Authentication
215x Tipe PDF Ukuran file 2.06 MB Source: ebook.itenas.ac.id
KESETIMBANGAN KIMIA 11 11.1. Kesetimbangan Dinamis 11.2. Tetapan Kesetimbangan 11.3. Hubungan Penting Dalam Tetapan Kesetimbangan 11.4. Besaran Berarti dari Tetapan Kesetimbangan 11.5. Hasil Pembagian (Q): Meramalkan Arah Reaksi 11.6. Prinsip Le Châtelier 11.7. Perhitungan dalam Kesetimbangan 222 Telah diketahui bahwa H dan O tidak bereaksi membentuk air pada temperatur dan 2(g) 2(g) tekanan ruangan, akan tetapi bereaksi dengan menghasilkan ledakan pada temperatur tinggi. Demikian juga dengan N dan O yang tidak reaktif pada temperatur ruangan dan tekanan 2(g) 2(g) normal, akan tetapi bereaksi pada temperatur tinggi menghasilkan nitrogen monoksida (NO). Ada satu perbedaan penting antara kedua reaksi di atas. Pada reaksi H dan O , sekali 2(g) 2(g) terbentuk, H2O menunjukkan kecenderungan yang kecil untuk terurai kembali menjadi unsur- unsur pembentuknya, disebut bahwa reaksi H dan O sempurna. Sebaliknya, NO, sangat 2(g) 2(g) cenderung terdisosiasi (terurai) kembali menjadi unsur-unsurnya, meskipun pada temperatur tinggi. Maka disebut bahwa pembentukan NO dari unsur-unsurnya adalah reaksi reversibel (g) (bolak balik). Reaksi bolak balik tidak sempurna akan tetapi mencapai keadaan setimbang. Reaksi tidak sempurna dari pembentukan gas NO ini dibuktikan dengan kenyataan bahwa relatif hanya sedikit molekul NO yang ada di udara (1% sampai 2% dalam udara pada 2000 K). Kalau reaksinya sempurna, maka konsentrasi molekul NO di udara pasti cukup besar. Pada Bab ini akan diperkenalkan konsep untuk memahami perbedaan ini melalui suatu tetapan yang disebut sebagai tetapan kesetimbangan, K . Untuk reaksi sempurna pembentukan H O dari c 2 unsur-unsurnya, harga tetapan kesetimbangan sangat besar, dan untuk reaksi kesetimbangan (tidak sempurna) pembentukan NO dari unsur-unsurnya, harga tetapan kesetimbangan sangat kecil. Reaksi N dan O membentuk NO terjadi pada semua proses 2(g) 2(g) temperatur tinggi di udara, seperti pada badai listrik, atau pada pembakaran batu bara di instalasi pembangkit tenaga dan bensin pada kendaraan bermotor. Kalau reaksinya sempurna, bukan mencapai keadaan kesetimbangan, maka jumlah oksida nitrogen yang jauh lebih besar akan memasuki atmosfer melalui badai listrik dan siklus nitrogen alam akan terpengaruh secara serius. Selain itu, jumlah oksida nitrogen yang dipancarkan selama pembakaran akan jauh lebih besar dari yang teramati saat ini. Sebagai akibatnya, masalah lingkungan seperti smog dan hujan asam akan jauh lebih parah. Akan tetapi pada kenyataannya hal ini tidak terjadi. 11-1 Kesetimbangan Dinamis Bab ini akan membahas tentang keadaan setimbang dalam reaksi kimia. Akan tetapi, sebelum membicarakan reaksi kimia, terlebih dahulu akan dibahas beberapa fenomena fisik sederhana yang melibatkan kesetimbangan dinamis, yaitu keadaan dimana dua proses yang berlawanan berlangsung pada kecepatan yang sama dan tidak ada perubahan konsentrasi senyawa-senyawa total dengan berjalannya waktu. 223 1. Apabila cairan menguap dalam tempat yang tertutup, maka ada waktu dimana molekul kembali ke keadaan cair pada kecepatan yang sama dengan ketika molekul menguap meninggalkan keadaan cair. Jadi, kecepatan pengembunan uap sama dengan kecepatan penguapan cairan. Meskipun molekul secara terus menerus bergerak bolak balik diantara keadaan cair dan gas (proses dinamis), keadaan akan tercapai kalau tekanan uap tidak berubah (tetap) dengan berjalannya waktu. Tekanan uap cairan adalah sifat yang berkaitan dengan keadaan setimbang. 2. Apabila zat terlarut dilarutkan dalam pelarut, akan dicapai titik dimana kecepatan pelarutan partikel zat terlarut yang ditambahkan sama dengan kecepatan zat terlarut mengendap. Meskipun zat terlarut secara terus menerus bergerak bolak balik diantara keadaan larutan dan zat terlarut yang tidak larut (endapan), konsentrasi zat terlarut tidak berubah (tetap) dengan berjalannya waktu. Kelarutan zat terlarut adalah sifat yang berkaitan dengan keadaan setimbang. 3. Apabila larutan air I dikocok dengan karbon tetraklorida, CCl , maka molekul I akan 2 4(c) 2 bergerak bolak balik diantara air dan CCl . Molekul terlarut akan terdistribusi dengan 4(c) sendirinya diantara dua cairan yang tidak bercampur. Ketika molekul terlarut melewati kedua cairan pada kecepatan yang sama, konsentrasi I dalam CCl kira-kira 85 kali dalam 2 4(c) air, dan kedua konsentrasi tidak berubah (tetap) dengan berjalannya waktu. Perbandingan konsentrasi zat terlarut dalam kedua pelarut yang tidak bercampur disebut koefisien distribusi. Koefisien distribusi dari zat terlarut diantara dua pelarut yang tidak bercampur adalah sifat yang berkaitan dengan keadaan setimbang. Sifat-sifat yang dinyatakan dalam tiga keadaan di atas, yaitu tekanan uap, kelarutan, koefisien distribusi, adalah contoh dari tetapan kesetimbangan. Tetapan Kesetimbangan, K 11-2 c Sintesis metanol (CH3OH), dari campuran karbon monoksida (CO) dan hidrogen (H2) merupakan reaksi industri yang cukup penting. Metanol adalah bahan bakar kendaraan bermotor dengan nilai oktan tinggi, dan prosedur pembakarannya menghasilkan lebih sedikit polusi udara dibandingkan dengan bensin. Sintesis metanol adalah reaksi reversibel (bolak balik), artinya terbentuknya CH OH terjadi pada waktu yang sama dengan penguraiannya 3 (g) melalui reaksi sebaliknya. 224 CO + 2 H à CHOH reaksi pembentukan (g) 2(g) 3 (g) CHOH à CO + 2 H reaksi penguraian 3 (g) (g) 2(g) Ketika CO dicampur dengan H , pada awalnya reaksi pembentukan CH OH berjalan (g) 2(g) 3 (g) dengan cepat dan reaksi sebaliknya dapat diabaikan. Ketika CH3OH mulai terbentuk, reaksi sebaliknya mulai terjadi. Dengan semakin bertambahnya CH3OH, kecepatan reaksi pembentukan akan berkurang (karena penurunan konsentrasi CO dan H2) dan kecepatan reaksi kebalikan bertambah cepat. Lama kelamaan kecepatan reaksi ke kanan sama dengan kecepatan reaksi ke kiri dan campuran reaksi mencapai keadaan kesetimbangan dinamis, yang dapat digambarkan sebagai berikut CO + 2 H ⇄ CHOH (g) 2(g) 3 (g) Salah satu konsekuensi dari keadaan setimbang adalah bahwa jumlah reaktan dan produk akan tetap dengan berjalannya waktu. Jumlah pada keadaan setimbang ini tergantung pada jumlah tertentu dari reaktan dan/atau produk yang ada pada awal reaksi. Untuk menggambarkan hal ini, telah dilakukan tiga percobaan yang berbeda seperti yang dapat dilihat pada Tabel 11-1. Tabel 11-1 Tiga Pendekatan ke Kesetimbangan pada 10 L dan 500 K. CO H CHOH (g) 2(g) 3 (g) Percobaan 1 jumlah mula-mula, mol 1,000 1,000 0,000 jumlah pada saat setimbang, mol 0,910 0.820 0,090 konsentrasi pada saat setimbang, mol/L 0,0910 0,0820 0,0090 Percobaan 2 jumlah mula-mula, mol 0,000 0,000 1,000 jumlah pada saat setimbang, mol 0,753 1,506 0,247 konsentrasi pada saat setimbang, mol/L 0,0753 0,1501 0,0247 Percobaan 3 jumlah mula-mula, mol 1,000 1,000 1,000 jumlah pada saat setimbang, mol 1,380 1,760 0,620 konsentrasi pada saat setimbang, mol/L 0,138 0,176 0,0620 Pada percobaan 1, 1 mol CO dan 1 mol H direaksikan dalam tabung bervolume 10 L pada (g) 2(g) 500 K. Di awal reaksi tidak ada CH OH . Pada percobaan 2, 1 mol CH OH dibiarkan 3 (g) 3 (g) 225
no reviews yet
Please Login to review.