Authentication
191x Tipe PDF Ukuran file 0.15 MB Source: susastra.fib.ui.ac.id
PERKEMBANGAN PENERJEMAHAN NOVEL INDONESIA KE BAHASA JERMAN PERIODE 1980-AN SAMPAI 2000-AN Irish Hening E-mail: irishhening27@gmail.com Abstrak Indonesia mempunyai bermacam-macam karya sastra, namun masih sedikit karya sastra Indonesia yang mendunia. Novelnya pun masih belum banyak diterjemahkan ke bahasa asing, khususnya bahasa Jerman. Meskipun demikian, penerjemahan novel Indonesia ke bahasa Jerman dari tahun 1980-an hingga 2000-an telah mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Namun, hanya beberapa novel tertentu yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Jerman. Pengarang Indonesia yang mendapatkan kesempatan ini antara lain, Pramoedya Ananta Toer, Mochtar Lubis, Ahmad Tohari, dan para pengarang yang mengikuti Frankfurt Book Fair 2015, seperti Laksmi Pamuntjak, Eka Kurniawan, Andrea Hirata, dll. Isu-isu yang diangkat dalam novel-novel mereka adalah permasalahan politik, kolonialisme, isu gender, dan psikologi. Keterlibatan para lembaga yang mengurus penerjemahan seperti Yayasan Lontar dan Komite Buku Nasional dari Kemendikbud serta penerbit lokal Jerman dan Swiss juga memiliki peranan yang penting dalam menyebarluaskan novel Indonesia ke negara berbahasa Jerman. Pada tahun 1980-an hingga awal tahun 2000, kurangnya pengetahuan warga negara berbahasa Jerman mengenai karya sastra Indonesia masih menjadi hambatan bagi novel Indonesia. Namun, keikutsertaan Indonesia sebagai tamu kehormatan di acara Frankfurt Book Fair 2015 telah membuka pintu masuk bagi novel-novel Indonesia untuk melebarkan sayapnya. Kata kunci: Bahasa Jerman; Frankfurt Book Fair; Novel; Penerjemahan; Pengarang Indonesia; 169 170 IRISH HENING 1. Pendahuluan Indonesia mempunyai para penggiat sastra yang handal. Karya- karyanya pun sudah tak terhitung jumlahnya. Namun, karya-karya sastra Indonesia masih kurang peminatnya baik di dalam maupun luar negeri. Eksistensi sastra Indonesia di luar negeri pun masih tergolong sangat minim. Putu Wijaya (2018) dalam artikelnya mengatakan bahwa pengetahuan negara asing mengenai karya sastra Indonesia masih sangat rendah. Hal ini dibuktikan ketika ia menghadiri festival Horizonte di Berlin. Di sana ia bertemu dengan tokoh sastra dari Amerika yang tidak mengetahui mengenai karya- karya sastra Indonesia, bahkan negara Indonesia secara geografis. Putu Wijaya juga menambahkan bahwa salah satu penerbit Jerman yang hadir di acara ini juga mengatakan bahwa minat para masyarakat Jerman terhadap karya sastra Indonesia masih sangat kurang, bukan karena isinya yang tidak bagus, melainkan karena kurangnya referensi karya sastra Indonesia di benak masyarakat Jerman. Negara Jerman sendiri merupakan negara yang karya- karya sastranya sudah banyak yang mendunia dan diterjemahkan ke bahasa Indonesia. Namun, sebaliknya karya sastra Indonesia yang diterjemahkan ke bahasa Jerman masih sangat sedikit. Hal ini dipertegas oleh Bertoldt Dämhauser (2012) bahwa penerjemahan karya sastra Indonesia (dalam konteks penelitian ini novel) ke bahasa Jerman masing sangat minim. Meskipun masih sedikit, beberapa novel Indonesia sudah menjadi karya sastra yang mendunia, yaitu novel-novel karya Pramoedya Ananta Toer, Mochtar Lubis, dan Ahmad Tohari. Ketiganya merupakan angkatan tua, namun karya-karyanya sudah beredar di negara Jerman. Kemudian pada abad ke-21 ini, beberapa sastrawan sudah ikut berpartisipasi dalam acara-acara sastra di Jerman, seperti Frankfurt Book Fair, Horizonte. Novel- PERKEMBANGAN PENERJEMAHAN NOVEL INDONESIA 171 KE BAHASA JERMAN PERIODE 1980-AN SAMPAI 2000-AN novel pengarang masa kini seperti Ayu Utami, Eka Kurniawan, Abidah El-Khalieqy, Nukila Amal, Andrea Hirata, dan Leila S. Chudori pun juga sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Jerman. Partisipasi sastrawan dari negara Indonesia di ajang internasional dapat meningkatkan minat warga negara asing untuk mengetahui negara Indonesia melalui karya-karya sastranya yang syarat akan pengetahuan lokal, baik itu dari segi budaya maupun geografis. Dengan menerjemahkan novel Indonesia di negara-negara asing, tentunya akan semakin mempercepat penyebaran karya sastra Indonesia di dunia. Namun, kenyataannya walau novel-novel ini sudah ada di pangsa pasar dunia, masih belum terlalu banyak peminatnya dari kalangan warga asing. Lembaga-lembaga penerjemahan sastra Indonesia ke bahasa asing, seperti Lontar dan Komite Buku Nasional Kemendikbud telah membantu para sastrawan untuk menjadikan karyanya tersebar di seluruh dunia. Keduanya juga telah ikut serta menerjemahkan novel-novel Indonesia ke bahasa Jerman. Pada tahun 2015, Lontar telah membantu penerjemahan karya sastra Indonesia ke bahasa Jerman. Di Jerman sendiri sudah ada beberapa penerbit yang mau menerbitkan karya-karya sastra Indonesia, seperti Horlemann dan Weidle, J. Frank. Penerbit Horlemann merupakan salah satu penerbit yang telah banyak menerbitkan novel-novel Indonesia terjemahan di Jerman. Oleh karena itu, peranan lembaga-lembaga penerjemahan dan penerbit sangat penting untuk membantu penyebaran novel Indonesia terjemahan di Jerman. Sebelumnya, penelitian mengenai penerjemahan karya sastra Indonesia ke bahasa asing sudah pernah dilakukan oleh Erna Zulaeni untuk karya disertasinya yang berjudul “Analisis Kritis Karya Terjemahan Max Lane atas Karya Pramoedya Ananta Toer Bumi Manusia”. Erna meneliti penerjemahan karya sastra Indonesia 172 IRISH HENING ke bahasa Inggris. Melalui disertasinya, dalam penerjemahan karya sastra beraliran roman bersejarah, pengetahuan mengenai sosio- kultural sangat diperlukan. Erna juga mengungkapkan bahwa penerjemah mempunyai peran ganda untuk memahami penulis dan menjadi penulis yang menyusun kembali dalam bahasa lain. Di akhir disertasinya, Erna bersedia membimbing mengenai cara menerjemahkan karya sastra Indonesia ke bahasa Inggris dengan lebih jelas dan rinci. Berbeda dengan penelitian Erna Zulaeni, penelitian ini mengambil korpus lain dengan meneliti penerjemahan ke bahasa Jerman. Selain itu, penulis tidak akan memaparkan penelitian ini dari sudut pandang linguistik, namun lebih pada perkembangan penerjemahannya secara historis. Melalui penelitian ini, penulis ingin memaparkan perkembangan penerjemahan novel Indonesia ke bahasa Jerman dan menunjukkan tanggapan dari masyarakat Jerman terhadap novel-novel Indonesia yang diwakilkan oleh beberapa novel pengarang yang menonjol. Upaya-upaya yang perlu dilakukan untuk memajukan penerjemahan novel Indonesia masih wajib diperhatikan dengan tegas. Peran pemerintah masih perlu juga ditingkatkan untuk mendukung dan memfasilitasi para sastrawan beserta karyanya untuk bisa menjadi karya sastra yang harum di mancanegara. Dukungan dari berbagai pihak, seperti pemerintah dan lembaga yang bergelut di dunia sastra untuk mendukung para penulis tanah air masih sangat diperlukan. 2. Pembahasan 2.1 Penerjemahan Novel Indonesia ke Bahasa Jerman Indonesia mempunyai banyak karya sastra yang bagus. Namun, peminatnya masih sangat kurang, baik di dalam maupun di luar
no reviews yet
Please Login to review.