Authentication
219x Tipe PDF Ukuran file 0.40 MB Source: eprints.undip.ac.id
Makalah Seminar Tugas Akhir PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK UNTUK ANALISIS TINGKAT FOKUS PADA CITRA MIKROSKOP DIGITAL MENGGUNAKAN PROSES EKSTRAKSI CIRI 1) 2) 2) Damar Wicaksono , R Rizal Isnanto , Oky Dwi Nurhayati Program Studi Sistem Komputer, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jln. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia email: wicaksono.damar@gmail.com Abstrak—Mikroskop Digital merupakan salah satu biologi, mikrobiologi, ilmu kesehatan, rumah sakit dan pengembangan dari mikroskop cahaya yang para peneliti laboratorium. memungkinkan gambar untuk ditampilkan pada layar Mikroskop Digital terkini memungkinkan proses monitor komputer. Mikroskop Digital terkini pengamatan preparat dilakukan dengan lebih detail. memungkinkan proses pengamatan preparat dilakukan Pengamatan dapat dilakukan secara tidak langsung dengan lebih detail. Pengamatan dapat dilakukan secara menggunakan bantuan aktuator mikroskopik untuk tidak langsung menggunakan bantuan aktuator mendapatkan susunan elemen-elemen citra dasar yang mikroskopik untuk mendapatkan susunan elemen-elemen nantinya akan digabungkan menjadi sebuah citra tunggal citra dasar yang nantinya akan digabungkan menjadi dengan resolusi tinggi. Citra akhir hasil penggabungan sebuah citra tunggal dengan resolusi tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk merancang perangkat lunak pada tersebut diharapkan dapat memberikan informasi yang mikrostepper. Perangkat lunak ini bertujuan untuk lebih detail kepada pengguna daripada tampilan citra menentukan citra yang paling fokus dari beberapa dataset secara langsung menggunakan satu lensa objektif. citra masukan. Mikrostepper merupakan salah satu aktuator mikroskopik Perangkat lunak yang dibuat untuk menentukan komersial yang dirancang oleh PT Miconos Transdata fokus citra digital yakni menggunakan Delphi. Tahap Nusantara untuk mendapatkan susunan elemen citra dasar perancangan berisi tentang prosedur pengembangan yang siap direkonstruksi menjadi citra akhir beresolusi program yang terdiri dari pengumpulan sampel data citra tinggi. Kelemahan Mikrostepper saat ini yakni belum mikroskop digital, pengubahan citra menjadi aras keabuan, tersedianya sistem yang mampu menentukan fokus citra ekstraksi fitur citra hingga didapatkan nilai cost function tertinggi. Algoritma ekstraksi ciri yang digunakan dalam preparat. Citra menjadi semakin kabur akibat fokus yang pencarian nilai cost function (C) citra digital mikroskopik berubah seiring dengan pergesan posisi yang dilakukan antara lain Teknik Penurunan Laplacian, Teknik oleh mikrostepper. Ahmad (2005) menyatakan bahwa Statistikal Variansi Ternormalisasi, Teknik Histogram suatu citra digital berbentuk data numeris, maka citra Entropi.Tahap implementasi pengambilan sampel citra digital dapat diolah dengan komputer melalui proses digital, pengubahan citra menjadi aras keabuan, konvolusi pengolahan citra menghasilkan citra digital yang baru. citra digital dan kuantisasi nilai fokus citra. Berdasarkan permasalahan di atas, timbul sebuah Hasil pengujian menunjukkan bahwa dataset citra gagasan untuk merancang perangkat lunak untuk masukan dapat diproses dengan benar melalui proses menentukan citra paling fokus dari hasil pengambilan pengubahan citra masukan menjadi aras keabuan, tahapan konvolusi dan nilai cost function mampu didapatkan sesuai citra digital mikroskopik menggunakan program dengan teknik pencarian menggunakan ekstraksi fitur. pengolahan citra agar didapatkan citra dengan nilai fokus Citra terpilih dapat ditentukan setelah mengetahui terbaik pada tiap elemen citra. perbandingan masing-masing nilai cost function pada citra masukan. Perangkat lunak dapat berjalan baik pada sistem II. DASAR TEORI operasi Windows 7. Pada bagian antarmuka, tombol- tombol dan prosedur program telah berfungsi sesuai 2.1 Citra Digital dengan fungsionalitasnya masing-masing. Citra adalah suatu representasi, kemiripan, atau imitasi dari suatu objek atau benda. Citra adalah gambar Kata kunci : Ekstaksi Ciri, Bahasa Pemrograman Delphi, pada bidang dwimatra. Citra terbagi atas dua jenis yaitu Aras Keabuan, Laplacian, Cost Function citra kontinu dan citra diskrit. Citra kontinu dihasilkan I. PENDAHULUAN dari sistem optik yang menerima sinyal analog, misalnya mata manusia atau kamera analog. Citra diskrit Mikroskop Digital merupakan salah satu dihasilkan melalui proses digitalisasi sehingga mampu pengembangan dari mikroskop cahaya yang menghasilkan citra diskrit, misalnya kamera digital, memungkinkan gambar untuk ditampilkan pada layar handycam dan scanner. Citra diskrit disebut juga citra monitor komputer. Mikroskop Digital diorientasikan digital. Citra digital dapat didefinisikan sebagai fungsi untuk kebutuhan dibidang pendidikan, mulai dari SD, dua variabel, f(x,y), dengan x dan y adalah koordinat SLTP/SMP, SLTA/SMA sampai dengan Perguruan spasial dan nilai f(x,y) adalah intensitas citra pada Tinggi. Mikroskop Digital juga direkomendasikan untuk koordinat tersebut. (Achmad, 2007). pihak-pihak yang terkait dengan bidang laboratorium 1) Mahasiswa Sistem Komputer UNDIP 2) Dosen Sistem Komputer UNDIP Suatu citra dapat didefinisikan sebagai fungsi 2.3 Metode deteksi tepi Laplacian f(x,y) berukuran M baris dan N kolom, dengan x dan y Turunan kedua dari tepi berjenis landai adalah adalah koordinat spasial dan amplitudo f di titik koordinat sebuah fungsi yang memotong sumbu x pada lokasi tepi. (x,y) dinamakan intensitas atau derajat keabuan pada titik Laplacian adalah kesamaan dua dimensi dari turunan tersebut. Apabila nilai x, y dan nilai amplitude f secara kedua untuk fungsi tersebut. Persamaan Laplacian untuk keseluruhan berhingga (finite) dan bernilai diskrit maka fungsi f(x,y) adalah (Munir, 2004): dapat dikatakan bahwa citra tersebut adalah citra digital. ∂2 f ∂2 f (4) ∇2f = + (Putra, 2010). ∂x2 ∂y2 Dengan menggunakan definisi hampiran selisih- 2.2 Pengolahan Citra mundur (backward difference approximation) diperoleh Pengolahan citra digital secara umum menunjuk Persamaan sebagai berikut ini: pada pemrosesan citra dua dimensi menggunakan G (x)= ∂(x,y) = f (x,y)− f (x−∆x,y) komputer. Dalam konteks yang lebih luas, pengolahan 3 ∂x ∆x (5) citra digital pengacu pada pemrosesan setiap data dua dimensi. (Putra, 2010). ∂(x,y) f (x, y) − f (x, y − ∆y) G (y)= = Pengolahan citra adalah pemrosesan citra dengan 3 ∂y ∆y (6) menggunakan komputer, menjadi citra yang kualitasnya Maka Persamaan Laplacenya sebagai berikut lebih tinggi sesuai yang diinginkan. Tujuan sebagian 2 2 besar aplikasi pengolahan citra adalah mengekstrak ciri ∇2f = ∂ f + ∂ f penting dari data citra, dari deskripsi, interpretasi, atau ∂x2 ∂y2 pengetahuan objek yang dapat diperoleh dari sebuah ∇2f = f(x+∆x,y)−2f(x,y)+ f(x−∆x,y) + ( x)2 citra. (Munir, 2004). ∆ = f (x, y + ∆y) − 2 f (x, y) + f (x, y − ∆y) ( )2 2.3 Ekstraksi ciri ∆y (7) Ekstraksi ciri orde pertama merupakan metode pengambilan ciri yang didasarkan pada karakteristik Dengan asumsi bahwa ∆x=∆y=1, maka diperoleh histogram citra. Histogram menunjukkan probabilitas Persamaan: kemunculan nilai derajat keabuan piksel pada suatu citra. ∇2f = f (x+1,y)−2f(x,y)+ f(x−1,y)+ f(x,y+1)−2f(x,y)+ f(x,y−1) Dari nilai-nilai pada histogram yang dihasilkan, dapat = f (x, y −1) + f (x +1, y) − 4 f (x, y) + f (x −1, y) + f (x, y +1) dihitung beberapa parameter ciri statistik orde pertama (8) dalam penelitian ini antara lain adalah rata-rata, variansi, Jika dibuat dalam bentuk perkalian vektor maka, dan Entropi. (Nurhayati, 2010). 0 1 0 (x-1,y+1) (x,y+1) (x+1,y+1) 2 1. Nilai rata-rata dari suatu sebaran nilai intensitas citra ∇ f = 1 −4 1∗ (x-1,y) (x,y) (x +1,y) 0 1 0 (x-1,y-1) (x,y -1) (x +1,y-1) (9) abu-abu menunjukkan ukuran dispersi suatu citra yang dapat dicari dengan perhitungan seperti Persamaan (1). Sehingga dapat dinyatakan sebagai kernel rerata(µ) = ∑ f p(f ) konvolusi Laplacian sejenis seperti ditunjukkan pada n n Gambar 2. n (1) Dengan f merupakan suatu nilai intensitas keabuan, n ) menunjukkan nilai histogramnya sementara p(f n (probabilitas kemunculan intensitas tersebut pada Gambar 2 Kernel Konvolusi Laplacian citra). 2. Variansi dari suatu sebaran nilai intensitas citra abu- 2.4 Citra mikroskopik fokus dan kabur abu menunjukkan variasi elemen pada histogram dari Istilah fokus menurut terminologi artinya titik suatu citra yang dapat dicari dengan perhitungan tempat berkumpulnya sinar yang melalui sebuah optik seperti Persamaan (2). atau lensa. Sebuah citra yang fokus didapatkan dengan cara menempatkan kumpulan sinar pada satu titik yang σ2 =∑(f −µ)2p(f ) tepat berada di film atau permukaan sensor citra (disebut n n n (2) focal plane). (Bhakti, 2010). 3. Entropi merupakan sebuah ciri untuk mengukur Pengamatan untuk objek mikroskop digital yang keteracakan dari distribusi intensitas. Entropi, dapat dijadikan sebagai alat uji standar laboratorium menunjukkan ukuran ketidakteraturan bentuk. Harga adalah mikrometer objektif. (Russell, 2005). ENT besar untuk citra dengan transisi derajat Pencarian citra fokus pada sistem mikroskop keabuan merata dan bernilai kecil jika struktur citra digital dapat dilakukan dengan metode scanning masing- tidak teratur (bervariasi) yang didefinisikan dengan masing citra. Masing-masing citra yang diperoleh perhitungan seperti Persamaan (3). dianalisis menggunakan algoritma “autofocus cost ENT =−∑∑p(i,j).log2 p(i, j) function”. Citra yang memiliki nilai cost function i j (3) maksimum inilah yang disebut sebagai citra paling fokus. Algoritma ekstraksi ciri yang digunakan dalam pencarian nilai cost function (C) untuk citra digital mikroskopik antara lain (Fortier, 2010): 1. Teknik Penurunan Laplacian Teknik ini merupakan teknik untuk pendeteksian tepi citra menggunakan turunan orde kedua dari nilai keabuan citra seperti yang ditunjukkan pada Persamaan (2.18). (10) Setelah digunakan kernel Laplacian seperti pada Persamaan (2.17), maka nilai C diperoleh menggunakan Persamaan (2.19). (11) 2. Teknik Statistikal Variansi Ternormalisasi Teknik ini merupakan bentuk dari teknik variansi (Persamaan 2.3) menggunakan normalisasi dari nilai Gambar 3 Diagram Alir Perancangan Sistem intensitas piksel keabuan terhadap intensitas nilai dari 3.2 Perancangan Antarmuka citra. Teknik ini seperti yang ditunjukkan pada 1. Pengumpulan Sampel Data Citra Mikroskop Digital Persamaan (11). Dataset yang digunakan merupakan data primer (12) berupa pengumpulan sampel citra mikrometer objektif dari laboratorium PT Miconos Transdata Nusantara. Sedangkan nilai dapat diperoleh seperti pada Akuisisi data citra mikroskop digital ini berupa berkas Persamaan (12). citra dengan empat tingkat perbesaran lensa objektif mikroskop diantaranya 4 kali, 10 kali, 40 kali dan 100 (13) kali perbesaran objektif dengan format citra masukan 3. Teknik Histogram Entropi bitmap 24-bit yang memiliki resolusi sebesar 640×480 Teknik Entropi mengukur keteracakan dari piksel. distribusi intensitas dimana citra fokus diasumsikan 2. Pengubahan Citra Menjadi Aras Keabuan mengandung informasi lebih besar dibandingkan dengan Setelah dilakukan pembacaan citra sampel citra kabur. Teknik Histogram Entropi dapat diperoleh masukan, tahap berikutnya perangkat lunak ini seperti pada Persamaan (2.22). menggunakan algoritma pengubah aras keabuan (grayscaling). Citra RGB yang tersusun atas tiga elemen (14) (Merah, Hijau dan Biru) memiliki kombinasi warna kompleks sehingga diperlukan penyederhanaan citra Dimana nilai yang merupakan warna menjadi citra keabuan dengan tingkat intensitas probabilitas kemunculan piksel dengan intensitas i dari tertentu suatu citra. Nilai i merupakan distribusi intensitas citra 3. Tahap Ekstraksi Ciri Citra mulai dari intensitas 0 hingga 255. Pada penelitian ini, digunakan tiga buah teknik untuk penentuan cost function yakni menggunakan Teknik Penurunan Laplacian, Teknik Statistikal Variansi III. PERANCANGAN SISTEM Ternormalisasi dan Teknik Histogram Entropi. 4. Penentuan Fokus Citra Maksimum 3.1 Prosedur Pengembangan Program Teknik pengolahan citra digunakan untuk Proses perancangan perangkat lunak terdapat mengukur nilai “cost function” untuk parameter fokus beberapa prosedur yang dapat diimplementasikan agar citra digital. Jika nilai cost function telah ditemukan maka citra digital mampu dianalisis secara akurat. Algoritma program ini telah berhasil mengenali citra fokus program dimulai dari pengambilan sampel citra digital mikroskop digital. mikroskop kemudian dirubah ke citra aras keabuan 8-bit. 5. Algoritma Program Hasil dari pengubahan aras keabuan tersebut kemudian Algoritma program yang digunakan untuk mencari dianalisis menggunakan ekstraksi ciri. Masing-masing nilai cost function dibagi menjadi tiga jenis teknik. Untuk citra dilakukan kuantisasi tingkat fokus dan masing-masing teknik yang digunakan dapat dimodelkan menghasilkan nilai cost function. Gambar 3 menunjukkan menggunakan diagram alir. Gambar 4 menunjukkan urutan penelitian yang harus diperhatikan agar perangkat diagram alir implementasi teknik Laplacian untuk lunak dapat berjalan untuk mendapatkan nilai cost pencarian nilai cost function. function pada dataset citra masukan. Gambar 6 Diagram Alir Teknik Entropi IV. IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM 4.1 Implementasi Antarmuka Perangkat Lunak Gambar 4 Diagram Alir Teknik Laplacian 4.1.1 Form Halaman Awal Program Form Petunjuk merupakan halaman yang digunakan sebagai tampilan awal ketika program mulai Gambar 5 menunjukkan diagram alir implementasi dijalankan. teknik Variansi Ternormalisasi. 4.1.2 Form FocusMetering Kelas CaraMain ini merupakan kelas yang membangun tampilan petunjuk permainan ketika pemain menekan tombol Help pada HalamanAwal. 1. Pengambilan Sampel Citra Digital Pengambilan sampel citra dilakukan oleh button AmbilCitra. 2. Pengubahan Citra Menjadi Aras Keabuan Citra masukan yang telah dimuatkan sebelumnya pada bagian penampil citra ImageAwal, maka citra tersebut kemudian dikonversi dari format citra 24 bit Bitmap menjadi citra aras keabuan 8 bit. 3. Tahap Konvolusi Citra Digital Tahapan konvolusi ini mengimplementasikan dari citra aras keabuan yang dikonvolusikan dengan kernel Laplacian 3 kali 3. Tahap konvolusi hanya digunakan untuk pencarian nilai cost function menggunakan teknik Laplacian. 4. Kuantisasi Nilai Fokus Nilai fokus citra diperoleh dari penghitungan nilai cost function citra hasil konvolusi Laplacian yang menggunakan Teknik Penurunan Laplacian dan citra aras keabuan digunakan Teknik Statistikal Variansi Ternormalisasi dan Teknik Histogram Entropi. 4.2 Hasil Penelitian 4.2.1 Hasil Olahan Citra Masukan Gambar 5 Diagram Alir Teknik Variansi Ternormalisasi Hasil Olahan Citra masukan dapat dijelaskan sebagai berikut. Gambar 6 menunjukkan diagram alir implementasi 1. Citra Original teknik Entropi. Citra asli dimuat sebagai masukan program dengan format 24 bit bitmap di bagian panel
no reviews yet
Please Login to review.