Authentication
175x Tipe PDF Ukuran file 0.13 MB Source: media.neliti.com
Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA, Vol. 6, No. 1, Maret 2021 1 Digital Object Identifier 10.36722/sh.v%vi%i.436 Konsep Cinta Pada Puisi-Puisi Karya Sapardi Djoko Damono: Analisis Semiotika Carles Sanders Pierce 1 1 Ika Mustika , Heri Isnaini 1Program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Siliwangi Jalan Terusan Jenderal Sudirman, Cimahi, Jawa Barat Penulis untuk Korespondensi/E-mail: mestikasaja@ikipsiliwangi.ac.id Abstract - This article discusses the concept of love in poems by Sapardi Djoko Damono. The concept of love as expressed by Erich Fromm is the answer to the problem of human existence. The concept of universal love can be seen as the art of life which includes: human love for man, human love for nature, and human love for god. The problems that arise in this article are: how the concept of love is presented in poems by Sapardi Djoko Damono; and how the meaning of the concept of love is seen from the use of signs in poetry. Based on these problems, the concept of love will be discussed on the strength of the sign present in the poem. The signs are then analyzed based on the semiotics theory presented by Pierce, namely by observing representatives, objects, and interpretants. This article also shows the mark's relationship with other texts and their use of language styles. The discussions then boil down to the meaning of the concept of love contained in the poems by Sapardi Djoko Damono. Finally, the meaning of this concept of love can be seen as a universal concept that refers to human existence as a form of existence in the world. The results of this study showed that the concept of love in the poems of Sapardi Djoko Damono was found in the level of diction, imagery, and language style. The concept of love found at the level of the structure becomes an important part of understanding the poem as a whole and interpreting the poems. Abstark - Artikel ini membahas konsep cinta pada puisi-puisi karya Sapardi Djoko Damono. Konsep cinta seperti yang dikemukakan oleh Erich Fromm merupakan jawaban atas masalah pada eksistensi manusia. Konsep cinta yang universal dapat dilihat sebagai seni kehidupan (art of life) yang meliputi: cinta manusia kepada manusia, cinta manusia kepada alam, dan cinta manusia kepada tuhan. Masalah yang muncul dalam artikel ini adalah: bagaimana konsep cinta direpresentasi dalam puisi-puisi karya Sapardi Djoko Damono; serta bagaimana pemaknaan konsep cinta tersebut dilihat dari penggunaan tanda-tanda di dalam puisi. Berdasarkan permasalahan tersebut, konsep cinta akan dibahas pada kekuatan tanda yang hadir di dalam puisi. Tanda-tanda tersebut kemudian dianalisis berdasarkan teori semiotika yang dikemukakan oleh Pierce, yakni dengan memperhatikan representament, object, dan interpretant. Di samping itu, artikel ini juga menunjukkan hubungan (relasi) tanda dengan teks lain dan penggunaan gaya bahasanya. Pembahasan-pembahasannya kemudian bermuara pada pemaknaan konsep cinta yang terdapat pada puisi-puisi karya Sapardi Djoko Damono. Akhirnya, pemaknaan konsep cinta ini dapat dilihat sebagai konsep universal yang merujuk pada keperiadaan manusia sebagai bentuk eksistensinya di dunia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konsep cinta pada puisi-puisi Sapardi Djoko Damono ditemukan dalam tataran diksi, citraan, dan gaya bahasa. Konsep cinta yang ditemukan pada tataran struktur tersebut menjadi bagian penting dalam memahami puisi secara keseluruhan dan memaknai puisi-puisi tersebut. Keywords - Concepts of love, Semiotics, Intertextuality, Stilistika, Poetry 2 Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA, Vol. 6, No. 1, Maret 2021 PENDAHULUAN bersifat prismatis. Artinya, memiliki keterbukaan pemaknaan yang cukup luas. Hirsch [4] rtikel ini diawali dengan argumentasi adanya menjelaskan bahwa perbedaan makna kata tidak Agap dan relevansi atas penelitian-penelitian dapat dihindari karena makna kata bukanlah hanya sebelumnya yang membahas tentang puisi-puisi apa yang dikatakan pengarang, melainkan apa Sapardi Djoko Damono dalam berbagai perpektif makna kata itu bagi pembaca yang peka. Penjelasan dan pendekatan. Ridha Al Qadri [1] dengan terkait pembaca yang peka adalah pada istilah SHQHOLWLDQ \DQJ EHUMXGXO ³6DSDUGL GDQ 7DQGD ³WDIVLU WHUEDLN´ 3HPDNQDan akan dapat menuju Telaah Semiotik atas Kumpulan Puisi Kolam´ NHSDGDNHDEVDKDQGDQNHWHSDWDQWDIVLUNHWLND³WDIVLU Hasil penelitian tersebut Al Qadri memetakan WHUEDLN´ PHQJDFX NHSDGD PDNQD SHQJDUDQJ GDQ tanda-tanda yang digunakan Sapardi Djoko makna kritikus. Damono di dalam kumpulan puisi Kolam seperti penggunaan objek alam seperti diksi daun, kolam, Untuk menuju konsep tersebut, Hirsch [4] burung, awan, angin, kabut, dan hujan. Tanda-tanda menawarkan konsep determinacy dan typification, berikutnya adalah pemanfaatan makna simbolik kedua konsep ini menjadi jalan yang dapat dalam beberapa diksinya. Penelitian tersebut dipertanggungjawabkan terkait dengan keabsahan mencakup konsep-konsep alam yang digunakan dan ketepatan tafsiran puisi. Konsep determinacy dalam puisi-puisi Sapardi Djoko Damono dilihat mengacu kepada makna kata yang dapat diteruskan pada tataran semiotika. Hasilnya, tanda-tanda yang kepada orang lain. Artinya, kata harus minimal hadir pada kumpulan puisi Kolam menunjukkan memiliki dwimakna (dapat bermakna sesuatu yang adanya konsistensi penggunaan tanda yang lain) dan memiliki identitas diri (makna sendiri). mengacu pada diksi-diksi alam. Keduanya akan menunjukkan bahwa makna kata dapat diwujudkan kembali dan dapat diteruskan Selain itu, penelitian Heri Isnaini [2] yang kepada orang lain. Konsep typification mengarah membahas Representasi Ideologi Jawa pada Puisi- kepada wujud dengan garis batas yang dapat Puisi Karya Sapardi Djoko Damono melihat konsep menentukan sesuatu termasuk bagiannya atau tidak ideologi Jawa yang secara implisit ada di dalam dan typification harus diungkap lebih dari satu puisi-puisi Sapardi Djoko Damono. Hasil penelitian contoh. Kedua konsep tersebut sebagai bagian dari tersebut menunjukkan bahwa ada konsep lain yang upaya menunjukkan keabsahan interpretasi makna tersembunyi di dalam puisi-puisi Sapardi Djoko kata. Hal ini didasari oleh apa pun yang Damono yang merepresentasi konsep ideologi dikehendaki pengarang untuk disampaikannya Jawa. Pembahasan terkait dengan puisi-puisi dengan menggunakan simbol-simbol linguistik dan Sapardi Djoko Damono pada artikel Heri Isnaini makna. Berdasarkan penjelasan tersebut, dkk [3] membahas tentang konsep Manunggaling pemaknaan terhadap puisi-puisi Sapardi Djoko Kawula Gusti pada puisi-puisi Sapardi Djoko Damono dapat didasari keabsahan yang Damono. Hasil penelitian ini menunjukkan argumentatif. kekuatan diksi pada puisi-puisi Sapardi Djoko Damono menunjukkan kekuatan terhdap konsep Puisi sebagai teks adalah sebuah bangun struktur yang secara implisit termaktub di dalamnya. yang memiliki kekokohan antarunsur pembangunnya. Seperti yang dijelaskan oleh Jean Penjelasan tersebut menjadi dasar argumentasi Piaget [5] bahwa struktur merupakan sebuah sistem tentang gap dan relevansi yang dibahas pada artikel yang dibangun atas kaidah dan aturan yang ini. Konsep yang akan dibangun pada artikel ini memiliki peran-peran tertentu tanpa keluar dari adalah konsep cinta yang terdapat pada puisi-puisi batas-batasnya. Dengan demikian, berbicara karya Sapardi Djoko Damono. Konsep tersebut mengenai puisi sebagai teks, tentu saja yang akan tersirat dalam struktur puisi sehingga puisi-puisi kita hadapi adalah puisi dengan konvensinya, tersebut harus dianalisis dalam kaitannya sebagai yakni: tipografi, irama, citraan, diksi, majas, dan teks dan sebagai ideologi. Artinya, teks puisi tidak sebagainya. Hal ini dielaborasi oleh Sherien Sabbah akan terlepas dari ide-ide pengarangnya. Dengan dan Paramita Ayuningtyas [6] bahwa puisi juga demikian, artikel ini memiliki posisi di antara akan memperhatikan unsur-unsur retoris yang bisa penelitian-penelitian sebelumnya, yakni adanya menarik perhatian pembaca terhadap ide utama relevansi yang dibahas (struktur teks, tanda-tanda puisi tersebut. Unsur retoris bisa muncul dalam dalam puisi); serta gap penelitian (objek penelitian bentuk repetisi, tripling dan paralelisme. dan tataran konsep yang dibahas). Sebagai objek Penggunaan unsur-unsur tersebut merupakan kajian, puisi adalah salah satu karya sastra yang bagian dari usaha pengarang dalam rangka Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA, Vol. 6, No. 1, Maret 2021 3 menegaskan atau mengeksplorasi ide-ide dan Ferdinand de Saussure (1857-1913) dan Carles konsep yang akan disampaikan kepada pembaca. Sanders Pierce (1839-1914) adalah ahli semiotika yang dapat diacu dalam membahas produk tanda. Konsep dalam puisi dan teks karya sastra yang lain Tanda-tanda yang hadir baik itu tanda visual merupakan struktur dalam yang menurut I.A. maupun nonvisual menjadi bagian dari objek Richard yang dijelaskan oleh Waluyo [7] sebagai pembahsan semiotika. Analisis dalam penelitian ini unsur batin puisi yang terdiri atas: sense (tema), akan menggunakan teori semiotika yang feeling (perasaan), tone (nada), dan intention dikemukakan oleh Carles Sanders Pierce, menurut (amanat). Unsur-unsur tersebut adalah unsur puisi Pierce seperti yang dikemukakan oleh Zoest [11], yang cara menemukannya harus dengan ada tiga macam tanda menurut hubungan tanda ³PHPEHGDK´ XQVXU-unsur luarnya, yakni dengan dengan denotatumnya, yaitu ikon, indeks, dan tanda-tanda yang muncul pada unsur luarnya. Hal simbol. Dan hubungan trilingual antara ini juga berkaitan dengan cara apresiator representament, interpretant, dan object. mengapresiasi unsur-unsur di dalam puisi tersebut, yakni hasil usaha pembaca dalam mencari dan Representament adalah unsur yang mewakili menemukan nilai hakiki puisi lewat pemahaman sesuatu. Sesuatu yang jelas tidak hadir sehingga dan penafsiran sistematik yang dinyatakan dalam harus diwakili oleh sesuatu yang lain yang disebut bentuk tertulis [8]. dengan tanda. Hubungan yang sangat konvensional antara tanda-tanda (penanda dan petanda) Konsep yang akan dibahas pada artikel ini adalah memungkinkan kita melihat berbagai kemungkinan konsep cinta yang secara universal adalah konsep makna yang terbuka yang membuka diri bagi umum yang hampir dapat dimaknai oleh semua berbagai interpretasi. Apa yang dikemukakan oleh apresiator. Cinta seperti yang dijelaskan oleh tanda, apa saja yang diacunya atau yang Sabrina [9] harus memiliki tiga unsur utama, yaitu: ditunjukknya oleh Pierce disebut object [11]. keintiman, rasa ingin memperhatikan, dan Adapun interpretant merupakan interpretasi dari kepercayaan. Cinta adalah kelekatan jiwa individu tanda dan apa yang dikemukakan oleh tanda. lain yang ditopang oleh perasaan saling Interpretasi ini sangat berkaitan dengan ground atau mempertahankan sehingga keduanya saling denotatumnya. Jadi, suatu tanda mengacu pada mempercayai. Klasifikasi tersebut membawa acuan yang dikerangkai oleh groundnya. Contoh kepada pemahaman bahwa cinta dapat bersemayam tanda-tanda lalu lintas hanya berfungsi ketika dengan perantara kepada objek tertentu. Objek berada di jalan raya, tanda tersebut tidak menjadi inilah yang kemudian dapat dipahami sebagai cinta. acuan manakala tidak berada di jalan raya. Erich Fromm [10] memiliki pendapat bahwa cinta Berdasarkan penjelasan di atas, artikel ini secara adalah salah satu seni kehidupan (art of life), yakni sederhana akan membahas tanda-tanda yang kesadaran manusia akan rasa cinta kepada sesama muncul dalam teks puisi karya Sapardi Djoko manusia, alam, dan cinta kepada Tuhan. Cinta yang Damono yang memiliki argumentasi pada konsep dimaksudkan oleh Fromm menjaadi bagian yang cinta. Tanda-tanda tersebut kemudian akan dibahas lebih universal daripada sekadar cinta kepada lawan dalam kaitannya dengan konsep semiotika dari jenis saja. Tujuan dari berlangsungnya cinta adalah Carles Sanders Pierce. Kemudian konsep-konsep untuk kehidupan manusia yang secara hakiki harus cinta tersebut dikerangkai oleh konsep art of life memelihara keseimbangan alam. Harmonisasi alam dari Erich Fromm. menjadi pertaruhan manusia sebagai makhluk yang diberi akal dan cinta. METODE Konsep cinta pada artikel ini akan memanfaatkan analisis semiotika yang dikemukakan oleh Pierce. Korpus penelitian ini adalah puisi-puisi karya Zoest [11] menjelaskan perihal semiotika sebagai Sapardi Djoko Damono yang diindikasi dan salah satu cabang ilmu yang memaparkan tanda. diargumentasikan memiliki konsep cinta. Puisi- Tanda-tanda dalam ilmu semiotika dibahas dalam puisi yang dibahas akan diambil dari beberapa kaitan dan relasinya dengan tanda yang lain. antologi puisi karya Sapardi Djoko Damono. Artinya, tanda dan segala hal terkait dengan tanda, Pemilihan puisi didasarkan pada frekuensi tanda- baik itu cara pengiriman dan penerimaan tanda tanda yang muncul, diksi yang secara lateral akan memiliki arti dan makna. menunjukkan konsep cinta, dan kerangka cinta yang universal dalam pandangan Erich Fromm. 4 Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA, Vol. 6, No. 1, Maret 2021 Antologi yang menjadi korpus dalam penelitian ini waktu seorang sudah lupa menunggu adalah: DukaMu Abadi [12], Mata Pisau [13], Sihir kabar pun sampai, angin tiba-tiba mengambang di Hujan [14], Perahu Kertas [15], Hujan Bulan Juni atasmu [16], dan Kolam [17]. hanyutkan, sungai, beribu kata, lagu dan tanda mata yang tak sempat dialamatkan kepada Dunia Metode penelitian ini adalah kualitatif dengan [12] menggunakan data penelitian berupa teks puisi. Adapun tahapan penelitian dapat dijelaskan sebagai Pola-pola 4 baris ini menunjukkan bahwa Damono berikut: pertama, pemilihan korpus penelitian dan setia menggunakan konvensi puisi yang berlaku data penelitian didasarkan pada frekuensi data, umum pada saat itu. Penulisan tetap menggunakan makna literal, dan kerangka konsep. Kedua, data pola 4 baris, walaupun puisi tersebut hanya 1 bait. diklasifikasi berdasarkan struktur teks: bentuk, Seperti pada puisi berikut. diksi, citraan, dan gaya bahasa. Ketiga, data dibahas dengan menggunakan teori semiotika Angin Pagi Carles Sanders Pierce. Keempat, konsep cinta merendah angin pagi yang dingin dikerangkai dengan konsep cinta yang Suara yang dingin dikemukakan oleh Erich Fromm. surya yang masih juga Hidup aliasnya memijar, berpijar-pijar di antara bulu-bulu mata [12] HASIL DAN PEMBAHASAN Kesetiaan pada penulisan puisi 4 baris terdapat juga Konsep cinta yang diusung pada puisi-puisi karya pada puisi berikut. Sapardi Djoko Damono dapat dibahas berdasarkan klasifikasi cinta yang dikemukakan oleh Erich Dalam Doa: II Fromm. Pembahasan mengenai hal tersebut adalah saat tiada pun tiada sebagai berikut. Pembahasan - pembahasan ini aku berjalan (tiada diawali dengan pembahasan struktur yang memuat gerakan, serasa tanda-tanda di dalam puisi. Tanda-tanda di dalam isarat) Kita pun bertemu puisi kemudian dikerangkai pada konsep cinta yang dikemukakan oleh Erich Fromm. sepasang Tiada tersuling (tiada Pembahasan struktur diawali dengan pembahasan gerakan, serasa bentuk puisi. Bentuk teks yang dibahas pada nikmat): Sepi meninggi penelitian ini adalah bentuk puisi. Klasifikasi yang [12: 35] digunakan pada bagian ini adalah analisis bentuk puisi yang terdiri atas jumlah baris-barisnya, Kedua puisi tersebut menunjukkan bahwa Damono konvensi yang digunakan adalah klasifikasi setia menggunakan pola penulisan 4 baris pada penulisan Puisi Baru, yaitu bentuk puisi 2 baris antologi ini. Dengan demikian, secara umum pola- sampai 14 baris (mulai dari distichon, terzina, pola penulisan 4 baris yang digunakan Damono quartrain, quint, sextet, septima, oktaf, dan soneta). menunjukkan eksistensi kepenyairan Damono di Selain itu, pembahasan bentuk ini juga Indonesia tahun 70-an yang cenderung menggunakan klasifikasi yang dijelaskan oleh menggunakan pola-pola penulisan 4 baris dalam Umar Junus [7] yaitu: mantra, pantun dan syair, tiap bait. Berdasarkan pembahasan tersebut, soneta, dan puisi bebas. bentuk-bentuk puisi karya Sapardi Djoko Damono menunjukkan bahwa bentuk-bentuk yang ajek Bentuk yang dominan pada puisi-puisi Sapardi terhadap pengungkapan tema puisi diwujudkan Djoko Damono adalah bentuk dengan 4 baris dalam dengan bentuk puisi empat baris (quartrain). tiap baitnya. Seperti pada puisi berikut. Sementara itu, Penggunaan citraan (imagery) pada Mengalirlah, Sungai puisi-puisi Sapardi Djoko Damono tidak terlepas mengalirlah, sungai, tenang ke lautmu dari diksi-diksi yang digunakan, diksi dan citraan waktu tegak aku di sini dalam warna biru memiliki keterikatan yang erat. Pemilihan kata Siapa berkata: lihatlah yang menjadi ciri khas puisi-puisi Damono yang cuaca bersiap. Kabut terdengar menuruni lembah cenderung imajis menunjukkan konsep citraan yang terintegrasi antara pemikiran, perasaan, dan kualitas
no reviews yet
Please Login to review.