Authentication
230x Tipe PDF Ukuran file 2.41 MB Source: repository.ugm.ac.id
PERILAKU NYERI NEUROPATIK DANEKSPRESIVOLTAGE GATE SODIUM CHANNELPADATIKUSSPRAGUE DAWLEY PASCALIGASI NERVUS SPINALIS LUMBAL 5,DENGAN ATAU TANPA METILKOBALAMIN DISERTASI Oleh ENDANG MUTIAWATI RAHAYUNINGSIH 08/286472/SKU/0023 UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2012 PERILAKU NYERI NEUROPATIK DANEKSPRESIVOLTAGE GATE SODIUM CHANNELPADATIKUSSPRAGUE DAWLEY PASCALIGASI NERVUS SPINALIS LUMBAL 5,DENGAN ATAU TANPA METILKOBALAMIN Disertasi untuk memperoleh Derajat Doktor dalam Ilmu Kedokteran dan Kesehatan PadaFakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Program Doktor Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Pada tanggal 26 September 2012 Oleh Endang Mutiawati Rahayuningsih Lahir Di Yogyakarta- Indonesia RINGKASAN Nyeri neuropatik merupakan ekspresi dari kerusakan saraf yang eksitabilitasnya terganggu, berupa peningkatan eksitabilitas pada saraf yang jejas juga saraf yang sehat disekitarnya (Gold et al., 2003). Hipereksitabilitas sel saraf ini disebabkan oleh adanya peningkatan aktifitas dari voltage gate sodium channel (VGSC)diarea saraf yang jejas dan sekitarnya (Gold et al., 2003). Diperkirakan insidensi nyeri neuropatik berkisar antara 2 – 40 % dari semua manusia dewasa. Di Amerika Serikat jumlah penderita nyeri neuropatik diperkirakan 3,75 juta kasus dari nyeri neuropatik kronik termasuk yang disebabkan oleh karsinoma, jejas medula spinalis, nyeri pinggang dan nyeri phantom. Sebagian besar penderita nyeri neuropatik mengalami nyeri sepanjang hidupnya, hal ini dikarenakan penyebab nyeri tersebut tidak dapat dihilangkan dari tubuh penderita nyeri neuropatik, seperti diabetes melitus, neuralgia trigeminal, sindroma servikalis, sindroma terowongan karpal, stenosis lumbalis, hernia nukleus pulposus dan oleh karsinoma. Patofisiologi nyeri neuropatik sangat kompleks dan belum sepenuhnya diketahui. Banyak teori diajukan, namun belum mampu menjelaskan secara tuntas. Adanya jejas pada saraf perifer penghantar nyeri akan menimbulkan aktifitas abnormal serabut aferen berupa ectopic discharge. Pada ectopic discharge ini dijumpai aktifitas VGSC berlebihan, yang menjadi generator ektopik yang merupakan cikal bakal timbulnya nyeri. Keadaan tersebut dapat menyebabkan terjadinya nyeri secara terus menerus, sehingga terjadi sensitisasi sentral dan perifer (Baron, 2009; Decosterd dan Berta, 2009; Ossipov dan Porreca, 2009; Dupere et al., 2005; McMahon et al., 2004; Dworkin et al., 2003; Meliala &Barus, 2003; Bridgs et al., 2001). Voltage gate sodium channel adalah sebuah protein transmembran, yang berperan dalam mengawali potensial aksi dan merambatnya impuls pada sel saraf. VGSC ini juga terkait dalam regulasi dinamik eksitabilitas sel saraf. Adanya gangguan atau perubahan pada biofisikal dan ekspresi VGSC akan berdampak pada eksitabilitas sel saraf (Persson, 2009; Wood, 2009; Krafte et al., 2006; Catterall et al., 2005; Gold et al., 2003; Ununoff et al., 2003). Obat-obatan yang memblok VGSC akan mengurangi nyeri neuropatik yang dialami oleh penderita nyeri neuropatik (Gold et al, 2003). Karbamazepin merupakan obat yang luas digunakan untuk penanganan nyeri neuropatik. Obat lainnya yang banyak digunakan untuk penanganan nyeri neuropatik adalah amitriptilin, gabapentin, pregabalin, tramadol, dan lainnya. Obat tersebut semuanya hanya bersifat simptomatis, dan banyak mempunyai efek samping berupa pusing, dizziness, vertigo, mulut kering, mual, muntah, bahkan karbamazepin dapat menyebabkan reaksi allergi berupa Sindroma Steven Johnson, sehingga sangat mengganggu penderita nyeri neuropatik (Baron, 2009; Decosterd dan Berta, 2009; Ossipov dan Porreca, 2009; Dupere et al., 2005; McMahon et al., 2004; Dworkin et al., 2003; Meliala, 2008; Bridgs et al., 2001). Dari kepustakaan yang ada mengatakan bahwa pengobatan nyeri neuropatik masih belum memuaskan, hanya kurang dari 50 % pasien yang membaik dengan obat- obatan yang digunakan selama ini (Bridgs et al., 2001; Suharjani, 2010), artinya
no reviews yet
Please Login to review.