha mengubahnya.
       Hamachek (dalam Rahmat, 2000: 106) menyebutkan 11 karakteristik orang yang mempunyai 
       konsep diri positif:
       1.    Meyakini betul nilai-nilai dan prinsip-psinsip tertentu serta bersedia mempertahankannya, 
       walaupun menghadapi pendapat kelompok yang kuat. Tapi ia juga merasa dirinya cukup tangguh 
       untuk mengubah prinsip-prinsip itu bila pengalaman dan bukti-bukti baru menunjukkan ia salah.
       2.    Mampu bertindak berdasarkan penelitian yang baik tanpa merasa bersalah yang berlebih-
       lebihan, atau menyesali tindakannya jika orang lain tidak menyetujui tindakannya.
       3.    Tidak menghabiskan waktu yang tidak perlu untuk mencemaskan apa yang akan terjadi 
       besok, apa yang telah terjadi waktu yang lalu, dan apa yang sedang terjadi waktu sekarang.
       4.    Memiliki keyakinan pada kemampuannya untuk mengatasi persoalan, bahkan ketika ia 
       menghadapi kagagalan atau kemunduran.
       5.    Merasa sama dengan orang lain, sebagai manusia tidak tinggi atau rendah, walaupun terdapat
       perbedaan dalam kemampuan tertentu, latar belakang keluarga, atau sikap orang lain terhadapnya.
       6.    Sanggup menerima dirinya sebagai orang yang penting dan bernilai bagi orang lain, paling 
       tidak bagi orang-orang yang ia pilih sebagai sahabatnya.
       7.    Dapat menerima pujian tanpa berpura-pura rendah hati, dan menerima penghargaan tanpa 
       merasa bersalah.
       8.    Cenderung menolak usaha orang lain untuk mendominasinya.
       9.    Sanggup mengaku kepada orang lain bahwa ia mampu merasakan berbagai dorongan dan 
       keinginan, dari perasaan marah sampai cinta, dari sedih sampai bahagia, dari kekecewaan yang 
       mendalam sampai kepuasan yang mendalam pula.
       10.    Mampu menikmati dirinya secara utuh dalam berbagai kegiatan yang meliputi pekerjaan, 
       permainan, ungkapan diri yang kreatif, persahabatan, atau sekedar mengisi waktu.
       11.    Peka pada kebutuhan orang lain, pada kebiasaan sosial yang telah diterima, dan terutama 
       sekali pada gagasan bahwa ia tidak bisa bersenang-senang dengan mengorbankan orang lain.
        
       * Penulis adalah mahasiswa fakultas psikologi UIN Jakarta. Saat ini beliau menjabat sebagai 
       Ketua Komisariat Fakultas Psikologi(Komfapsi) PMII Cabang Ciputat. 
Kata-kata yang terdapat di dalam file ini mungkin membantu anda melihat apakah file ini sesuai dengan yang dicari :

...Konsep diri ditulis oleh rizki mulya rahman rabu juni pengertian dapat didefinisikan secara umum sebagai keyakinan pandangan atau penilaian seseorang terhadap dirinya menurut rogers merupakan konseptual yang terorganisasi dan konsisten terdiri dari persepsi tentang sifat subjek objek hubungan antar dengan orang lain berbagai aspek kehidupan beserta nilai melekat pada perseepsi ini lindzey hall jika manusia mempersepsikan bereaksi memberi arti serta membentuk abstraksi sendiri hal menunjukan suatu kesadaran kemampuan untuk keluar melihat sebaimana ia lakukan dilihat dihayati dialami disebut fitts dalam agustiani hurlock pemahaman gambaran mengenai dua yaitu fisik psikologis terjadi dimiliki individu penampilannya kesesuaian seksnya penting tubuhnya perilakunya gengsi diberikan di mata sedangkan psikis ketidakmampuannya harga hubungannya positif akan berkembang mengembangkan berkaitan good self esteem confidence realistik memungkinkan berhubungan akurat mengarah penyesuaian baik terlihat...

no reviews yet
Please Login to review.