Authentication
215x Tipe PDF Ukuran file 0.29 MB Source: repository.poltekkes-smg.ac.id
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI A. Tinjauan Pustaka Penelitian tentang terapi panas masih jarang dilakukan. Penelitian sebelumnya terkait terapi panas yang digunakan untuk mengurangi nyeri yaitu menggunakan kompres panas/hangat, salah satunya yaitu untuk nyeri persalinan. Penelitian yang tentang pengalaman ibu bersalin dan bidan dalam menggunakan paket hangat di perineum untuk mengurangi nyeri pada Kala II persalinan. Penelitian ini melibatkan 717 ibu primigravida yang dipilih secara acak dan dibagi dalam dua kelompok, yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Kelompok perlakuan diberikan paket hangat yang diaplikasikan di perineumnya sebanyak 360 orang. Kelompok kontrol diberikan asuhan yang standar dilakukan dengan responden sebanyak 357 orang.30 Hasil penelitian menunjukkan bahwa 79,7% ibu bersalin dan 80,4% bidan, mengatakan bahwa paket panas yang telah diberikan dapat mengurangi nyeri pada perineum selama proses persalinan. Sebagian besar ibu bersalin mengatakan bahwa mereka senang menggunakan paket panas di perineum untuk mengurangi nyeri persalinan Kala II. Sebanyak 85,7 % dari mereka ingin menggunakan terapi panas lagi pada persalinan selanjutnya dan juga merekomendasikan kepada teman-temannya terkait efektifitas dari penggunaan terapi panas di perineum 30 untuk mengurangi persalinan. 14 Penelitian lainnya terkait dengan terapi panas yang diaplikasikan.pada perineum dan tulang sakrum. Terapi panas yang digunakan pada penelitian ini adalah handuk hangat yang telah direndam dalam air dengan suhu 450C. Responden pada penelitian ini adalah sebanyak 60 ibu primigravida berumur antara 18-35 tahun. Responden secara acak dibagi dalam dua kelompok yaitu kelompok perlakuan, diberikan terapi panas dan kelompok kontrol. Untuk mengetahui skor tingkat nyeri digunakan Visual Analogue Scales (VAS). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi penurunan yang signifikan pada rata- rata skor nyeri (P-value < 0,05). Terapi panas merupakan salah satu terapi komplementer yang murah dengan risiko rendah, dapat mengurangi intensitas nyeri persalinan dan dapat meningkatkan kepuasaan ibu selama Kala I persalinan (P-value < 0,05).24 Terapi panas juga dimanfaatkan untuk pengobatan pada pasien kanker. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas dari penyesuaian pH dengan melakukan kombinasi pemberian antara deksamethason, pemanasan awal larutan, kompres panas di atas lokasi kateterisasi perifer. Pasien kanker diberikan oxaliplatin secara intravena dengan dikombinasi fluoropyrimidine secara oral akan meningkatkan kepuasan pasien. Namun pemberian oxaliplatin secara intravena memiliki efek samping yaitu terjadinya nyeri vena. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi antara deksamethason, pemanasan awal larutan, kompres panas di atas lokasi kateterisasi perifer dan penyesuaian pH secara signifikan dapat menurunkan terjadinya risiko nyeri vena.27 15 Penelitian terapi panas yang lain yaitu tentang mandi air hangat untuk mengurangi nyeri pada Kala I persalinan. Responden pada penelitian ini sebanyak 100 ibu yang sedang memasuki proses Kala I persalinan. Responden penelitian dibagi dalam dua kelompok yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah berumur antara 18-50 tahun, umur kehamilan 37-41 minggu, sudah memasuki Kala I Fase Aktif persalinan, tidak ada komplikasi, kehamilan tunggal, masih bisa berjalan keluar masuk kamar mandi, bisa berbicara, menulis dan membaca.31 Penelitian ini menggunakan VAS (Visual Analogue Scale) untuk mengukur tingkat nyeri, kecemasan dan kelelahan pada Kala I persalinan. Semua responden, kelompok kontrol maupun perlakuan diminta untuk menunjukkan tingkat nyeri, kecemasan dan kelelahan dengan menggunakan VAS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat penurunan yang signifikan pada tingkat nyeri dan kecemasan (P-value 0,011 dan P-value 0,018) dan tidak ada perubahan signifikan terkait kelelahan (P-value 0,005). Sehingga dapat disimpulkan bahwa mandi air hangat dapat mengurangi tingkat nyeri dan kecemasan pada Kala I persalinan.31 Terapi panas juga dapat diterapkan pada pasien dengan sindrom koroner akut untuk mengetahui efek terapi panas lokal pada nyeri dada pasien. Responden sebanyak 66 pasien dipilih acak kemudian dibagi dalam dua kelompok yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Pasien pada kelompok perlakuan diberikan paket panas dengan suhu 500C dan kelompok kontrol dengan suhu 370C. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kelompok perlakuan terjadi 16 penurunan yang signifikan dalam intensitas nyeri, durasi dan frekuensi. Kebutuhan terkait analgesik juga terjadi penurunan pada kelompok perlakuan. Terapi panas lokal merupakan intervensi yang efektif untuk mencegah dan mengurangi nyeri dada pada pasien dengan sindrom koroner akut dan meminimalkan efek samping yang terkait dengan obat analgesik.34 B. DASAR TEORI 1. Nyeri Persalinan Kala I a. Pengertian The International Association for the Study of Pain (IASP) mendefinisikan nyeri sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan terkait dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial atau dijelaskan dalam hal kerusakan tersebut.35 Nyeri persalinan merupakan rasa sakit yang berlangsung mulai dari Kala I persalinan, rasa sakit terjadi karena adanya aktifitas besar di dalam tubuh ibu untuk mengeluarkan bayi, proses ini terasa menyakitkan bagi ibu.36 Nyeri persalinan mempunyai dua komponen fisiologis utama yaitu transmisi stimulus rasa sakit pada fisik ke otak dan interpretasi informasi yang disaring melalui sistem hipotalamus dan limbik.23 Rasa sakit kontraksi uterus dimulai dari bagian bawah perut, menyebar ke kaki. Rasa sakit dimulai seperti sedikit tertusuk, lalu mencapai puncak, kejadian itu terjadi ketika otot-otot rahim berkontraksi untuk mendorong bayi keluar dari dalam rahim ibu.36 Rasa nyeri 17
no reviews yet
Please Login to review.