Authentication
344x Tipe DOCX Ukuran file 0.14 MB
MAKALAH ALGORITMA PEMBAKIT ACAK Disusun Oleh : Nama : Tomy Eko Ferdiansyah NPM : 5520112035 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SURYAKANCANA CIANJUR 2015 ALGORITMA PEMBANGKIT ACAK Salah satu algoritma pembangkit acak adalah algoritma kiptografi klasik di mana krakernya di ganti dengan karakter lain . ALGORITMA KRIPTOGRAFI KLASIK 1. Cipher Substitusi Subsitusi adalah penggantian setiap karakter plaintext dengan karakter lain. Beberapa istilah yang mungkin perlu diingat adalah KUR04: a. Monoalfabet : Setiap karakter ciphertext mengganti satu macam karakter plainteks tertentu. b. Polyalfabet : Setiap karakter ciphertext dapat mengganti lebih dari satu karakter plaintext. c. Monograf / unilateral : Satu enkripsi dilakukan terhadap satu karakter plaintext. d. Polygraf / multilateral : Satu enkripsi dilakukan terhadap lebih dari satu karakter plaintext sekaligus. Adalah algoritma kriptografi yang mula-mula digunakan oleh kaisar Romawi, Julius Caesar (sehingga dinamakan juga caesar chiper), untuk menyandikan pesan yang ia kirim kepada para gubernurnya. Caranya adalah dengan mengganti (menyulih atau mensubstitusi) setiap karakter dengan karakter lain dalam susunan abjad (alfabet). Misalnya, tiap huruf disubstitusi dengan huruf ketiga berikutnya dari susunan akjad. Dalam hal ini kuncinya adalah jumlah pergeseran huruf (yaitu k = 3). Tabel substitusi : p : A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z i ci : D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z A B C Contoh 1. Pesan AWASI ASTERIX DAN TEMANNYA OBELIX disamarkan (enskripsi) menjadi DZDVL DVWHULA GDQ WHPDQQBA REHOLA Penerima pesan men-dekripsi chiperteks dengan menggunakan tabel substitusi, sehingga chiperteks DZDVL DVWHULA GDQ WHPDQQBA REHOLA dapat dikembalikan menjadi plainteks semula: AWASI ASTERIX DAN TEMANNYA OBELIX Dengan mengkodekan setiap huruf abjad dengan integer sebagai berikut: A= 0, B = 1, …, Z = 25, maka secara matematis caesar chiper menyandikan plainteksp menjadi c dengan i i aturan: c = E(p) = (p + 3) mod 26 (1) i i i dan dekripsi chiperteks c menjadi p dengan aturan: i i p = D(c) = (c – 3) mod 26 (2) i i i Karena hanya ada 26 huruf abjad, maka pergeseran huruf yang mungkin dilakukan adalah dari 0 sampai 25. Secara umum, untuk pergeseran huruf sejauh k (dalam hal ini k adalah kunci enkripsi dan deksripsi), fungsi enkripsi adalah c = E(p) = (p + k) mod 26 (3) i i i dan fungsi dekripsi adalah p = D(c) = (c – k) mod 26 (4) i i i Catatan: 1. Pergeseran 0 sama dengan pergeseran 26 (susunan huruf tidak berubah) 2. Pergeseran lain untuk k > 25 dapat juga dilakukan namun hasilnya akan kongruen dengan bilangan bulat dalam modulo 26. Misalnya k = 37 kongruen dengan 11 dalam modulo 26, atau 37 º 11 (mod 26). 3. Karena ada operasi penjumlahan dalam persamaan (3) dan (4), maka caesar chiperkadang-kadang dinamakan juga additive chiper. 2. Jenis-jenis Cipher Substitusi Cipher subsitusi paling tua yang dikenal adalah subsitusi yang dilakukan Julius Caesar. Beberapa teknik subsitusi yang pernah dilakukan, antara lain [KUR04]: a. Subsitusi deret campuran kata kunci yaitu subsitusi yang kata kuncinya didapat dari mengumpulkan karakter yang sama dari sebuah plaintext dan pada ciphertextnya ditambahkan semua sisa karakter dalam abjad. b. Subsitusi monomer-dinome-trinome. Monome berarti setiap satu karakter plaintext akan disubsitusi oleh satu karakter ciphertext, dinome disubsitusi dua karakter ciphertext, tridome disubsitusi tiga karakter ciphertext. Jadi sistem ini adalah campuran. c. Subsitusi multilateral variant. Subsitusi ini masih termasuk jenis monoalfabet yang dalam mensubsitusi memanfaatkan huruf abjad a,b,c, …,z yang disusun dalam matrik 5 X 5. d. Subsitusi digrafik. Pada sistem ini, setiap huruf plaintext akan disubsitusi oleh dua huruf ciphertext. Pola huruf cipher text diambil dari sebuah matrik 26 X 26 yang berasal dari 26 abjad yang memiliki pola khusus. e. Subsitusi persegi panjang. Sistem digrafik terlalu memerlukan matrik yang besar. Untuk memperkecil matrik dengan keamanan yang setara dapat digunakan sistem empat persegi. f. Subsitusi kode playfair Kode rahasia multi huruf yang paling terkenal adalah playfair. Playfair menggunakan 676 digraf. Selama waktu yang lama, kode ini dianggap tak dapat dipecahkan. Playfair dijadikan system standar oleh tentara Inggris dalam PD I dan masih digunakan secara luas oleh tentara Amerika dan sekutu selama PD II. Sistem ini menggunakan matrik 5 x 5 g. Subsitusi Polialfabet periodik. Dalam sistem polialfabet, setiap ciphertext dapat memiliki banyak kemungkinan plaintext. Dan sistem periodik itu sendiri dikarenakan adanya kunci yang berulang. Jenis polialfabet klasik yang terkenal adalah Vigenere. Termasuk ke dalam cipher abjad-majemuk (polyalpabetic substitution cipher ). Ditemukan oleh diplomat (sekaligus seorang kriptologis) Perancis, Blaise de Vigènere pada abad 16. Sudah berhasil dipecahkan pada Abad 19.Vigènere Cipher menggunakan Bujursangkar Vigènere untuk melakukan enkripsi. Setiap baris di dalam bujursangkar menyatakan huruf-huruf cipherteks yang diperoleh dengan Caesar Cipher. Jika panjang kunci lebih pendek daripada panjang plainteks, maka kunci diulang secara periodik. Bila panjang kunci adalah m, maka periodenya dikatakan m. Contoh: kunci = sony Plainteks: THIS PLAINTEXT Kunci: sony sonysonys Huruf yang sama tidaks elalu dienkripsi menjadi huruf cipheteks yang sama pula. Contoh: huruf plainteks T dapat dienkripsi menjadi L atau H, dan huruf cipherteks V dapat merepresentasikan huruf plainteks H, I, dan X. Hal di atas merupakan karakteristik dari cipher abjad-majemuk: setiap huruf cipherteks dapat memiliki kemungkinan banyak huruf plainteks. Pada cipher substitusi sederhana, setiap huruf cipherteks selalu menggantikan huruf plainteks tertentu. Vigènere Cipher dapat mencegah frekuensi huruf-huruf di dalam cipherteks yang mempunyai pola tertentu yang sama seperti pada cipher abjad- tunggal. Jika periode kunci diketahui dan tidak terlalu panjang, maka kunci dapat ditentukan dengan menulis program komputer untuk melakukan exhaustive key search. h. Enigma. Merupakan mesin kriptografi yang digunakan oleh tentara NAZI Hitler pada masa PD II. Mesin ini menggunakan rotor. Enigma menggunakan tiga rotor untuk melakukan subsitusi. Tiga rotor berarti tiga kali subsitusi. Enigma adalah mesin yang digunakan Jerman selama Perang Dunia II untuk mengenkripsi/dekripsi pesan- pesan militer. Enigma menggunakan sistem rotor (mesin berbentuk roda yang berputar) untuk membentuk huruf cipherteks yang berubah-ubah. Setelah setiap huruf dienkripsi, rotor kembali berputar untuk membentuk huruf cipherteks baru untuk huruf plainteks berikutnya. Enigma menggunakan 4 buah rotor untuk melakukan substitusi. Ini berarti terdapat 26 ´ 26´ 26 ´ 26 = 456.976 kemungkinan huruf cipherteks sebagai pengganti huruf plainteks sebelum terjadi perulangan urutan cipherteks. Setiap kali sebuah huruf selesai disubstitusi, rotor pertama bergeser satu huruf ke atas. Setiap kali rotor pertama selesai bergeser 26 kali, rotor kedua juga melakukan hal yang sama, demikian untuk rotor ke-3 dan ke-4. Posisi awal keempat rotor dapat di-set; dan posisi awal ini menyatakan kunci dari Enigma. Jerman meyakini bahwa cipherteks yang dihasilkan Enigma tidak mungkin dipecahkan. Namun, sejarah membuktikan bahwa pihak Sekutu berhasil juga memecahkan kode Enigma. Keberhasilan memecahkan Enigma dianggap sebagai faktor yang memperpendek Perang Dunia II menjadi hanya 2 tahun. 3. Cipher Transposisi Beberapa model kriptografi yang menggunakan teknik transposisi, antara lain [KUR04]: 1. Algoritma transposisi kolom dengan kunci numerik. Teknik ini menggunakan permutasi karakter. Kunci dapat diperoleh dari kata yang mudah dibaca dan kemudian dikodekan menjadi bentuk bilangan. 2. Masukan plaintext pola zig-zag, keluaran ciphertext berupa baris. 3. Masukan pola segitiga, keluaran berupa kolom, dibaca dari atas kebawah. 4. Masukan berpola spiral, dari luar kedalam, keluaran berupa kolom dibaca pembacaannya mengikuti pola yang berasal dari atas ke bawah. 5. Dimasukan secara diagonal dari kiri bawah ke kanan atas, keluaran baris. 6. Masukan spiral dari dalam ke luar, keluaran diagonal bergantian.
no reviews yet
Please Login to review.