Authentication
241x Tipe PDF Ukuran file 0.35 MB Source: algazali.ac.id
MEMAHAMI KEBENARAN DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT ADMINISTRASI KAMARUDDIN HASAN UNM, Makassar A. PANANRANGI M STIA AL Gazali Barru pananrangi@algazali.ac.id ABSTRAK Filasfat administrasi adalah berpikir secara kritis, matang dan mendalam terhadap hakikat dan makna yang terkandung dalam materi ilmu administrasi filsafat administrasi mencakup ontologi, efistemologi, dan aksiologi. Perkembangan ilmu administrasi sebagai filsafat lebih lambat jika dibandingkan perkembangan adminitrasi sebagai administrasi. Hal ini karena dipicu oleh kondisi perkembangan kehidupan manusia yang didorong oleh kemajuan IPTEKS secara keseluruhan. Namun demikian perkembangan ilmu administrasi tidak dapat dilepaskan dari perkembangan administasi sebagai filsafat, karena filsafat administrasi lebih menekankan pada teori yang berlandaskan pada teori kebenaran filsafat. Sementara administrasi sebagai ilmu semakin dituntut untuk meletakkan dasar - dasar kebenaran dalam implementasi pada setiap langkah kemajuannya. Penelitian ini bertujuan untuk memahami kebenaran dalam perspektif filsafat administrasi. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif, dengan teknik yang dilakukan adalah survei literatur akademis. Pengumpulan data sekunder dilakukan melalui penelusuran berbagai sumber yaitu :dokumen, buku , dan jurnal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teori Meraja Journal Vol. 2, No. 1, Februari 2019 57 kebenaran ilmu, yaitu : teori kebenaran trasi sebagai administrasi khususnya korespondens, koherensi, pragmatis, sintaksis, semantis, teori performatik, dan pada penerapan administasi termasuk teori kebenaran agama. Selanjutnya ruang pada fungsi – fungsi manajemen. lingkup kebenaran ilmu administrasiterdiri Hal ini karena dipicu oleh kondisi dari : kebenaran asal mula, kebenaran perkembangan kehidupan manusia mengungkap, kebenaran memandang. yang didorong oleh kemajuan IPTEKS kebenaran bentuk, kebenaran isi, kebenaran secara keseluruhan. Sementara konsep, dan kebenaran teori. perkembangan ilmu administrasi Kata Kunci : Memahami Kebenaran, dan fungsi manajemen berjalan se- Filsafat Administrasi suai dengan semakin kompleksnya keinginan dan kebutuhan manusia. PENDAHULUAN Perkembangan ilmu administrasi tidak dapat dilepaskan dari Dalam perkembaangan era perkembangan administasi sebagai globalisasi saat iini, gejala utama yang filsafat. Hal ini disebabkan karena dominan ditandai dengan pesatnya filsafat administrasi lebih menekankan perkembangan ilmu pengetahuan dan pada teori yang berlandaskan pada teknologi, ketatnya tantangan dan teori kebenaran filsafat. Sementara persaingan yang mengharuskan setiap administrasi sebagai ilmu semakin umat manusia untuk menghadapinya. dituntut untuk meletakkan dasar dasar kebenaran dalam implementasinya Tantangan dan persaingan dalam rangka kepemilikan ilmu pengetahuan pada setiap langkah kemajuannya. dan teknologi dapat dimenangkan oleh Dengan demikian terdapat hubungan setiap manusia jika manusia memiliki yang sangat erat antara filsafat salah satu variabel tertentunya, antara administasi dengan ilmu adinistrasi. lain seberapa besar ilmu pengetahuan Selain itu perkembangan dan kemajuan dan teknologi yang ada dalam pangkal IPTEKS, seyogyanya dimbangi oleh pikir manusia. pemahaman agama. Dengan kata lain Salah satu perkembangan ilmu kemajuan IPTEKS yang bertumpu pada peningkatan kecerdasan intelektual pengetahuan yang terjadi adalah ilmu adminitrasi. Namun faktanya manusia harus dbarengi dengan perkembangan administrasi sebagai peningkatan kecerdasan spiritual filsafat terkesan lebih lambat jika manusia, yang menekankan pada dibandingkan perkembangan adminis- pada etika keilmuan dan meletakkan dasar dasar kebenaran dalam hakekat 58 Meraja Journal Vol. 2, No. 1, Februari 2019 A. Pananrangi M kemanusiaan itu sendiri. filsafat merupakan pengetahuan tentang Berdasarkan hal tersebut di atas, cara berpikir kritis, pengetahuan tentang maka pada penelitian ini akan dikaji kritik yang radikal, artinya sampai memahami kebenaran dalam persfektif akarnya, sampai pada konsekuensi filsafat administrasi melalui berbagai yang terakhir. Radikal artinya akar sudut pandang teori kebenaran ilmu. yang disebut arche sebagai ciri khas berpikir filosofis. Radikal adalah asumsi A. Filsafat yang tidak hanya dibicarakan, tetapi Falsafah atau filsafat adalah kata digunakan. Dengan demikian, filsafat yang diadopsi dari bahasa Arab yang adalah pengetahuan tentang berpikir diartikan sebagai hakikat atau hikmah. kritis sistematis, pengetahuan tentang Uyoh Sadulloh. (2012). filsafat diartikan pemahaman universal terhadap semua sebagai suatu pandangan kritis yang persoalan, dan pengetahuan tentang sangat mendalam sampai ke akar- kebenaran pemikiran yang tanpa batas akarnya mengenai segala sesuatu yang dan masalah yang tidak pernah tuntas. ada. Maka filsafat mengajarkan dan Menurut para ahli , bahwa memberikan pengertian bahwa dalam pengkajian dalam kefilsafatan penggunaan sebuah ilmu haruslah keilmuan, dibagi ke dalam beberapa diiringi dengan kebijaksanaan . Menurut komponen bagi eksistensi ilmu, yaitu Erliana Hasan(2014; 1) Ketika seorang ontologi, epistimologi dan aksiologi. bertanya dan mencari tentang hakikat (1) Ontologi diartikan tentang sesuatu dan pencarian itu terus-menerus bagaimana mencari hakikat menjadi pemikiran, maka pada saat itu kebenaran dan kenyataan dalam dapat dikata kan bahwa orang tersebut keilmuan mengenai apa dan sedang mencari makna terdalam dari bagaimana (yang) ada sebagaimana sesuatu yang sedang dicarinya, kondisi manifestasi kebenaran yang kita demikian dalam pengertian filsafat cari. Hakim dan Saebani (2008) dipahami sebagai proses berpikir lebih dalam Hasbi Shiddiq Fauzan tajam dan merasakan sesuatu lebih (2017) menyebutkan bahwa dalam. Menurut Hasbi Shiddiq Fauzan ontologi adalah teori hakikat yang (2017) Filsafat adalah metode yang mempertanyakan setiap eksistensi, mengatur bagaimana kita bijak dalam yang dimana berperan sebagai menggunakan sebuah ilmu. basis pondasi bangunan dasar bagi Dengan demikian dipahami bahwa keilmuan. Meraja Journal Vol. 2, No. 1, Februari 2019 59 (2) Epistemologi berfungsi bagaimana kebenaran atau kenyataan kebenaran itu diartikan kehidupan pencarian keilmuan. dalam mencapai pengetahuan B. Filsafat Administrasi (ilmiah). Maka epistimologi berfungsi mengatur perbedaan Filsafat administrasi adalah pengartikulasian keilmuan ke dalam berpikir secara kritis, matang dan ruang-ruang keilmuan normatif. mendalam terhadap hakikat dan Normatif berarti menentukan norma atau tolak ukur, dan dalam makna yang terkandung dalam materi hal ini tolak ukur kenalaran bagi ilmu administrasi. Menurut ahli, ruang lingkup filsafat administrasi, dapat kebenaran pengetahuan yang nantinya akan dijadikan landasan ditinjau dari beberapa aspek, yaitu : berfikir (Sudarminta. (2002) dalam 1. Ontologi Hasbi Shiddiq Fauzan (2017) . Secara subtansial dan historis , Sehingga penentuan ruang yang ontologi merupakan bagian mendasar kita pilih akan menjadi akal, akal dari filsafat, , karena kelahiran atau budi, pengalaman, atau komunikasi keberadaan ontologi tidak lepas antara akal dan pengalaman, intuisi. dari peran filsafat. Sebaliknya pula (3) Akslologi berperan sebagai sistem perkembangan ontologi memperkuat yang mengatur pelaksanaan keberadaan filsafat. Adapun pemikiran keilmuan ke dalam bentuk nilal-nilal (values) yang bersifat dalam ontologi ilmu administrasi dimulai dari adanya pembuktian, atau normatif dalam pemberian makna terhadap kebenaran atau penyelidikan yang dilakukan secara kenyataan kehidupan pencarian mendalam sampai kepada inti dari keilmuan. Lebih dari itu nilai-nilai permasalahan yang dapat diperlakukan juga ditunjukkan oleh aksiologi ini kapan dan dimana saja. sebagai suatu yang wajib dipatuhi, 2. Epistemologi baik dalam melakukan penelitian Ilmu penegatahuan terkait maupun di dalam menerapkan administrasi adalah suatu pernyataan ilmu. Akslologi berperan sebagai terhadap materi atau content, bentuk sistem yang mengatur pelaksanaan atau form, serta objek formal dan keilmuan ke dalam bentuk nilal- materialnya. Ilmu administrasi nilal (values) yang bersifat normatif dalam perspektif epistemologi adalah dalam pemberian makna terhadap kecenderungan untuk membatasi 60 Meraja Journal Vol. 2, No. 1, Februari 2019
no reviews yet
Please Login to review.