Authentication
242x Tipe DOC Ukuran file 0.05 MB Source: www.smkbinamedia.sch.id
Materi Pelajaran III (sem Ganjil, kelas xii) 5. Kondisi Plat Untuk mendapatkan hasil cetak yang baik, kondisi plat harus baik dalam art semua unsur yang mempengaruhi kondisi pelat seprt : film dan mountngya harus baik, penyinaran pelat cukup (tdak lebih tdak kurang), pemrosesan cukup (tdak lebih tdak kurang). Selain itu posisi gambar pada pelat juga harus konstan untuk mempermudah penyetelan warna kedua dan seterusnya. 6. Keseimbangan air dan Tinta Pada cetak offset, gambar yang mencetak terletak sama tnggi dengan bagian yang tdak mencetak pada permukaan pelat cetak, cetakan terjadi karena adanya saling tolak menolak antara air dan tnta pada permukaan pelat, dimana bagian gambar akan menarik tnta dan menolak air sedang bagian tdak bergambar akan menarik air dan menolak tnta. Dengan proses cetak demikian, maka sebenarnya tdak hanya tnta yang dialihkan ke kertas tetapi juga air. Secara awam air memang tdak ditanggapi (dibaca), tetapi secara teknis bahwa air pada pelat offset juga dialihkan ke kain karet kemudian diteruskan ke permukaan kertas. Dengan demikian akan berlangsung proses pemisahan antara air dengan tnta secara terus menerus pada permukaan pelat cetak sesuai dengan fungsi masing-masing. Tetapi ada kalanya pembagian tugas antara air dan tnta tdak berlangsung semestnya sebab bagaimana pun juga dua macam zat itu akan saling mempengaruhi antara satu sama lainnya, apa lagi bila perbandingan jumlah antara keduanya tdak seimbang terdapat pada permukaan pelat cetak. Gejala ini dapat kita lihat antara lain terjadinya noda-noda pada bagian yang tdak mencetak atau ada lapisan warna tpis yang terapung pada permukaan air. Dilain pihak sering terjdi pula hasil cetakan yang kelabu atau pucat warnya . gejala tersebut akibat perbandingan jumlah antara air dan tnta yang tdak semimbang terdapat pada pelat . karena itu dalam proses penceakan, keseimbangan air dan tnta haruslah tetap terjaga dan dipertahankan dengan baik. Keseimbangan itu bisa tetap dipertahankan apabila pemberian air dan tnta selalu konstan selama pencetakan, khusus pemberian air sedapat mungkan dalam jumlah yang minim tetapi cukup untuk membasahi seluruh permukaan pelat secara merata. Selain itu harus diperhatkan kelancaran transportsi kerts, karena apabila kertas sering berhtnt akan mengganggu keseimbangan air dan tnta yang sudah diatur dengan baik. Untuk memperolah keseimbangan air dan tnta dan tetap bisa mempertahankannya selama pencetakan, tela dikembangkan pemasukan dan pengeruaran kertas dengan penyetelan dan waktu persiapan yang lebih mudah dan cepat, unit pembasahan dengan system alcohol dan unit penintaan dengan pengendalian computer. 7. Tebal lapisan tnta pada hasil cetakan (Ink Film Thickness) Pengukuran tebal lapisan tnta pada hasil cetakan dilakukan dengan menggunakan Densitometer refleksi yang akan menunjukkan angka2 tertentu yang terdapat pada hasil cetakan. Tebal lapisan tnta pada hasil cetakan dinyatakan baik apabila perwujudan nada dan kekontrasan pada bidang beraster tdak dipengaruhi dalam art kata bawha nilai nada raster 5% dapat terungkap dengan baik, sedangkan nilai pada raster 95% tdak menutup. Hasil pengukuran tebal lapisan tnta dapat dijadikan sebagai angka standar dan pedoman untuk penukuran tebal lapisan tnta untuk pekrjaan selanjutnya pada pemakian jenis kertas dan jenis tnta yang sama. Sedangkan pada jenis kertas dan jenis tnta yang berbeda haruslah dicari standar angka pengukuran yang baru dengan cara sama. Hal ini tdak banyak berlaku pada pencetakan hitam puth, tetapi lebih pentng lagi pada pencetakan warna. Menentukan ketebalan tnta pada hasil ctakan sesuai dengan angka standar tdaklah terlalu sulit, tetapi mempertahankan angka standar tersebut selama pencetakan berlangksung jauh lebih sulit karena berbagai faktor sepert penyetelah tnta dan air yang belum tepat, transportasi kertas yang kurang lancar, dll. Mengatasi variabel ketebalan tnta selama pencetakan tdaklah mudah, karena gambar yang terdapat paeda permukaan pelat cetak tdak hanya bidang penuh (blok) saja, tetapi terdapat juga bidang-bidang yang beraster yang menunjukkan adanya bidang yang gelap dan bidang yang terang. Disamping itu, pemberikan air dan tnta yang tdak selalu konstan, serta faktor tekanan dan kecepatan mesin cetak. Untuk mengatasi hal itu diperlukan angka toleransi yang diperbolehkan dan yang tdak berubah perwujudan nilai nada yang berart yaitu 0,05. Sebagai gambaran tabel berikut adalah tebal lapisan tnta hasil penelitan dari GRETAG menggunakan Densitometer D142. GRETAG Color Solid Density Dot Toler Dot Toler Dot Toler D 142 Densit tolerance Gain % Gain % Gain % y 80% 40% 70% Coated Cyan 1.45 0.10 9 2 14 4 10 3 Paper Magenta 1.40 0.10 9 2 14 4 10 3 Yellow 1.00 0.05 10 2 16 4 12 3 Black 1.85 0.15 10 2 16 4 12 3 8. URUTAN WARNA Dalam mencetak warna proses, yang terdiri dari 3 warna pokok dan 1 warna hitam sebagai pengontras gambar dapat ditentukan sebagai berikut : - Bila mencetak dengan mesin 1 warna maka urutan pencetakannya ditentukan tnta yang paling kuat daya menutupnya atau tnta yang paling tdak transparan dari warna pokok dicetak yang pertama Kemudian hampir semua pabrik tnta cetak memproduksi bahwa tnta CYAN adalah tnta untuk dicetak PERTAMA sedangkan untuk warna yang KEDUA dapat dicetak warna MAGENTA atau KUNING. Hal tersebut harus dilihat model aslinya, bila pada model aslinya ternyata warna KUNINGNYA menonjol, maka urutannya menjadi CYAN, MAGENTA, YELLOW, BLACK. Tetapi apabila pada model aslinya warna MAGENTAnya yang menonjol maka urutannya adalah CYAN, KUNING, MAGENTA, BLACK. - Bila mencetak dengan mesin 4 warna, maka urutan pencetaknn ditentukan oleh KEKENTALAN (VISCOCITY) dan DAYA LEKAT (TACKNESS) daripada tntanya. Tinta yang paling kental dicetak pertama dan seterusnya (biasanya urutannya adalah BLACK, CYAN, MAGENTA, YELLOW)
no reviews yet
Please Login to review.