Authentication
227x Tipe DOC Ukuran file 0.04 MB Source: eprints.mercubuana-yogya.ac.id
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS LMS MOODLE DITINJAU DARI COGNITIVE LOADS THEORY 1 2 Alfret Ade Putra , Nuryadi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mercu Buana Yoyakarta. 1 2 e-mail: alfredadeputra1 @gmail.com , nuryadi @mercubuana-yogya.ac.id ABSTRAK Alfret Ade Putra, 2019: Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Berbasis LMS Moodle ditinjau dari Cognitive Loads Theory. Skripsi, Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mercu Buana Yogyakarta. Pengembangan E-learning ini didasari oleh perkembangan IPTEK sebagai sumber daya pemenuhan kompetensi inti dalam kurikulum 2013 yang mana mempermudah siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Penelitian ini menggunakan desain penelitian R&D yang ditinjau dari cognitive loads theory dengan model pengembangan Borg & Gall. Adapun langkah-langkah tersebut yaitu: Penelitian dan pengumpulan informasi, perencanaan penelitian, pengembangan produk awal, uji lapangan awal yang melibatkan 4 siswa, revisi hasil uji lapangan awal, uji lapangan lebih luas melibatkan 8 siswa, revisi uji lapangan, uji kelayakan yang melibatkan 32 siswa, dan revisi hasil kelayakan Subjek uji coba dalam penelitian adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Mlati, Kab. Sleman, D.I. Yogyakarta. Data dikumpulkan melalui angket dan observasi saat uji coba, kemudian data hasil penelitian dianalisis dengan teknik analisis deskriptif kuantitatif. Tanggapan ahli media memperoleh skor rata-rata 3,91. Sedangkan tanggapan dari ahli materi memperoleh skor rata-rata 3,60 menunjukkan e-learning berbasis moodle layak dari segi media dan layak dari segi materi. Hasil belajar pada uji pelaksanaan lapangan menunjukkan bahwa seluruh siswa kelas VIII C persentase ketuntasan kelas berada diatas 86%. Hasil angket tanggapan siswa pada uji coba skala kecil dan skala besar menunjukkan bahwa mayoritas siswa memberikan tanggapan positif terhadap kegiatan pembelajaran menggunakan media e-learning berbasis LMS Moodle. Produk final e-learning berbasis LMS Moodle berisi materi, link video, link ppt, kuis, artikel seputar matematika pola bilangan, chat dan forum diskusi. Dengan demikian, dari hasil uji pelaksanaan lapangan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa E-learning berbasis LMS Moodle pembelajaran matematika bagi siswa kelas VIII C SMP Negeri 1 Mlati, dengan materi “pola bilangan” sudah layak sebagai salah satu sumber belajar baik secara individu maupun kelompok. Kata kunci: Pengembangan E-learning, LMS Moodle, Cognitive Loads Theory Matematika, Pola Bilangan. 1 ABSTRACT Alfret Ade Putra, 2019: The development of LMS Moodle-based interactive learning Media was reviewed from Cognitive Loads Theory. Thesis, mathematics education Faculty of teacher training and education in Mercu Buana University of Yogyakarta. The development of E-Learning is based on the development of IPTEK as a resource for the fulfillment of core competencies in curriculum 2013 which facilitate students and teachers in the learning process. The research uses R&D design, based from cognitive loads theory with the Borg & Gall development model. The steps are: research and information collection, research planning, initial product development, preliminary field test involving 4 students, revision of preliminary field test result, wider field test involving 8 students, test revision A field, a feasibility test involving 32 students, and a revision of the feasibility of a trial subject in research is a grade VIII student of SMP Negeri 1 Mlati, Kab. Sleman, D.I. Yogyakarta. Data is collected through polls and observations during trials, and then research results are analyzed with quantitative descriptive analysis techniques. Media expert responses get an average score of 3.91. While the responses of the material experts acquired an average score of 3.60 showed a Moodle-based e-learning is decent in terms of media and worthy of material terms. The results of the study on field implementation test show that all students of class VIII C percentage of class submission are above 86%. The results of the students ' responses to small and large scale trials showed that the majority of students gave positive feedback on learning activities using LMS Moodle-based e-learning media. LMS Moodle's final e-learning product contains material, video links, ppt links, quizzes, articles around mathematical numeral patterns, chat and discussion forums. Thus, from the test results of the implementation of the field can be concluded that E-learning based on LMS Moodle Mathematics learning for students of grade VIII C SMP Negeri 1 Mlati, with material "number pattern" is feasible as one of the sources Study both individually and in groups. Keywords: Development of E-learning, LMS Moodle, Cognitive Loads Theory Mathematics, Numbers Pattern. 2 PENDAHULUAN Menurut Hamalik, (2014: 2) fungsi pendidikan adalah untuk menyiapkan Kesadaran akan pentingnya sebuah peserta didik. kata “menyiapkan” diartikan pendidikan Negara Kesatuan Republik bahwa peserta didik pada hakikatnya Indonesia (NKRI) di dalam pembukaan belum siap, tetapi perlu disiapkan dan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 sedang menyiapkan dirinya sendiri. Hal ini menyatakan bahwa salah satu tujuan merujuk pada proses yang berlangsung kemerdekaannya ialah mencerdaskan sebelum peserta didik itu siap untuk terjun kehidupan bangsa. oleh karena itu setiap ke ranah kehidupan yang nyata. Dalam warga Indonesia tanpa, memandang status kurikulum 2013 disebutkan bahwa salah sosial, ras, etnis, agama dan gender berhak satu cara untuk menghadapi tantangan memperoleh pendidikan yang layak serta perkembangan IPTEK diperlukan sumber bermutu sesuai dengan minat dan bakat daya manusia yang memiliki kemampuan yang dimilikinya. Hadirnya pendidikan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang bermutu di prakarsai oleh adanya yang beriman, produktif, kreatif, inovatif sumber daya manusia yang berkualitas, dan afektif. Untuk itu, program pendidikan yaitu warga negara yang unggul secara yang dikembangkan perlu menekankan intelektual, kompeten, bermoral, inovatif kemampuan berpikir pada siswa. serta produktif dalam karya, bermartabat Pengembangan kemampuan berpikir ini dengan mengaplikasikan akhlak mulia dapat dilakukan melalui pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari, tanggung matematika. Belajar selalu membutuhkan jawab dalam menggunakan Ilmu kemampuan kognitif untuk memproses Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) serta informasi yang diperoleh dari lingkungan, berdaya saing terhadap bangsa lain dan dan berpikir merupakan bagian dari ikut serta di dalam pembangunan kemajuan kemampuan kognitif siswa dalam bangsa. menghadapi setiap kegiatan belajar Pendidikan merupakan hal yang sehingga siswa harus diajak untuk berpikir, sangat penting dalam mencerdaskasn Subanji (Yohanes, dkk 2016: 187). Beban kehidupan bangsa dan wahana yang kognitif didefinisikan sebagai beban dalam strategis di dalam pengembangan melakukan tugas tertentu yang berdampak eksistensi sumber daya manusia. Melalui pada sistem pengolahan kognitif. pendidikan diharapkan manusia dapat Beban kognitif dalam memori kerja tumbuh dan berkembang untuk menjadi disebabkan oleh tiga sumber, yaitu: pribadi yang lebih baik. Menurut Trianto intrinsic cognitive load (kemampuan (2007: 1), pendidikan adalah salah satu menerima dan mengolah informasi), bentuk perwujudan kebudayaan manusia extraneous cognitive load (usaha mental), yang dinamis dan sarat akan dan germane cognitive load (kemampuan perkembangan. Oleh karena itu, perubahan penalaran) Sweller (2010: 123-138). atau perkembangan di dalam dunia Intrinsic cognitive load merupakan beban pendidikan adalah hal yang seharusnya kognitif dalam memposes informasi yang terjadi sejalan dengan perubahan atau diterima, terbentuk akibat kompleksitas perkembangan zaman. Perubahan dalam materi daninterkoneksi yang tinggi dalam arti perbaikan pendidikan perlu terus- memproses materi pembelajaran yang menerus dilakukan sebagai antisipasi masuk kedalam memori kerja. ICL sangat kepentingan masa depan. Pendidikan yang terkait dengan intrinsic processing pada mampu mendukung pembangunan di masa memori kerja ketika mengkonstruksi mendatang adalah pendidikan yang mampu skema kognitif. Terkait dengan mengembangkan potensi siswa serta pembelajaran matematika di sekolah menjadikannya sebagai tajuk utama menengah pertama (SMP) kelas VIII pembangunan bangsa. khususnya materi pola bilangan terdapat 3 kompetensi inti yang harus dikuasai oleh contoh, untuk membuktikan kebenaran siswa diantaranya adalah kemampuan rumus nxn suku ke-n dari sebuah pola mengolah, menyaji dan menalar dalam persegi Sn=n2 maka siswa awalnya ranah (mengurai, merangkai, akan berpikir secara sepintas (spontan) memodifikasi, dan membuat) kata menalar cara pembuktian yang digunakan berkaitan dengan kemampuan berpikir berdasarkan pola yang ada, apakah bukti intuitif siswa dalam menganalisa masalah langsung atau tidak langsung. Ini matematika. Untuk menjelaskan masalah merupakan bagian dari ciri berpikir intuitif. dan metode penyelesaian matematika Untuk memenuhi kompetensi inti beberapa materi membutuhkan serta kompetensi dasar matematika kelas kemampuan intuitif. Kata ‘Intuitif” sendiri VIII pada materi pola bilangan maka merujuk pada pendapat, Dreyfus & dibutuhkan media belajar bagi siswa itu Eisenberg (1982: 360-380) mengatakan sendiri, baik itu buku pelajaran maupun bahwa pemahaman secara intuitif sangat gabungan beberapa media yang dapat diperlukan sebagai “jembatan berpikir” dikolaborasikan menjadi sebuah manakala seseorang berupaya untuk multimedia guna mendukung proses menyelesaikan masalah kontektual dan pembelajaran. Media disini berfungsi memandu menyelaraskan kondisi awal sebagai alat transfer yang dapat dengan tujuan. Dengan kata lain, untuk memvisualisasikan pembelajaran yang beberapa siswa pada saat menyelesaikan diterima oleh siswa. Menurut Istiyanto masalah matematika. siswa telah (2011), multimedia adalah media yang mengetahui atau menemukan menggabungkan dua unsur atau lebih yang solusi/jawaban dari suatu masalah sebelum terdiri dari teks, grafik, gambar, foto, siswa menuliskan langkah audio, dan animasi secara terintegrasi. penyelesaiannya. Meskipun, pada saat Menurut Mayer (2009: 3), multimedia mereka menemukan ide awal dalam didefinisikan sebagai presentasi materi penyelesaian masalah atau langkah apa dengan menggunakan kata-kata (verbal yang paling cocok untuk menyelesaikan form) sekaligus gambar-gambar (pictorial masalah tersebut. Munculnya ide yang form). Salah satu implementasi datang secara seketika dan bersifat penggunaan teknologi multimedia otomatis (immediate) atau muncul tiba-tiba pembelajaran adalah menggunakan media (suddenly) merupakan cara berpikir yang e-learning yang mana didalamnya media melibatkan intuisi. yang disajikan kedalam materi dapat Menurut Fischbein (1987), intuisi berupa audio, video, teks, grafik, foto serta adalah proses kognitif yang spontan dan animasi. Menurut Prakoso (2005), e- segera, berdasarkan pada skema tertentu. learning merupakan aplikasi internet yang Ada dua jenis intuisi yang dikategorikan dapat menghubungkan antara pendidik oleh Fischbein yaitu intuisi untuk dengan peserta didik dalam sebuah ruang memahami masalah yang disebut belajar online. dengan menggunakan e- afirmatory dan intuisi untuk learning maka pendidik dan murid tidak menyelesaikan masalah yang disebut harus berada dalam satu ruang dan waktu antisipatory. Kedua jenis intuisi ini harus yang sama. Proses pendidikan dapat berjalan dalam pemecahan masalah berjalan kapan saja dengan mengabaikan sehingga memperoleh hasil yang dua hal tersebut. maksimal. Dalam pemecahan masalah Moodle merupakan akronim dari matematika terkadang terdapat sesuatu Modular Object-Oriented Dynamic tanpa pemikiran secara mendalam yang Learning Environment. Menurut Prakoso digunakan untuk menyelesaikannya, (2005) moodle adalah sebuah paket walaupun sesuatu tersebut belum tentu perangkat lunak yang berguna untuk dapat dibuktikan kebenarannya. Sebagai membuat dan mengadakan 4
no reviews yet
Please Login to review.