jagomart
digital resources
picture1_Luka Laserasi Adalah 59079 | Jiptummpp Gdl S1 2011 Ariyamaula 24040 Bab%2b1


 184x       Tipe PDF       Ukuran file 0.09 MB       Source: eprints.umm.ac.id


File: Luka Laserasi Adalah 59079 | Jiptummpp Gdl S1 2011 Ariyamaula 24040 Bab%2b1
bab 1 pendahuluan 1 1 latar belakang luka laserasi adalah luka terbuka yang umumnya disebabkan oleh benda tumpul daripada benda tajam yang menyebabkan robeknya jaringan atau disintegritas jaringan luka laserasi ...

icon picture PDF Filetype PDF | Diposting 23 Aug 2022 | 3 thn lalu
Berikut sebagian tangkapan teks file ini.
Geser ke kiri pada layar.
                       BAB 1 
                    PENDAHULUAN 
                     
          1.1 Latar Belakang 
           Luka  laserasi  adalah  luka  terbuka  yang  umumnya  disebabkan  oleh  benda 
          tumpul,  daripada  benda  tajam,  yang  menyebabkan  robeknya  jaringan  atau 
          disintegritas  jaringan.  Luka  laserasi  merupakan  luka  yang  cukup  banyak 
          kejadiannya, terjadi akibat trauma rumah tangga dan trauma kecelakaan. Tepi luka 
          sering  tidak  teratur  dan  bergerigi.  Laserasi  paling  sering  mempengaruhi  kulit, 
          termasuk  lemak  subkutan,  tendon,  otot,  atau  tulang.  Luka  laserasi  sering 
          terkontaminasi  dengan  bakteri  dan  serpihan-serpihan  dari  apapun  objek  akibat 
          memotong (Gross, 2004). 
           Luka terbuka sering terjadi baik karena trauma kecelakaan, maupun trauma 
          oleh benda-benda tajam karena kelalaian. Luka karena kelalaian yang biasa terjadi 
          pada rumah tangga umumnya dibiarkan sembuh dengan sendirinya, atau sekalipun 
          diobati,  hanya  sekedar  menutup  luka.  Justru  hal  ini  yang  menyebabkan  luka 
          menjadi rentan terkena infeksi. Luka sendiri memiliki tahapan agar dapat sembuh 
          dengan  sempurna.  Faktor-faktor  seperti  infeksi  dapat  menghambat  kecepatan 
          penyembuhan luka, sehingga diperlukan penanganan yang tepat dan cepat untuk 
          mengobati luka tanpa harus berobat ke rumah sakit. 
           Penyembuhan  luka  adalah  proses  yang  kompleks  dan  dinamis  yang 
          menghasilkan  pemulihan  kontinuitas  anatomis  dan  fungsi  jaringan  akibat 
          terjadinya luka.  Penyembuhan luka akut normal adalah terjadi respon dimana 
          dibentuk  kembali  titik  keseimbangan  antara  pembentukan  dan  remodeling 
                          1 
                                              2 
                                                
           jaringan  parut.  Ini  adalah  respon  tipikal  yang  dialami  manusia  setelah  terjadi 
           trauma (Diegelmann, 2004). 
            Penyembuhan luka melibatkan serangkaian kompleks interaksi antara berbagai 
           jenis  sel,  mediator  sitokin,  dan  matriks  ekstraseluler.  Fase  penyembuhan  luka 
           normal mencakup hemostasis, inflamasi, proliferasi, dan remodeling. Setiap fase 
           penyembuhan luka berbeda, meskipun proses penyembuhan luka bersifat kontinu, 
           tampak tumpang tindih antar tiap tahapan prosesnya (MacKay, 2003). 
            Penyembuhan luka dengan madu sudah banyak digunakan sejak 2000 tahun 
           yang  lalu,  madu  digunakan  pada  untuk  menjaga  kelembaban,  dan  sebagai 
           antibiotik  yang  sangat  kuat,  dimana  madu  yang  mengandung  konsentrasi  gula 
           yang  tinggi    menyebabkan  terhambatnya  pertumbuhan  bakteri  pada  luka  yang 
           terinfeksi (Aden R, 2010). 
            Madu adalah larutan gula dengan saturasi tinggi yang dihasilkan oleh lebah 
           madu (Apis melifera) yang mengumpulkan cairan dari sari bunga yang disebut 
           nectar dan di bawa ke sarang lebah untuk dimatangkan menjadi madu (Comvita, 
           2008).  
            Madu tersusun atas beberapa molekul gula seperti glukosa dan fruktosa serta 
           sejumlah mineral seperti magnesium, kalium, potasium, sodium, klorin, sulfur, 
           besi, dan fosfat. Madu juga mengandung vitamin B1, B2, C, B6, dan B3 yang 
           sangat bermanfaat bagi tubuh manusia (Comvita, 2008). 
            Madu memiliki banyak manfaat pada kesehatan manusia. Penelitian-penelitian 
           sebelumnya menyebutkan bahwa madu digunakan sebagai obat untuk diare dan 
           penyakit pencernaan lainnya, mengobati alergi, mengatasi masalah pernapasan, 
                              
                                              3 
                                                
           dan  sebagai  obat  untuk  menyembuhkan  berbagai  jenis  luka,  termasuk  luka 
           diabetes yang sulit sembuh, luka infeksi, dan luka-luka lainnya (Aden R, 2010). 
            Madu adalah obat yang tertua untuk mengobati luka. Orang-orang Mesir kuno 
           menggunakan madu sebagai dressing untuk digunakan pada luka infeksi. Obat 
           tradisional  ini  diterapkan  pada  pengungsi  di  tahun  1940-an,  sebelum 
           ditemukannya  bakteri  yang  menjadi  penyebab  infeksi  dan  sebelum  penemuan 
           antibiotik.  Hal  yang  kemudian  baru-baru  ini  ditemukan  kembali  oleh  profesi 
           medis (Khoo et al, 2010). 
            Manfaat  madu  yang  paling  penting  dalam  ilmu  kesehatan  adalah  madu 
           memiliki sifat antibakteri yang lebih baik diantara obat-obatan kimiawi yang telah 
           ada. Pada penelitian sebelumnya, pemberian madu pada luka bakar memberikan 
           efek  antibakteri  yang  lebih  baik  daripada  pemberian  hydrofibre,  aplikasi  lokal 
           yang dijadikan perbandingan pada terapi luka (Khoo et al, 2010). 
            Sebenarnya masih banyak potensi madu dalam peranannya mengobati luka, 
           sehingga peneliti perlu mengetahui lebih dalam lagi apa saja kandungan madu dan 
           bagaimana proses madu meningkatkan proses penyembuhan luka yang akhirnya 
           luka dapat sembuh lebih cepat. 
           1.2 Rumusan Masalah 
            Apakah pemberian madu berpengaruh terhadap peningkatan kecepatan proses 
           penyembuhan luka laserasi pada Rattus norvegicus Strain Wistar? 
           1.3 Tujuan Penelitian 
            1.3.1 Tujuan Umum 
              Membuktikan  pemberian  madu  berpengaruh  terhadap  peningkatan 
            kecepatan penyembuhan luka laserasi pada Rattus norvegicus Strain Wistar. 
                              
                                              4 
                                                
            1.3.2 Tujuan Khusus 
              1.  Membuktikan pemberian madu pada luka laserasi Rattus norvegicus 
               Strain Wistar dapat meningkatkan kecepatan kontraksi luka. 
              2.  Membuktikan pemberian madu pada luka laserasi Rattus norvegicus 
               Strain Wistar dapat meningkatkan kecepatan re-epitelialisasi. 
           1.4 Manfaat Penelitian 
            1.4.1 Manfaat bagi masyarakat 
                  Sebagai  bukti  ilmiah  yang  menjelaskan  pengaruh  pemberian  madu 
            terhadap peningkatan kecepatan proses penyembuhan luka laserasi. 
            1.4.2 Manfaat klinis 
                  Sebagai  bukti  ilmiah  yang  menjelaskan  penggunaan  madu  sebagai 
            pengobatan alternatif pada luka laserasi selain obat-obat kimiawi yang telah 
            ada. 
            1.4.3 Manfaat akademik 
                  Sebagai  referensi  untuk  penelitian  selanjutnya  dan  penelitian  lain 
            mengenai penggunaan madu pada jenis luka yang lain. 
                
               
               
               
                              
Kata-kata yang terdapat di dalam file ini mungkin membantu anda melihat apakah file ini sesuai dengan yang dicari :

...Bab pendahuluan latar belakang luka laserasi adalah terbuka yang umumnya disebabkan oleh benda tumpul daripada tajam menyebabkan robeknya jaringan atau disintegritas merupakan cukup banyak kejadiannya terjadi akibat trauma rumah tangga dan kecelakaan tepi sering tidak teratur bergerigi paling mempengaruhi kulit termasuk lemak subkutan tendon otot tulang terkontaminasi dengan bakteri serpihan dari apapun objek memotong gross baik karena maupun kelalaian biasa pada dibiarkan sembuh sendirinya sekalipun diobati hanya sekedar menutup justru hal ini menjadi rentan terkena infeksi sendiri memiliki tahapan agar dapat sempurna faktor seperti menghambat kecepatan penyembuhan sehingga diperlukan penanganan tepat cepat untuk mengobati tanpa harus berobat ke sakit proses kompleks dinamis menghasilkan pemulihan kontinuitas anatomis fungsi terjadinya akut normal respon dimana dibentuk kembali titik keseimbangan antara pembentukan remodeling parut tipikal dialami manusia setelah diegelmann melibatkan...

no reviews yet
Please Login to review.