Authentication
321x Tipe DOC Ukuran file 0.50 MB
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persalinan sering mengakibatkan perlukaan jalan lahir. Luka-luka biasanya ringan, tetapi kadang-kadang terjadi juga luka luas dan berbahaya. Setelah persalinan harus dilakukan pemeriksaan vulva dan perineum. Luka yang luas bisa menyebabkan perdarahan pasca persalinan yaitu perdarahan lebih dari 500-600 ml dalam masa 24 jam setelah anak lahir. Perdarahan yang berasal dari jalan lahir selalu harus di evaluasi, yaitu sumber dan jumlah perdarahan sehingga dapat diatasi sumber perdarahan yang berasal dari perineum, vagina dan robekan uterus (ruptura uteri). Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya robekan jalan lahir, di antarnya adalah persalinan dengan distosia bahu, partus presipitatus, perluasan episiotomi, multiparitas, dan lain-lain. Perdarahan karena robekan jalan lahir banyak di jumpai pada pertolongan persalinan oleh dukun karena tanpa di jahit. Bidan di harapkan melaksanakan pertolongan persalinan secara legalitas di tengah masyarakat melalui polindes. Bidan dengan pengetahuan medisnya di harapkan bisa mengarahkan pertolongan persalinan dengan resiko rendah. Pertolongan persalinan resiko rendah mempunyai komplikasi ringan sehingga dapat menimbulkan perdarahan pun akan semakin berkurang. 1.2 Tujuan Penulisan 1.2.1 Tujuan umum Diharapkan mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan penyulit robekan jalan lahir. 1 1.2.2 Tujuan khusus 1. Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian data pada ibu bersalin dengan penyulit robekan jalan lahir 2. Mahasiswa mampu melalakukan analisa data untuk menentukan diagnosa pada ibu bersalin dengan penyulit robekan jalan lahir 3. Mahasiswa mampu mengidentifikasi diagnosa potensial pada ibu bersalin dengan penyulit robekan jalan lahir 4. Mahasiswa mampu mengidentifikasi kebutuhan segera pada ibu bersalin dengan penyulit robekan jalan lahir 5. Mahasiswa mampu menyusun rencana askeb berdasarkan diagnosa pada ibu bersalin dengan penyulit robekan jalan lahir 6. Mahasiswa mampu melaksanakan askeb sesuai rencana yang dibuat pada ibu bersalin dengan penyulit robekan jalan lahir 7. Mahasiswa mampu mengevaluasi hasil askeb yang telah dilaksanakan pada ibu bersalin dengan penyulit robekan jalan lahir 2 BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Robekan Jalan Lahir 2.1.1 Pengertian a. Robekan adalah terputusnya kontinyuitas jaringan. (Kamus Lengkap Kedokteran : 109) b. Jalan lahir terdiri atas jalan lahir bagia keras dan jalan lahir bagian lunak yang harus di lewati oleh janin dalam proses persalinan pervaginam. (Ilmu Bedah Kebidanan : 1) c. Robekan jalan lahir adalah robekan yang selalu memberikan perdarahan dalam jumlah yang bervariasi banyaknya yang berasal dari perineum, vagina serviks, dan uterus. (Ilmu kebidanan, penyakit kandungan, & KB untuk pendidikan bidan : 308) 2.1.2 Klasifikasi 2.1.2.1 Perineum a. Pengertian Perineum adalah bagian terendah badan yaitu sabuah garis yang menyambung kedua tuberositas iskhil, membaginya menjadi daerah depan garis ini yaitusegitiga urogenital dan belakangnya ialah segitiga anal. (anatomi fisiologi , evelyn : 256) b. Etiologi 1. Secara umum a. Kepala janin terlalu cepat lahir b. Persalinan tidak dipimpin sebagaimana mestinya c. Sebelumnya pada perineum terdapat banyak jaringan parut d. Pada persalinan dengan distosia bahu 2. Faktor maternal a. Partus presipitatus yang tidak dikendalikan dan tidak di tolong b. Pasien tidak mampu berenti mengejan 3 c. Partus di selesaikan secara tergesa-gesa dengan dorongan fundus yang berlebihan d. Edema dan kerapuhan pada perineum e. Perluasan perineum 3. Faktor janin a. Bayi yang besar b. Posisi kepala bayi yang normal c. Kelahiran bokong d. Ekstraksi forsep yang sukar e. Distosia bahu (Ilmu kebidanan, patologi & fis. Persalinan : 451-452) c. Tingkat robekan perineum A. Tingkat I : Robekan hanya terjadi pada selaput lendir vaginadengan atau tanpa mengenai kulit perineum sedikit. B. Tingkat II : Robekan yang terjadi lebih dalam yaitu mengenai selaput lendir vagina dan muskulus perinea trasvesalis tapi tidak mengenai sfingter ani C. Tingkat III : Robekan yang terjadi mengenai seluruh perineum sampai mengenai otot-otot sfingter ani D. Tingkat IV : Robekan meluas keseluruh kulit perineum membran mukosa vagina, senrum tendineum perinei, sfingter ani dan mukosa rektum. (Ilmu Bedah Kebidanan :175) 4
no reviews yet
Please Login to review.