jagomart
digital resources
picture1_Makalah Tentang Ayam Broiler


 301x       Tipe DOC       Ukuran file 0.04 MB       Source: karyatulisilmiah.com


Makalah Tentang Ayam Broiler
 0000 gmt makalah tentang ayam broiler deskripsi ayam broiler   ayam broiler atau ayam pedaging adalah ayam jantan dan ayam betina muda yang berumur 8 minggu ketika dijual dengan  ...

icon picture DOC Word DOC | Diposting 28 Jul 2022 | 3 thn lalu
Berikut sebagian tangkapan teks file ini.
Geser ke kiri pada layar.
           This page was exported from Karya Tulis Ilmiah [ http://karyatulisilmiah.com ] 
           Export date: Thu May 12 14:48:08 2016 / +0000 GMT 
           Makalah Tentang Ayam Broiler
           Deskripsi Ayam Broiler | Ayam broiler atau ayam pedaging adalah ayam jantan dan ayam betina muda yang berumur 8
           minggu ketika dijual dengan bobot tubuh tertentu, mempunyai pertumbuhan yang cepat serta mempunyai dada yang
           lebar dengan timbunan daging yang baik dan banyak (Rasyaf, 2003).
           Menurut Ensmiger (1980) yang dinamakan ayam broiler adalah ayam jantan atau betina muda yang dipelihara selama 7-
           10 minggu dan mempunyai daging yang empuk, lembut, tekstur kulitnya lunak serta tulang dada yang fleksibel. North
           dan Bell (1990) bahkan memberikan pembatas yang lebih khusus yaitu bahwa ayam broiler adalah ayam yang dijual
           dengan umur 7-8 minggu dengan berat badan 1,8 kg.
           Muslim (1992) menyatakan bahwa pada usia 5-6 minggu ayam broiler telah mencapai berat badan 1,4-1,6 kg, untuk
           mendapatkan kecepatan pertumbuhan berat badan yang baik ayam pedaging memerlukan ransum yang jumlahnya cukup
           dan kualitasnya baik.
           Ayam broiler yang berumur dini (1-5 minggu) sebaiknya diberikan ransum yang mengandung protein tinggi dan energi
           yang rendah. Pada periode akhir (6-8 minggu), ransum yang diberikan sebaiknya mengandung protein yang rendah dan
           energi, karena pada periode ini ayam broiler menyimpan kelebihan makanannya dalam bentuk lemak (Murtidjo, 1987).
           Tabel pertambahan berat badan, konsumsi ransum, konversi ransum ayam broiler menurut per minggu dapat dilihat pada
           Tabel1.
           Tabel 1. Pertambahan Berat Badan, Konsumsi Ransum, Konversi Ransum
           Umur(minggu Berat Badan(gram)     Konsumsi            Konversi Ransum
           )                                 Ransum(gram)
           1            162                  139                 0,858
           2            420                  460                 1,095
           3            784                  1,014               1,288
           4            1,260                1,821               1,446
           5            1,789                2,819               1,576
           6            2,340                3,973               1,698
           7            2,879                 5,241                 1,820
           Sumber : Abidin, (2002)
           Kebutuhan Nutrisi Ayam Broiler
           Kandungan nutrisi masing-masing bahan penyusun ransum perlu diketahui sehingga tujuan penyusunan ransum dan
           kebutuhan nutrien untuk setiap periode pemeliharaan dapat tercapai (Wahyu,1992). Penyusunan ransum ayam pedaging
           memerlukan informasi mengenai kandungan nutrien dari bahan-bahan penyusun sehingga dapat mencukupi kebutuhan
           nutrien dalam jumlah dan persentase yang diinginkan (Amrullah, 2004). Nutrien tersebut adalah energi, protein, serat
           kasar, kalsium (Ca) dan fosfor (P).
           Protein Ayam Broiler
           Menurut Fadilah (2004), kandungan protein dalam ransum untuk ayam broiler umur 1-14 hari adalah 24 % dan untuk
           umur 14-39 hari adalah 21 %. Kebutuhan protein untuk ayam yang sedang bertumbuh relatif lebih tinggi karena untuk
           memenuhi tiga macam kebutuhan yaitu untuk pertumbuhan jaringan, hidup pokok dan pertumbuhan bulu (Wahyu,
           1992). Rasyaf (1992) menyatakan bahwa kebutuhan energi metabolis berhubungan erat dengan kebutuhan protein yang
           mempunyai peranan penting pada pertumbuhan ayam broiler selama masa pertumbuhan.
           Energi Ayam Broiler
           Sumber energi utama yang terdapat dalam ransum ayam broiler adalah karbohidrat dan lemak. Energi metabolisme yang
           diperlukan ayam berbeda, sesuai tingkat  umurnya, jenis kelamin dan cuaca. Semakin tua ayam membutuhkan energi
           metabolisme lebih tinggi (Fadilah, 2004). Menurut Wahyu (1992), energi yang dikonsumsi oleh ayam digunakan untuk
           pertumbuhan jaringan tubuh, produksi, menyelenggarakan aktivitas fisik dan mempertahankan temperatur tubuh yang
           normal. Fadilah (2004) menyatakan bahwa kebutuhan energi untuk ayam broiler periode starter 3080 kkal/kg ransum
           pada tingkat protein 24 %, sedangkan periode finisher 3190 kkal/kg ransum pada tingkat protein 21 %. Angka kebutuhan
           energi yang absolut tidak ada karena ayam dapat menyesuaikan jumlah ransum yang dikonsumsi dengan kebutuhan
           energi bagi tubuhnya (Rizal, 2006).
           Vitamin dan Mineral Ayam Broiler
           Vitamin-vitamin yang larut dalam lemak (A, D, E dan K) terdapat dalam bahan-bahan bersama-sama dengan lipida.
           Vitamin yang larut dalam lemak dan diabsorbsi bersama-sama dengan lemak yang terdapat dalam ransum mempunyai
           mekanisme yang sama seperti mekanisme absorbs lemak. Kondisi yang baik untuk absorbsi lemak, misalnya cukup
           aliran empedu sangat membantu absorbsi vitamin-vitamin yang larut dalam lemak. Vitamin ditransportasi ke dalam hati
           untuk digunakan kemudian. Vitamin A, D, E dan K menyebar dalam bentuk misel sebelum diabsorbsi dari usus. Vitamin-
           vitamin yang larut dalam air (B1, B2, B6, B12) tidak berpengaruh terhadap peningkatan absorbsi lemak. Vitamin-
           vitamin tersebut disimpan dalam tubuh dan tidak dikeluarkan melalui urin (Wahyu, 1992).
           Mineral dibutuhkan dalam jumlah kecil, tetapi peranannya mencakup seluruh fungsi pengelolaan, pertumbuhan dan
           produksi. Terdapat 16 mineral esensial yang dibagi menjadi dua golongan, yaitu 7 macam mineral makro dan 9 macam
           mineral mikro. Pembagian ini didasarkan kepada konsentrasi yang terdapat dalam tubuh ternak. Umumnya mineral yang
           digunakan dalam pakan ayam broiler adalah kalsium dan fosfor total. Mineral ini berfungsi membantu pembentukan dan
           pemeliharaan struktur kerangka tubuh, sistem-sistem enzim, transpor energi, pembekuan darah, kontraksi otot dan saraf
           serta keseimbangan asam basa. Kelebihan kalsium akan mengganggu penggunaan magnesium, mangan dan seng serta
           menyebabkan terbentuknya Ca3(PO4)2 tak larut, yang akan menyebabkan defisiensi fosfor. Kekurangan Ca dan P akan
           mengalami gangguan pada tulang dan paruh, lunaknya tulang, lemahnya urat daging dan pertumbuhan terhambat
           (Tillman et al. 1991; Amrullah, 2004). Tabel kebutuhan  nutrisi ayam broiler dapat dilihat pada Tabel 2.
           Tabel 2. Kebutuhan Nutrisi Ayam Broiler
           Nutrisi Pakan          Stater (0-4 Minggu)       Finisher (4 Minggu-Panen)
            Energi Metabolisme      2,900-3,100               2,900-3,200
            (kkal/kg)
            Protein Kasar (%)       21-23                     19-21
            Serat Kasar (%)         2,5-8-0                   2,5-8,0
            Serat Kasar (%)         3,0-5-0                   3,0-5,0
            Kalsium (%)             0,9-1,1                   0,9-1,1
            Pospor (%)              0,7-0,9                   0,7-0,9
            Lisin (%)               1,20-1                    1,00-120
           Sumber. Abidin, (2002)
           Konsumsi Ransum Ayam Broiler
           Ransyaf (1994) mengatakan bahwa pertumbuhan yang cepat adakalanya didukung dengan konsumsi ransum yang
           banyak pula. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi ransum adalah temperatur lingkungan, kesehatan, energi,
           ransum, sistem pemberian pakan, jenis kelamin dan tipe ayam (Rasyaf, 1995). Selain itu, zat-zat makanan, kecepatan
           pertumbuhan dan palatabilitas juga dapat mempengaruhi konsumsi ransum (Wahyu, 1991).
           Meunrut Rasyaf (2006) pertumbuhan yang sangat cepat tidak akan tampak bila tidak didukung dengan ransum yang
           mengandung protein dan asama-asam amino yang seimbang sesuai kebutuhan ayam. Ransum juga harus memenuhi
           syarat kuantitas karena jumlah ransum yang dimakan berhubungan dengan jumlah unsur nutrisi yang harus masuk
           sempurna ke dalam ayam.
           Menurut Anggorodi (1985), ayam mengkonsumsi ransum untuk kebutuhan energi bagi tubuhnya yang dibutuhkan oleh
           semua proses-proses faal seperti pergerakan pernafasan, peredaran darah, penyerapan, ekskresi, dan reproduksi. Secara
           naluri ayam berhenti makan jika kebutuhan energi untuk tubuhnya sudah terpenuhi.
           Pertambahan Berat Badan Ayam Broiler
           Pertambahan berat badan merupakan perubahan ukuran yang meliputi perubahan berat hidup dan komposisi tubuh
           (Soeparno,   1994).   Pertumbuhan   dapat   diartikan   sebagai   pertambahan   berat   badan   persatuan   waktu.   Menurut
           Kartadisastra (1997) menyatakan biasanya bobot tubuh senantiasa berbanding lurus dengan konsumsi ransum, makin
           tinggi bobot badannya makin tinggi pula tingkat konsumsinya terhadap ransum.
      Semua jenis hewan akan mengalami proses pertumbuhan yang sama yakni pada awal pertumbuhan mereka begitu cepat.
      Tetapi pada proses pertumbuhan berikutnya semakin kian lambat dan menurun, bahkan pada umur tertentu terhenti sama
      sekali. Kesemuanya tadi terjadi akibat pertumbuhan jaringan yang akhirnya membentuk tubuh (AAK, 1993)
      Konversi Ransum Ayam Broiler
      Konversi ransum adalah ransum yang habis dikonsumsi ayam dalam jangka waktu tertentu dibandingkan dengan
      pertumbuhan bobot badan (pada waktu tertentu) semakin baik mutu ransum semakin kecil konversinya (Rasyaf, 1995).
      Menurut Tilman et al. (1991) semakin banyak ransum yang dikonsumsi untuk menghasilkan satu satuan produksi maka
      makin buruklah konversi ransum. Baik buruknya konversi ransum ditentukan berbagai faktor diantaranya mutu ransum,
      temperatur, lingkungan dan tujuan pemeliharaan serta genetik. Selain itu teknik pemberian ransum yang baik dapat
      menekan angka konversi pakan sehingga keuntungan banyak bertambah (Amrullah, 2004).
      Pakan / Ransum Ayam Broiler
      Pakan adalah campuran berbagai macam bahan organik dan anorganik yang diberikan kepada ternak untuk memenuhi
      kebutuhan zat-zat makanan. Pakan merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan. Pakan yang
      sempurna dengan kandungan zat-zat nutrisi yang seimbang akan memberikan hasil yang optimal. Oleh karena itu, pakan
      yang diberikan harus memenuhi persyaratan kebutuhan secara kualitas dan kuantitas. Faktor penting yang harus
      diperhatikan dalam formulasi pakan ayam adalah kebutuhan protein, energi, serat kasar, Ca dan P (Rasyaf, 1992;
      Suprijatna, 2008).
      Biaya terbesar dari usaha peternakan unggas adalah biaya pakan, yang besarnya antara 60-70 % dari biaya produksi
      secara keseluruhan. Perbaikan mutu genetik yang terus menerus dilakukan juga membawa konsekuensi pada kebutuhan
      pakan yang semakin spesifik. Penyusunan pakan ayam buras pada prinsipnya sama dengan pakan ayam ras, yaitu
      membuat pakan dengan kandungan gizi sesuai dengan kebutuhan ayam agar pertumbuhan daging dan produksi telur
      sesuai dengan yang diharapkan ( Sinurat, 1991; Abidin, 2004)
       Protein Sel Tunggal
      Protein sel tunggal merupakan sel kering dari mikroorganisme seperti ragi, bakteri, jamur, dan alga yang tumbuh pada
      sumber karbon yang berbeda dan telah dimatikan (Israelidis, 2003). Protein sel tunggal ini diperoleh dari proses
      fermentasi dengan bahan dasar yang berbeda-beda. Bahan dasar sebagai sumber kerangka karbon dan energi yang
      digunakan diantaranya limbah cairan jeruk, limbah cairan sulfit, molasses, manur, dadih, pati dan lainnya (Israelidis,
      2003; Schulz dan Oslage, 1976).
      Protein sel tunggal (PST) mempunyai kandungan protein yang tinggi yaitu 44 % sampai 65 % dan berpotensi sebagai
      bahan pakan sumber protein. Protein sel tunggal yang diproduksi dari bakteri berpotensi untuk menggantikan tepung
      ikan dalam pakan, karena mempunyai kandungan protein yang mirip dengan protein ikan (Israelidis, 2003).
       Berbagai penelitian tentang PST sebagai bahan pakan sumber protein bagi unggas telah banyak dilakukan, namun
      hasilnya bervariasi. D'Mello (1973) melaporkan tidak ada perbedaan yang signifikan pada pertumbuhan, efisiensi pakan
      dan retensi nitrogen antara ayam yang diberi pakan kontrol dengan yang diberi pakan mengandung 10 % PST bakteri
      yang diproduksi dengan media metanol. Ergul & Vogt (1984) menyatakan, bobot badan akhir ayam broiler terbaik
      dicapai pada pemakaian 4 % protein bakteri dalam pakan. Plavnik et al. (1981) menyatakan, bahwa penggunaan pruteen
      dan lavera antara 9 % sampai 10 % dalam pakan menurunkan pertumbuhan ayam pedaging. Protein sel tunggal dapat
      menurunkan konsumsi dan pertumbuhan ayam bila digunakan untuk menggantikan seluruh protein dalam pakan
      (Waldroup et al. 1971; Shannon & McNab, 1972; D'mello & Acamovic, 1976).
      Perbedaan hasil dari penelitian-penelitian tersebut disebabkan oleh perbedaan jenis mikroorganisme yang digunakan.
      Penelitian ini mengevaluasi penggunaan PST yang dihasilkan perusahaan lisin di Indonesia untuk menggantikan tepung
      ikan dalam pakan terhadap performan ayam broiler.
      Protein Sel Tunggal (PST) adalah istilah yang digunakan untuk protein kasar atau murni yang berasal dari
      mikroorganisme, seperti bakteri, khamir, kapang, ganggang dan protozoa. PST sebagai bahan pakan berprotein tinggi
      digunakan untuk mengurangi penggunaan pakan komersial. PST khususnya digunakan sebagai pengganti tepung ikan
      yang harganya cukup mahal. Tepung ikan merupakan sumber protein utama bagi unggas, karena bahan pakan tersebut
      mengandung semua asam amino yang dibutuhkan ayam, dan dalam jumlah cukup.
      Proses fermentasi bahan pangan oleh mikroorganisme menyebabkan perubahan-perubahan yang menguntungkan, seperti
      peningkatan mutu bahan pangan baik dari aspek gizi, daya cerna, serta daya simpannya. Produk fermentasi biasanya
      mempunyai nilai nutrisinya yang lebih tinggi dari pada bahan aslinya. Hal ini tidak hanya disebabkan karena mikroba
Kata-kata yang terdapat di dalam file ini mungkin membantu anda melihat apakah file ini sesuai dengan yang dicari :

...This page was exported from karya tulis ilmiah export date thu may gmt makalah tentang ayam broiler deskripsi atau pedaging adalah jantan dan betina muda yang berumur minggu ketika dijual dengan bobot tubuh tertentu mempunyai pertumbuhan cepat serta dada lebar timbunan daging baik banyak rasyaf menurut ensmiger dinamakan dipelihara selama empuk lembut tekstur kulitnya lunak tulang fleksibel north bell bahkan memberikan pembatas lebih khusus yaitu bahwa umur berat badan kg muslim menyatakan pada usia telah mencapai untuk mendapatkan kecepatan memerlukan ransum jumlahnya cukup kualitasnya dini sebaiknya diberikan mengandung protein tinggi energi rendah periode akhir karena ini menyimpan kelebihan makanannya dalam bentuk lemak murtidjo tabel pertambahan konsumsi konversi per dapat dilihat gram sumber abidin kebutuhan nutrisi kandungan masing bahan penyusun perlu diketahui sehingga tujuan penyusunan nutrien setiap pemeliharaan tercapai wahyu informasi mengenai dari mencukupi jumlah persent...

no reviews yet
Please Login to review.