jagomart
digital resources
picture1_Sosiologi Pdf 37551 | 5 Item Download 2022-08-12 19-57-02


 226x       Tipe PDF       Ukuran file 1.42 MB       Source: eprints.uad.ac.id


File: Sosiologi Pdf 37551 | 5 Item Download 2022-08-12 19-57-02
model paradigma teori sosiologi sastra oleh sujarwa fak sastra budaya dan komunikasi universitas ahmad dahlan yogyakarta 2019 1 bab i pendahuluan a samakah sosiologi dan sosiologi sastra upaya penelitian sosiologi ...

icon picture PDF Filetype PDF | Diposting 12 Aug 2022 | 3 thn lalu
Berikut sebagian tangkapan teks file ini.
Geser ke kiri pada layar.
                MODEL & PARADIGMA 
              TEORI SOSIOLOGI SASTRA 
                            
                            
                                     
                            
                        OLEH 
                      SUJARWA 
                            
         FAK. SASTRA, BUDAYA, DAN KOMUNIKASI 
             UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN 
                    YOGYAKARTA 
                          2019 
                            
                            
                          1 
         
                         BAB I 
                      PENDAHULUAN  
         
        A. Samakah Sosiologi dan Sosiologi Sastra  
          Upaya penelitian sosiologi sastra sering kali membawa keraguan peneliti karena 
        cara kerjanya dipandang tidak bertolak dari realitas sosial, sebatas mengungkap aspek 
        sosial yang bersumber dari fakta-fakta imajinatif. Peneliti sering ragu, karena apa yang 
        dihasilkan jangan-jangan sebatas wacana sosial sehingga dianggap belum optimal dalam 
        menyoal aspek sosiologis. Meski perlu disadari bahwa objek penelitian sosiologi sastra 
        dan sosiologi adalah sama, yaitu kehidupan manusia. Dalam sosiologi kajian lebih dite-
        kankan pada kehidupan manusia dalam realitas sosial, karena subjeknya adalah masya-
        rakat dan objeknya berupa kehidupan manusia dalam masyarakat. Sedangkan, sosiologi 
        sastra yang menjadi subjek penelitian adalah karya sastra sedangkan objeknya kehidupan 
        manusia dalam dunia rekaan sebagai hasil imajinasi. 
          Kedua disiplin ilmu ini seolah-seolah tidak dapat saling mendukung, terbukti masih 
        jarang para peneliti sosiologi dan sosiologi sastra memanfaatkan subjek dan objeknya se-
        bagai hal yang bisa saling mendukung. Mereka masih bersikukuh dengan alasan keman-
        dirian keilmuannya. Dalam penelitian sosiologi misalnya, peneliti jarang memanfaatkan 
        secara intensif hasil imajinatif sebagai bahan yang dapat dipakai untuk menemukan mak-
        na hakiki dalam problem kehidupan manusia. Sementara itu, para peneliti sosiologi sastra 
        juga bersikukuh bahwa penelitian terhadap karya imajinatif justru mampu memberi jalan 
        yang dapat menemukan makna hakiki dalam mengungkapkan problem kehidupan manu-
        sia dibanding sebatas data fakta sosial semata.Adapun para peneliti sosiologi mengang-
        gap bahwa karya imajinatif tidak mampu memberi data faktual yang bertolak pada reali-
        tas sosial.    
          Sebenarnya antara sosiologi dan sosiologi sastra dapat saling melengkapi, karena 
        keduanya sama-sama ingin memahami manusia, baik sebagai makhluk sosial dan sebagai 
        makhluk individu, maupun makhluk berbudaya. Sebagai makhluk sosial dan individu,  
        manusia memiliki kapasitas akal dan budi untuk mewujudkan perilaku budaya. Kapasitas  
        perilaku budaya tersebut melahirkan simbol-simbol estetika dan imajinatif yang merupa-
        kan intisari kemaknaan dari kehidupan manusia. Hal itu menandakan bahwa keberadaan 
        karya imajinatif tidak sepenuhnya hanya memuat fakta imajinatif namun juga mengisya-
                          2 
         
        ratkan adanya intisari kemaknaan dari kehidupan manusia. Dengan kata lain, keberadaan 
        fakta imajinatif adalah bagian dari fakta sosial atas realitas imajinatif dan realitas estetika 
        yang menaungi perilaku budaya dan pola pikir manusia pada jamannya. Perilaku budaya 
        dan pola pikir manusia inilah yang dimaksud fakta sosial dalam sosiologi sastra. Karena 
        segala problem kehidupan manusia sebenarnya tidak terlepas dari realitas sosial atas pola 
        perilaku budaya dan pola pikir manusianya.  
          Bertolak dari uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa kapasitas sosiologi cenderung 
        ke arah kehidupan sosial manusia yang nyata dan menampakkan fakta kemanusiaan. Se-
        dangkan dalam sosiologi sastra, kehidupan manusia telah diimajinasikan, fakta kemanu-
        siaan sering disembunyikan. Menurut Damono (1984:8-9) sosiologi adalah studi objektif 
        dan ilmiah tentang manusia dalam masyarakat; telaah tentang lembaga dan proses sosial. 
        Sosiologi mencoba mencari tahu bagaimana masyarakat dimungkinkan,bagaimana ia ber-
        langsung, dan bagaimana ia tetap ada. Sosiologi mencoba mempelajari lembaga-lembaga 
        sosial dan segala masalah ekonomi, agama, politik dan lain-lain. Semua itu merupakan 
        struktur sosial yang merupakan gambaran tentang cara-cara manusia menyesuaikan diri 
        dengan lingkungannya, tentang mekanisme sosialisasi, proses pembudayaan yang me-
        nempatkan anggota masyarakat di tempatnya masing-masing. Adapun sastra akan mem-
        bidik  hal  ihwal  yang  jarang  atau  mungkin  tidak  terpahami  oleh  sosiolog.  Sastra  me-
        nawarkan kehidupan unik manusia yang bersifat imajinatif. 
          Sebagai suatu ilmu, sastra tidak saja menyoal fakta kemanusiaan melainkan juga 
        esensi dari fakta kemanusiaan yang berupa intisari kemaknaan. Sebagaimana penggamba-
        ran Ahmad Tohari dalam Ronggeng Dukuh Paruk menunjukkan adanya imajinasi esensi   
        fakta kemanusiaan yang berupa tradisi, struktur sosial, pola perilaku, dan pola pikir ma-
        syarakatnya. Hal serupa juga tercermin dalam novel Para Priyayi karya Umar Kayam, 
        yang juga menunjukkan adanya fakta kemanusiaan berupa tradisi, struktur sosial, pola 
        perilaku, dan pola pikir masyarakatnya. Realitas masyarakat yang terstruktur, tradisi, ser-
        ta pola perilaku dan pola pikir yang terwakili olehtokoh dalam karya imajinatif adalah 
        apa yang disebut sebagai fakta kemanusiaan dalam sastra. 
           
           
           
                          3 
         
Kata-kata yang terdapat di dalam file ini mungkin membantu anda melihat apakah file ini sesuai dengan yang dicari :

...Model paradigma teori sosiologi sastra oleh sujarwa fak budaya dan komunikasi universitas ahmad dahlan yogyakarta bab i pendahuluan a samakah upaya penelitian sering kali membawa keraguan peneliti karena cara kerjanya dipandang tidak bertolak dari realitas sosial sebatas mengungkap aspek yang bersumber fakta imajinatif ragu apa dihasilkan jangan wacana sehingga dianggap belum optimal dalam menyoal sosiologis meski perlu disadari bahwa objek adalah sama yaitu kehidupan manusia kajian lebih dite kankan pada subjeknya masya rakat objeknya berupa masyarakat sedangkan menjadi subjek karya dunia rekaan sebagai hasil imajinasi kedua disiplin ilmu ini seolah dapat saling mendukung terbukti masih jarang para memanfaatkan se bagai hal bisa mereka bersikukuh dengan alasan keman dirian keilmuannya misalnya secara intensif bahan dipakai untuk menemukan mak na hakiki problem sementara itu juga terhadap justru mampu memberi jalan makna mengungkapkan manu sia dibanding data semata adapun mengang gap f...

no reviews yet
Please Login to review.