jagomart
digital resources
picture1_Psikologi Pdf 247 | Pelatihan Psychological Safety


 400x       Tipe PDF       Ukuran file 0.16 MB    


File: Psikologi Pdf 247 | Pelatihan Psychological Safety
psikovidya vol 25 no 1 april 2021 pelatihan psychological safety dalam peningkatan learning agility pegawai dewi maharani mulyadi fendy suhariadi maria eko sulistyawati corresponding author abstrak implementasi learning menjadi salah ...

icon picture PDF Filetype PDF | Diposting 08 Dec 2021 | 4 thn lalu
Berikut sebagian tangkapan teks file ini.
Geser ke kiri pada layar.
                                                                                       Psikovidya Vol. 25 No. 1 April 2021
                       PELATIHAN PSYCHOLOGICAL SAFETY DALAM PENINGKATAN 
                                              LEARNING AGILITY PEGAWAI
                                 Dewi Maharani Mulyadi*, Fendy Suhariadi, & Maria Eko Sulistyawati
         *Corresponding Author:                  Abstrak. Implementasi learning menjadi salah satu prioritas evaluasi bagi PT. Y 
         Universitas Airlangga                   sebagai  perusahaan  muda.  Prioritas  ini  penting  karena  sesuai  dengan  visi  dan 
         Email:                                  misi yang dibuat oleh PT. Y. Namun, kondisi saat ini menyatakan belum sepe-
         dewi.m.mulyadi@gmail.com                nuhnya implementasi learning  berjalan,  khususnya  pada  pegawai  shi! .  Terken-
         fendy.suhariadi@psikologi.unair.ac.id   dala  dari  sistem  operasional  dan  beberapa  hal  yang  menghambat,  implemen-
         mariaekosby@gmail.com                   tasi  learning  bukan  menjadi  prioritas  bagi  pegawai  shi! .  Melihat  kondisi  ini, 
                                                 perlu menumbuhkan keyakinan pegawai shi!  untuk memiliki kemauan dan ke-
                                                 mampuan learning. Digunakan teori Learning Agility dan intervensi yang dilaku-
                                                 kan  adalah  pelatihan  Psychological  Safety.  Hasil  pelatihan  Psychological  Safety, 
                                                 partisipan  membuat  keyakinan  bersama  untuk  mengimplementasikan  learning. 
                                                 Kata Kunci: Learning Agility; Psychological Safety; Pelatihan
                                                 Abstract.  Learning  implementation  is  priority  for  PT.  Y.  !  is  priority  is  prime 
                                                 as vision and mission of PT. Y. Notwithstanding with vision and mission, the cur-
                                                 rent  condition  states  that  the  learning  implementation  has  not  been  fully  imple-
                                                 mented  for  shi"   employees  due  to  operational  system  and  several  obstructions. 
                                                 According to this state, it is necessary to foster the belief of shi"  employees to have 
                                                 the  willingness  and  ability  to  learn.  Learning  Agility  theory  used  and  Psychologi-
                                                 cal  Safety  training  interventions.  Results  of  the  intervention  shows  that  shi"   em-
                                                 ployees’ belief for having willingness and ability to implementing learning behavior. 
                                                 Key words: Learning Agility, Psychological Safety, Training
         PENDAHULUAN                                                 kan transformasi teknologi untuk menjamin penye-
             Indonesia  merupakan  poros  maritim  dunia  diaan jasa terminal dan logistik yang unggul, (2) 
         (PMD) dengan pengembangan sektor kelautan yang  memacu pertumbuhan ‘Beyond Terminal Business’, 
         menekankan pada lima pilar utama, antara lain (1)  (3) Menerapkan konsep terminal ramah lingkun-
         Budaya maritim, (2) Ekonomi maritim, (3) Konek-             gan secara konsisten, (4) mewujudkan perusahan 
         tivitas maritim, (4) Diplomasi maritim, dan (5) Kea-        sehat dan kuat, (5) membentuk sumber daya ma-
         manan maritim (Yani & Montratama, 2015). PT. Y.  nusia yang berkinerja tinggi dan berkualitas. Selan-
         merupakan salah satu perusahaan penggerak ekono-            jutnya, terdapat 6 nilai organisasi PT. Y, antara lain 
         mi maritim Indonesia yang bergerak dibidang jasa  High Commitment, Skillfulness, Professional, Enthu-
         terminal multipurpose and semi-automation. Untuk  siasm, Excellence, dan Discipline. 
         menjaga eksistensi perusahaan, maka di awal berdiri             High Commitment didefi nisikan sebagai bentuk 
         PT. Y pada Desember 2013 dibentuk visi, misi, dan  komitmen yang tinggi kepada perusahaan, seperti 
         nilai. Visi PT. Y adalah menjadi terminal yang unggul  bertanggungjawab menyelesaikan pekerjaan hing-
         dengan pelayanan logistik yang terintegrasi, modern,  ga tuntas sesuai aturan yang berlaku secara cepat, 
         dan berwawasan lingkungan. Terdapat 5 misi untuk  tepat,  dan  akurat.  Skillfulness  didefi nisikan  seba-
         mewujudkan visi perusahaan, antara lain (1) melaku-         gai  upaya  meningkatkan kompetensi secara terus 
                                                                                               Dewi M.M, Fandy S, Maria E.S.
           Psikovidya Vol. 25 No. 1 April 2021
         menerus untuk meningkatkan keahlian  agar  selalu  bersedia membagi ilmu (transfer knowledge).
         dapat  diandalkan.  Profesional  didefi nisikan  sebagai            Maka perusahaan mengadakan program khusus 
         kemampuan untuk bekerja dan bersinergi sesuai den-            peningkatan  implementasi  nilai  Skillfulness  dimana 
         gan tanggungjawab serta kompetensi yang didasari  program ini menghidupkan perilaku-perilaku yang 
         integritas.  Enthusiasm  didefi nisikan  sebagai  bekerja      mencerminkan perilaku implementasi Skillfulness di 
         dengan penuh gairah dan proaktif serta mampu men-             atas. Program ini terangkum dalam satu program yang 
         unjukkan peningkatan yang berkelanjutan. Excellence  disebut dengan giat learning. Program giat learning ini 
         didefi nisikan sebagai bentuk pelayanan terbaik untuk  terdiri dari morning talk dan knowledge sharing yang 
         memenuhi  target.  Discipline  didefi nisikan  sebagai  dilakukan oleh seluruh pegawai. Tujuan utama adalah 
         perilaku yang bertanggungjawab terhadap tugas dan  melatih seluruh pegawai untuk dengan memberikan 
         kewajibannya secara konsisten.                                ilmu ringan yang inovatif, menambah kemampuan, 
              Upaya  menjaga  roda  pergerakan  perusahaan  dan  dapat  diimplementasikan  dalam  menuntaskan 
         tetap pada visi, misi, dan nilai perusahaan, PT. Y. mel-      pekerjaan sehari-hari sebagaimana perilaku-perilaku 
         akukan pengecekan berupa pengukuran implemen-                 yang mencerminkan implementasi nilai Skillfulness. 
         tasi nilai organisasi yang dilakukan dengan bantuan  Sehingga, makna giat learning adalah sebagai imple-
         lembaga konsultan. Tujuan kegiatan ini adalah untuk  mentasi nilai Skillfulness di PT. Y.
         mengidentifi kasi keselarasan personal values dengan                Namun, terdapat kendala pada giat learning di 
         current culture. Pengukuran implementasi nilai or-            PT. Y. Sistem operasional PT. Y beroperasi selama 24 
         ganisasi pertama kali dilakukan pada tahun 2015. Di-          jam dalam 7 hari non-stop. Artinya terdapat pegawai 
         lakukan pengukuran kedua kalinya pada tahun 2016.             shi"  sebagai sumber daya operasional. Giat pening-
              Dari  pengukuran implementasi nilai  organisasi  katan  learning  tidak  dapat  menjangkau  ruang  dan 
         ditemukan 3 hasil yang selanjutnya menjadi bahan  waktu pegawai shi" . Hal ini dikarenakan jadwal giat 
         evaluasi bagi PT. Y. Sebagai bentuk evaluasi dan pem-         disesuaikan dengan jam kerja pegawai non-shi" . Se-
         benahan ditentukan kebijakan pengukuran nilai im-             hingga pegawai shi"  tidak dapat ikut serta dalam giat 
         plementasi selanjutnya pada tahun 2021, yakni lima  peningkatan learning meski fasilitas ini dapat diikuti 
         tahun setelah 2016. Selama lima tahun akan dilaku-            oleh seluruh pegawai PT. Y baik non-shi"  dan shi" .
         kan  perbaikan-perbaikan  menggunakan  hasil  pen-                 Peneliti menemukan jawaban yang menghambat 
         gukuran implementasi nilai organisasi sebagai acuan  giat learning pada pegawai shi" . Faktor ini juga ter-
         perbaikan. Adapun tiga hasil utama pada pengukuran  tuang dalam agenda focus group discussion yang juga 
         implementasi  nilai  organisasi,  antara  lain:  (1)  nilai   dihadiri perwakilan pegawai shi"  serta manajer shi"  
         ªDisciplineº menjadi nilai yang implementasinya pal-          dan beberapa pegawai non-shi"  serta pejabat struk-
         ing  tinggi  pada  tahun  2016,  (2)  nilai  ªSkillfulnessº   tural PT. Y yang dimoderatori oleh lembaga konsul-
         menurun 2%  pada tahun 2016, dan (3) implementasi  tan. Antara lain birokrasi yang menghambat, kekua-
         nilai ªHigh Commitmentº, ªSkillfulnessº, dan ªEnthu-          saan  yang  berlebihan,  eksploitasi,  dan  keinginan 
         siasmº menjadi nilai yang implementasinya ≤ 15%.  untuk mengendalikan. Contoh kondisi birokrasi yang 
         Dari hasil pengukuran implementasi nilai organisasi  menghambat  ialah  proses  persetujuan  manajemen 
         ini, perusahaan memfokuskan perbaikan pada pen-               yang berbelit dan memakan waktu relatif lama. Con-
         ingkatan implementasi nilai Skillfulness.                     toh kekuasaan yang berlebihan ialah segala sesuatu 
              Peningkatan  implementasi  nilai  Skillfulness  di-      diputuskan  secara  top-down,  pegawai  merasa  tidak 
         lakukan  internalisasi  lebih  masif  terhadap  perilaku      dilibatkan atas kebijakan yang dibuat oleh manajemen 
         implementasi  Skillfulness  serta  perilaku  yang  tidak      dan membahas permasalahan dan melakukan peker-
         menunjukkan implementasi Skillfulness. Perilaku im-           jaan departemen maupun shi"  lain tanpa melibatkan 
         plementasi Skillfulness antara lain bersedia menerima  departemen maupun shi"  yang bersangkutan. Con-
         tanggung jawab lebih dalam pekerjaan, mempunyai  toh eksploitasi ialah memberikan tugas tanpa adanya 
         keinginan untuk selalu berinovasi, mengembangkan  penjelasan mengenai objektif dari pekerjaan tersebut. 
         sikap untuk selalu belajar dan berbagi pengetahuan  Contoh keinginan untuk mengendalikan antara lain 
         serta mempraktekannya, dan cekatan dalam menye-               kecenderungan atasan untuk membatasi kewenangan 
         lesaikan tugas. Sedangkan perilaku yang tidak men-            anak buahnya hingga ke pekerjaan terkecil (apapun 
         unjukkan implementasi Skillfulness antara lain merasa  harus atas persetujuan atasan) serta kurangnya pem-
         cukup dengan kompetensi dan keterampilan yang su-             berdayaan  staf  atau  pegawai  untuk  bisa  mengem-
         dah dimiliki, enggan untuk meningkatkan keahlian di  bangkan  diri  dan  mendapatkan  tanggung  jawab  / 
         bidangnya, menolak perubahan yang terjadi sehingga  kewenangan yang lebih besar. Dari empat faktor ini 
         stagnan terhadap ilmu yang berkembang, dan tidak  mempengaruhi pegawai shi"  untuk melakukan giat 
                                                                      2
           Dewi M.M, Fandy S, Maria E.S.
                                                                                      Psikovidya Vol. 25 No. 1 April 2021
         learning  yang  bisa  menyesuaikan  dengan  kondisi  dan menemukan solusi, evaluasi program kerja antara 
         dari pegawai shi" . Pegawai shi"  merasa dibatasi un-       sub-direktorat. Sehingga pegawai non-shi"  telah me-
         tuk melakukan perilaku learning yang menyesuaikan  miliki kemampuan dan kemauan berperilaku learn-
         dengan  kondisi  mereka  sebab  apapun  yang  terjadi  ing, meskipun sama-sama menghadapi permasalahan 
         semua keputusan dilakukan secara top-down. Dalam  manajemen yang sama yang dihadapi oleh pegawai 
         Edmondson (2019) dikatakan  bahwa  otoritas  yang  shi" . Sedangkan bagi pegawai shi" , mereka persoalan 
         berlebihan dalam manajemen akan membatasi per-              manajemen, menghadapi jadwal shi"  sehingga tidak 
         ilaku learning pegawai untuk berani mengungkapkan  bisa  mengikuti  jadwal  learning  yang  sama  dengan 
         pendapat, menyampaikan masukan, bertanya apabila  pegawai non-shi" , sehingga pegawai shi"  merasa tidak 
         tidak tahu, serta mengimplementasikan hal baru yang  perlu memprioritaskan perilaku learning, padahal per-
         inovatif.                                                   ilaku learning dibutuhkan dan harus muncul sebagai 
             Faktor hambatan di atas dapat diatasi oleh pega-        bentuk implementasi nilai Skillfulness. Evaluasi antara 
         wai non-shi"  dalam pelaksanaan implementasi learn-         grup shi"  tidak pernah terjadi yang mengakibatkan 
         ing  karena  pegawai  non-shi"   mampu  mengikuti  perubahan shi"  menjadi memakan waktu lebih lama 
         agenda giat learning sehingga tujuan utama menum-           dalam bongkar muat. Begitu pula terjadi kerusakan 
         buhkan perilaku-perilaku  yang  mencerminkan  im-           dan kondisi yang tidak sesuai dengan rencana. Maka, 
         plementasi  nilai  Skillfulness  terwujud.  Akan  tetapi,   dari kondisi-kondisi ini perlu kemampuan perilaku 
         berbeda kondisi dengan pegawai shi" . Pegawai shi"   learning bagaimana menghadapi perubahan keadaan, 
         terhambat oleh jam kerja shi" , faktor hambatan di  melakukan interaksi produktif dengan rekan kerja, 
         atas, serta sebagian besar dari pegawai shi"  memiliki  mengetahui kemampuan diri, dan menuntaskan ser-
         latar  belakang pendidikan yang tidak sama dengan  ta menyelesaikan pekerjaan dengan sebaik baiknya. 
         pegawai non-shi" . Hal ini menyebabkan implemen-            Antara  tidak  memprioritaskan  dan  mereka  merasa 
         tasi  learning  sebagai  implementasi  nilai  Skillfulness  khawatir akan menambah beban mereka bila mere-
         tidak menjadi prioritas bagi pegawai shi" .                 ka lebih terbuka untuk berperilaku learning menjadi 
             Dalam  wawancara  peneliti  dengan  salah  satu  masalah utama implementasi perilaku learning pada 
         manajer  shi" ,    peneliti   menanyakan  penyebab  pegawai shi" . 
         ketidakhadiran pegawai shi"  dalam giat peningkatan             Peningkatan perilaku learning sebagai implemen-
         learning. Disampaikan bahwa pegawai shi"  berang-           tasi  nilai  Skillfulness  pegawai  shi"   khususnya  perlu 
         gapan prioritas bekerja mereka adalah di bagian ope-        dilakukan dengan cara lain. Selain fasilitas atau pun 
         rasional. Sehingga tidak perlu mengikuti agenda lain  metode khusus belum diberikan kepada pegawai tern-
         yang tidak ada kaitannya dengan operasional. Mereka  yata prioritas serta kekhawatiran perilaku learning se-
         pun khawatir bila berperilaku learning akan meng-           bagai implementasi nilai Skillfulness adalah masalah 
         ganggu  kinerja  mereka  serta  mendapatkan  peneri-        yang muncul pada pegawai shi" . Membebaskan pega-
         maan yang tidak baik dari segi manajemen. Sehingga  wai shi"  dari rasa khawatir untuk berperilaku learn-
         mereka lebih memilih untuk menuruti apa kata atasan  ing ini perlu ditumbuhkan tanpa ada ketakutan dan 
         tanpa memberikan masukan serta terjadi evaluasi. Se-        rasa khawatir bahwa mereka akan mendapatkan citra 
         lain itu, mereka berusaha menghindari konfl ik antara  negatif dari pihak manajemen dan akan diberikan ke-
         rekan kerja bila terjadi evaluasi, memberikan masu-         percayaan berupa fasilitas atau pun metode khusus 
         kan, sekaligus bila bertanya karena ketidaktahuan.          dalam melakukan giat learning yang sesuai dengan 
             Kekhawatiran  pegawai  shi"   ini  menghambat  kondisi pegawai shi" .
         implementasi learning.  Oleh  karenanya  perusahaan             Dari  beberapa  uraian  di  atas  peneliti  tergugah 
         memberikan  beberapa  agenda  lainnya  yang  akan  untuk melakukan penelitian eksperimen untuk men-
         memicu peningkatan learning, antara lain best group  ingkatkan  kemauan  learning  pegawai  shi"   dengan 
         dan best employee. Salah satu Indikatornya adalah ter-      melatih  keyakinan  mereka  agar  tumbuh  kemauan 
         wujudnya evaluasi grup untuk peningkatan performa  perilaku  belajar.  Disini  peneliti  menentukan  teori 
         grup. Namun, best group selalu dimenangkan salah  learning menggunakan teori Learning Agility karena 
         satu  grup  hampir  di  setiap  tahunnya.  Bahkan  ada  defi nisi dari teori ini memiliki makna yang sama den-
         group yang belum pernah memenangkan agenda ini,  gan makna dari learning yang dimaksud oleh PT. Y. 
         baik best group maupun best employee.                       Learning dari PT. Y  yang dimaksud adalah mengem-
             Perilaku  learning  pada  pegawai  non-shi"   yang  bangkan sikap belajar, membagi ilmu pengetahuan, 
         difasilitasi melalui morning talk dan knowledge shar-       dan mempraktekannya. Secara teori Learning Agility 
         ing mampu muncul pada perilaku sehari-hari seperti  memiliki defi nisi kemauan individu untuk belajar ser-
         menyampaikan  pendapat,  membicarakan  masalah  ta tidak segan untuk meminta bantuan dan masukan 
                                                                   3
                                                                                             Dewi M.M, Fandy S, Maria E.S.
           Psikovidya Vol. 25 No. 1 April 2021
         dari orang lain, berkolaborasi dengan orang lain, ke-        ilaku  learning,  seperti  membagi  ilmu  pengetahuan, 
         mudian dengan cepat mengelola semua informasi itu  dan mempraktekannya tanpa ada rasa khawatir atau-
         untuk memberikan hasil serta memecahkan masalah  pun ketakutan atas citra negatif yang akan diterima 
         (Lombardo & Eichinger dalam Gravett dan Caldwell,  seperti  masalah  manajemen  yang  telah  disampai-
         2016). Teori ini digunakan juga sebagai alat ukur pen-       kan  di  atas.  Peneliti  menggunakan  pelatihan  Psy-
         gukuran pre dan post pelatihan, guna mengetahui sig-         chological  Safety,  karena  sesuai  dengan  defi nisinya 
         nifi kansi adanya perubahan setelah diberikan inter-          menumbuhkan keyakinan bersama dalam tim guna 
         vensi, maka peneliti menggunakan alat ukur Learning  mengembangkan  perilaku  yang  berorientasi  pada 
         Agility !  e Choice Architect.                               pembelajaran seperti meminta bantuan, meminta sa-
             Pada  penelitian  sebelumnya,  Learning  Agility  ran, membicarakan kesalahan dan kekhawatiran, per-
         pada karyawan generasi milenial di Jakarta (Jatmika  ilaku inovatif, dan boundary spanning (Edmondson, 
         &  Puspitasari,  2019)  disampaikan  bahwa  Learning  2003). Pelatihan ini terdiri dari 3 aspek utama, antara 
         Agility  penting  bagi  SDM  generasi  milenial,  yakni      lain (1) Reframing yakni mengubah perspektif lama 
         rentang usia 18 hingga 37 tahun, karena lebih fl eksibel      menjadi perspektif baru yang lebih positif dan mem-
         terhadap perubahan dan bergerak cepat dalam meli-            berikan motivasi serta semangat, (2) Reporting yakni 
         hat masalah dan menemukan solusi-solusi yang tepat  melatih mengembangkan sikap untuk mau menyam-
         guna. Learning Agility memiliki 4 dimensi antara lain  paikan pendapat dalam pikiran terkait isu sekitar, (3) 
         mental Agility, change Agility, people Agility, dan re-      Responding yakni melatih memberikan respon yang 
         sults Agility. Dari hasil penelitian disampaikan bahwa  baik guna menjaga semangat positif bersama dalam 
         generasi milenial di Jakarta memiliki Learning Agility  mengembangkan diri dengan respon yang mengapre-
         yang tinggi.                                                 siasi, menghargai, dan terbuka.
             Pengaruh  Psychological  Safety  dengan  Learn-              Menurut Edmondson (2003) bahwa ketiga aspek 
         ing  Agility  dapat  diketahui  melalui  hasil  penelitian   ini  akan  mempengaruhi individu dalam tim untuk 
         Drinka (2018) bahwa Psychological Safety memiliki  memiliki  keyakinan  bersama  dalam  mengembang-
         hubungan langsung dengan Learning Agility. Secara  kan perilaku belajar. Dalam dimensi Learning Agility 
         spesifi k penelitian ini menunjukkan hasil bahwa vari-        yang terdiri dari 4 dimensi antara lain mental Agil-
         abel perceived manager coaching behavior berhubun-           ity,  change Agility, people Agility, dan results Agility 
         gan  dengan  variabel  perceived  manager-subordinate  dipengaruhi  dari  adanya  aspek-aspek  Psychological 
         Psychological Safety dan variabel subordinate Learning  Safety (Drinka, 2018). Dari aspek Reframing, Report-
         Agility. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa vari-         ing,  dan Responding mempengaruhi individu untuk 
         abel subordinate learning goal orientation berhubun-         mengetahui potensi positif yang bisa dilakukan dalam 
         gan dengan variabel subordinate Learning Agility. Se-        tim, ketika menghadapi perubahan, berinteraksi den-
         lain itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel  gan rekan kerja, dan memberikan hasil terbaik dalam 
         perceived  manager-subordinate  Psychological  Safety  kondisi apapun.
         memiliki  hubungan  langsung  dengan  variabel  sub-             Dari beberapa uraian di atas, menyesuaikan dari 
         ordinate Learning Agility. Temuan ini sejalan dengan  permasalahan  yang  dihadapi  PT.  Y  peneliti  akan 
         teori  Edmondson  (2019)  bahwa  seseorang  cender-          membantu  memfasilitasi  dengan  memberikan  in-
         ung learning ketika dia merasakan lingkungan yang  tervensi berupa pelatihan Psychological Safety pada 
         aman secara psikologis untuk belajar, bereksperimen,  pegawai shi"  PT. Y untuk meningkatkan keyakinan 
         mengambil risiko, dan mencoba hal-hal baru.                  dan  kemauan  dalam  mengembangkan sikap  untuk 
             Penelitian  lain  milik  Catenacci-Francois  (2018)      belajar,  knowledge  sharing,  dan  implementasi  ilmu 
         melanjutkan  penelitian  milik  Drinka  (2018).  Cat-        yang dalam hal ini adalah peningkatan giat learning 
         enacci-Francois meneliti pengaruh antara Psychologi-         pada pegawai shi" . Guna mengukur adanya signifi -
         cal Safety, Learning Agility, dan kinerja teknisi kom-       kansi dan seberapa besar pengaruh intervensi, digu-
         puter. Psychological Safety sebagai variabel moderator  nakan alat ukur !  e Choice Architect dari teori Learn-
         yang memberikan pengaruh lebih kuat variabel bebas  ing Agility.
         Learning Agility terhadap peningkatan Kinerja. Hasil 
         penelitian menunjukkan bahwa Psychological Safety  METODE PENELITIAN
         memiliki pengaruh langsung dengan Learning Agil-                 Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen-
         ity dan Learning Agility memiliki hubungan langsung  tal.  Penelitian  ini  menggunakan  desain  one  group 
         dengan Kinerja.                                              pretest and posttest design. Dilakukan dua kali pen-
             Pelatihan dalam penelitian ini adalah pelatihan  gukuran, yaitu pengukuran di awal (pre-test) sebelum 
         yang  mengembangkan  prioritas  implementasi  per-           diberikan intervensi dan pengukuran di akhir (post-
                                                                    4
Kata-kata yang terdapat di dalam file ini mungkin membantu anda melihat apakah file ini sesuai dengan yang dicari :

...Psikovidya vol no april pelatihan psychological safety dalam peningkatan learning agility pegawai dewi maharani mulyadi fendy suhariadi maria eko sulistyawati corresponding author abstrak implementasi menjadi salah satu prioritas evaluasi bagi pt y universitas airlangga sebagai perusahaan muda ini penting karena sesuai dengan visi dan email misi yang dibuat oleh namun kondisi saat menyatakan belum sepe m gmail com nuhnya berjalan khususnya pada shi terken psikologi unair ac id dala dari sistem operasional beberapa hal menghambat implemen mariaekosby tasi bukan melihat perlu menumbuhkan keyakinan untuk memiliki kemauan ke mampuan digunakan teori intervensi dilaku kan adalah hasil partisipan membuat bersama mengimplementasikan kata kunci abstract implementation is priority for prime as vision and mission of notwithstanding with the cur rent condition states that has not been fully imple mented employees due to operational system several obstructions according this state it necessary fost...

no reviews yet
Please Login to review.