jagomart
digital resources
picture1_Angklung - Berkaitan Dengan Masyarakat Kerjaan Sunda Yang Agraris


 346x       Tipe PPTX       Ukuran file 0.81 MB    


File: Angklung - Berkaitan Dengan Masyarakat Kerjaan Sunda Yang Agraris
sejarah bagian bagian angklung tokoh kesan dan pesan jenis jenis sejarah sejarah asal usul catatan mengenai alat musik angklung ini baru muncul sekitar abad ke 12 sampai 16 merujuk pada ...

icon picture PPTX Power Point PPTX | Diposting 29 Jan 2022 | 3 thn lalu
Berikut sebagian tangkapan teks file ini.
Geser ke kiri pada layar.
     SEJARAH                            BAGIAN BAGIAN
                ANGKLUNG
    TOKOH
                                            KESAN
                                             DAN
                                             PESAN
     JENIS JENIS
                SEJARAH
 SEJARAH (ASAL USUL)
 Catatan mengenai alat musik angklung ini, baru muncul sekitar abad ke 12 
 sampai 16, merujuk pada adanya kerajaan Sunda.
 Keberadaan angklung berkaitan dengan masyarakat kerjaan Sunda yang 
 agraris dengan sumber kehidupan dari tanaman padi (pare). Hal ini dapat 
 dilihat dari kebiasaan (adat) masyarakat Baduy yang dipercaya sebagai sisa-
 sisa kerajaan Sunda, dimana angklung dipergunakan sebagai ritual dalam 
 melakukan penanaman padi. Angklung dibuat dan diciptakan untuk memikat 
 Dewi Sri/Sri Pohaci (Lambang dewi padi) untuk turun kebumi agar tanaman 
 padi rakyat bisa tumbuh subur.
 Selain masyarakat Baduy diBanten, permainan angklung gubrag di Jasinga - 
 Bogor,Jawa Barat adalah salah satu yang masih hidup sejak lebih dari 400 
 tahun lampau. Kemunculannya juga berawal dari ritus padi.
 Pada tahun 1862, Jonathan Rigg menuliskan buku "Dictionary of the Sunda 
 Language" yang diterbitkan di Batavia, menuliskan bahwa angklung adalah 
 alat musik yang terbuat dari pipa-pipa bambu, yang dipotong ujung-
 ujungnya, menyerupai pipa-pipa dalam suatu organ, dan diikat bersama 
 dalam suatu bingkai, digetarkan untuk menghasilkan bunyi. 
 Dalam perjalanan waktu, alat musik tradisional anglung berkembang dan 
 menyebar keseluruh pelosok nusantara. 
                TOKOH-TOKOH
            Daeng Sutigna  adalah empu yang menciptakan angklung diatonis di 
            Kuningan Jawa Barat sekitar tahun 1938. Sebelum era Pak Daeng, 
            angklung memiliki nada pentatonis. Beberapa jenis angklung malah 
            hanya terdiri atas beberapa angklung dan dimainkan secara ritmis. Pak 
            Daeng memperkenalkan sistem angklung yang terdiri atas:
            Angklung melodi : untuk memainkan nada-nada utama, tabung 
            suaranya terdiri atas tabung besar sebagai nada utama, dan tabung kecil 
            yang satu oktaf lebih tinggi sebagai penguat.
            Angklung akompanimen: untuk memainkan akord pengiring, dimana 
            tabung-suaranya terdiri atas 3 atau 4 kombinasi nada sesuai akord.
     Mang Udjo adalah pejuang yang dengan sekuat tenaga 
    mengusahakan agar angklung bisa exist. Keteguhan hati 
   beliau saat ini berbuah manis, karena Saung Angklung Udjo 
    kini menjadi ikon budaya angklung di Bandung. Mang Udjo 
       belajar membuat angklung dari Pak Daeng, dan 
    menyesuaikannya dengan kondisi di Bandung, antara lain 
   dengan memperpendek tabung suaranya. Peran besar Mang 
    Udjo adalah dalam mendidik masyarakat sekitarnya untuk 
   membuat dan memainkan angklung. Kini banyak masyarakat 
    Padasuka Bandung yang aktif sebagai pengrajin angklung, 
    maupun tampil dalam pentas-pentas angklung ke seluruh 
                   dunia.
                  JENIS JENIS
 Jenis-jenis Angklung Angklung ternyata mempunyai beberapa jenis dengan 
 nada nan berbeda. Beberapa jenis angklung itu di antaranya adalah:
 - Angklung Kanekes Angklung kanekes ialah angklung nan dibuat di daerah 
 Kanekes, yaitu seuah daerah di Baduy, Provinsi Banten. Orang-orang nan 
 dapat dan berhak membuat angklung kanekes ini hanyalah orang-orang dari 
 Baduy Dalam, yaitu orang-orang Kajeroan. Angklung ini dimainkan pada saat 
 panen sawah atau juga menanam padi. Angklung kanekes juga dapat 
 dimainkan pada saat terang bulan dan tak ada hujan dalam sebuah hiburan. 
 Nama-nama angklung kanekes dari nan terbesar adalah: indung, ringkuk, 
 dondong, gunjing, engklok, indung leutik, torolok, dan roel.
 - Angklung Dogdog Lojor Angklung dogdog lojor ini ialah sebuah kesenian 
 nan terdapat di Gunung Halimun, yaitu gunung nan terletak di antara 
 perbatasan Jakarta, Bogor, dan Lebak. Kesenian dogdog lojor dimainkan 
 dengan adanya empat angklung di dalamnya. Sama seperti angklung 
 kanekes, angklung dogdog lojor ini dimainkan dalam suasana panen. Tetapi, 
 di masa modern, dogdog lojor dipakai dalam kesenian pernikahan, sunatan 
 juga acara lainnya. Dogdog lojor ini terdiri dari dua buah dogdog lojor dan 
 empat buah angklung besar. Empat buah angklung besar nan ada dalam 
 dogdog lojor ini adalah: gonggong, panembal, kingking, dan inclok. 
 -
 Angklung Gubrak Angklung gubrak ialah angklung nan berasal dari Bogor di 
 kampung Cipining. Pada umumnya, angklung dimainkan dalam sebuah ritual 
 nan berhubungan dengan padi. Adanya angklung gubrak dikarenakan sebab 
 pada saat itu kampung Cipining sedang mengalami paceklik. 
                       BAGIAN
                       BAGIAN
Kata-kata yang terdapat di dalam file ini mungkin membantu anda melihat apakah file ini sesuai dengan yang dicari :

...Sejarah bagian angklung tokoh kesan dan pesan jenis asal usul catatan mengenai alat musik ini baru muncul sekitar abad ke sampai merujuk pada adanya kerajaan sunda keberadaan berkaitan dengan masyarakat kerjaan yang agraris sumber kehidupan dari tanaman padi pare hal dapat dilihat kebiasaan adat baduy dipercaya sebagai sisa dimana dipergunakan ritual dalam melakukan penanaman dibuat diciptakan untuk memikat dewi sri pohaci lambang turun kebumi agar rakyat bisa tumbuh subur selain dibanten permainan gubrag di jasinga bogor jawa barat adalah salah satu masih hidup sejak lebih tahun lampau kemunculannya juga berawal ritus jonathan rigg menuliskan buku dictionary of the language diterbitkan batavia bahwa terbuat pipa bambu dipotong ujung ujungnya menyerupai suatu organ diikat bersama bingkai digetarkan menghasilkan bunyi perjalanan waktu tradisional anglung berkembang menyebar keseluruh pelosok nusantara daeng sutigna empu menciptakan diatonis kuningan sebelum era pak memiliki nada pentato...

no reviews yet
Please Login to review.