jagomart
digital resources
picture1_Nutrition Therapy Pdf 147363 | 95240 Id None


 141x       Filetype PDF       File size 0.18 MB       Source: media.neliti.com


File: Nutrition Therapy Pdf 147363 | 95240 Id None
951 journal of nutrition college volume 3 nomor 4 tahun 2014 halaman 951 957 journal of nutrition college volume 3 nomor 4 tahun 2014 online di http ejournal s1 undip ...

icon picture PDF Filetype PDF | Posted on 12 Jan 2023 | 2 years ago
Partial capture of text on file.
                 951              Journal of Nutrition College, Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 951-957 
                        Journal of Nutrition College, Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014 
                                                  Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jnc 
                       ANALISIS MUTU MIKROBIOLOGI DAN UJI VISKOSITAS FORMULA ENTERAL 
                               BERBASIS LABU KUNING (Curcubita moschata) DAN TELUR BEBEK 
                                                                        
                                                 Lingga Edytias Pratiwi, Etika Ratna Noer*) 
                                                                        
                                   Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro 
                              Jl.Dr.Sutomo No.18, Semarang, Telp (024) 8453708, Email : gizifk@undip.ac.id 
                                                                        
                                                                ABSTRACT 
                  
                 Background: Enteral formula or liquid diet is one way to fulfill the nutrient especially for severely malnourished 
                 children. Enteral formula traditionally produced very vulnerable contaminated by microorganism if it not handled 
                 properly and correctly. Retention time will affect the number of microorganisms and quality of enteral formula itself. 
                 Objective: This study aims to analyze microbiology and viscosity of the enteral formula from pumpkin (Curcubita 
                 moschata) and duck egg based. 
                 Methods: This study is a completely randomized design with a factor that is storage time of enteral formula to the 
                 value of TPC and Salmonella sp with 3 variations in treatment that formula stored for 1 hour, 2 hours and 3 hours at 
                 room temperature enclosed, and done with three repetition. Data were analyzed using One Way Anova test for 
                 viscosity and Repeated Anova to test the TPC with  95% degree for confidence. 
                 Results: In the enteral formulas viscosity test showed a difference in level of viscosity with various concentrations of 
                 duck eggs, but it didn’t significantly effect on viscosity (p >0,05). Long storage of enteral formulas is not significantly 
                                                                                                      4
                 effect on the TPC. The value of TPC in shelf life is still in the normal range that is 0.19 x10  cfu/ml. While the shelf 
                 life of ≥2 hours exceed the maximum limit and unqualified. To test identification of Salmonella was not found at all 
                 Salmonella sp and already qualified of SNI. 
                 Conclusion:  There  are  differences  in  level  of  viscosity  with  various  concentrations  of  duck  eggs,  but  did  not 
                 significantly affect on the viscosity of enteral formulas. The longer storage of enteral formula will decrease the quality 
                 of enteral formula itself. There is no Salmonella sp on the enteral formula products and already qualified of SNI. 
                 Keyword: Enteral formula; microbiological quality; viscosity 
                  
                                                                 ABSTRAK 
                  
                 Latar Belakang: Formula enteral atau diet cair merupakan salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan zat gizi 
                 khususnya bagi  anak  penderita  gizi  buruk.  Formula  enteral  yang  diproduksi  secara  tradisional  sangat  rentan 
                 tercemar oleh mikroorganisme bila tidak ditangani secara tepat dan benar. Lamanya waktu penyimpanan akan 
                 mempengaruhi kualitas formula enteral itu sendiri. 
                 Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis mikrobiologi dan uji viskositas dari formula enteral berbasis 
                 labu kuning dan telur bebek. 
                 Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan acak lengkap satu faktor yaitu lama 
                 penyimpanan formula enteral terhadap nilai TPC dan Salmonella sp dengan 3 variasi perlakuan, yaitu formula yang 
                 disimpan selama 1 jam, 2 jam dan 3 jam di dalam suhu ruangan tertutup, dan dilakukan dengan tiga kali pengulangan. 
                 Data dianalisis menggunakan uji One Way ANOVA untuk uji Viskositas dan Repeated ANOVA untuk uji TPC dengan 
                 derajat kepercayaan 95%. 
                 Hasil: Pada uji viskositas formula enteral menunjukkan adanya perbedaan tingkat kekentalan dengan berbagai 
                 variasi konsentrasi telur bebek, namun berpengaruh tidak nyata terhadap viskositas (p >0,05). Lama penyimpanan 
                 formula enteral berpengaruh tidak nyata terhadap TPC. Nilai TPC pada umur simpan masih dalam batas normal 
                               4
                 yaitu  0.19 x10  cfu/ml. Sedangkan umur simpan ≥2 jam melebihi batas maksimal dan tidak memenuhi syarat. Untuk 
                 uji Identifikasi Salmonella tidak ditemukan sama sekali bakteri Salmonella sp dan sudah memenuhi syarat SNI. 
                 Simpulan:  Terdapat  perbedaan  tingkat  kekentalan  dengan  berbagai  konsentrasi  telur  bebek  namun  tidak 
                 berpengaruh nyata terhadap viskositas formula enteral. Semakin lama penyimpanan formula enteral maka akan 
                 semakin menurun kualitas formula enteral itu sendiri. Tidak terdapat bakteri Salmonella sp pada produk formula 
                 enteral dan sudah memenuhi syarat SNI. 
                 Kata kunci: Formula enteral; mutu mikrobiologi; viskositas 
                  
                 PENDAHULUAN                                            keparahan  malnutrisi  serta  menurunkan  angka 
                           Saat ini pemberian zat gizi pada anak gizi   morbiditas dan mortalitas.1 Cara untuk mengatasi 
                 buruk merupakan faktor penting dalam mendukung         masalah gizi buruk atau gizi kurang adalah dengan 
                 proses  penyembuhan  dan  pemulihan.  Tujuannya        memberikan dukungan zat gizi yang adekuat, tinggi 
                 adalah menjamin proses metabolisme tubuh secara        protein dan energi serta cukup vitamin-mineral guna 
                 optimal,  meningkatkan  kualitas  hidup,  mencegah     mencapai status gizi yang optimal.2  
                  
                 *)Penulis Penanggungjawab 
                                                   Journal of Nutrition College, Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014                       952 
                    
                             Dukungan  zat  gizi  dengan  pemberian             kandungan  zat  gizinya,  dimana  mikroorganisme 
                   formula enteral atau diet cair merupakan salah satu          menggunakan zat gizi tersebut untuk tumbuh dan 
                   metode      pemenuhan        gizi    melalui     saluran     berkembang biak dan merusak kualitas dari formula 
                   pencernaan,  baik  melalui  mulut  ataupun  dengan           enteral  itu  sendiri.  Selain  itu  bahan-bahan  yang 
                   bantuan  alat  (tube).  Formula  enteral  mempunyai          digunakan merupakan bahan makanan yang mudah 
                   keunggulan      lebih    ekonomis,     mudah  dalam          rusak (perishable). Oleh sebab itu sangat diperlukan 
                   pembuatannya, mudah dicerna oleh anak-anak serta             adanya uji mikrobiologi pada formula enteral untuk 
                   tinggi energi.3 Namun, makanan enteral khususnya             menentukan mutu dan daya tahan serta mendeteksi 
                   yang dibuat secara tradisonal harus memperhatikan            adanya      mikroba       pathogen       yang      dapat 
                   faktor higienitas dari penyiapan sampai penyajian            mengakibatkan penyakit ataupun keracunan. Tidak 
                   sesuai standar baku. Hal ini dikarenakan formula             hanya  uji  mikrobiologi,  uji  viskositas  pun  perlu 
                   enteral merupakan makanan cair yang sangat ideal             dilakukan  dengan  tujuan  untuk  menunjukkan 
                   bagi  pertumbuhan  mikroorganisme  yang  berasal             kualitas fisik dari formula enteral, karena viskositas 
                   dari  komposisi bahan, persiapan selama produksi             merupakan karakteristik penting dari makanan cair 
                   dan transportasi, ataupun berasal dari rumah sakit           dalam  pengolahan  makanan.  Hal  ini  dilakukan 
                   itu  sendiri.4  Maka  dari  itu  perlu  dilakukan  uji       untuk mengetahui produk enteral yang dibuat sesuai 
                   mikrobiologi untuk melihat tingkat keamanan dari             dengan batas normal, tidak terlalu encer ataupun 
                   jumlah  mikroorganisme,  karena  mikroorganisme              terlalu kental. 
                   yang     mencemari        formula      enteral     dapat               Berdasarkan latar belakang  diatas  maka 
                   menyebabkan  kerusakan  dan  mempengaruhi                    dilakukan  penelitian  mengenai  analisis  mutu 
                   kualitas  serta  keamanan  dari  formula  enteral  itu       mikrobiologi  dan  uji  viskositas  formula  enteral 
                   sendiri bila tidak ditangani secara tepat dan benar.         berbasis  labu  kuning  dan  telur  bebek,  untuk 
                   Kerusakan formula enteral menyebabkan makanan                mengkaji apakah formula yang dibuat dan diteliti 
                   tersebut tidak aman untuk dikonsumsi jika sudah              sudah sesuai dengan standar yang ditetapkan untuk 
                   tercemar.5 Oleh sebab itu formula enteral sebaiknya          produk formula enteral. 
                   dikonsumsi  segera  setelah  dimasak  karena  bila            
                   dibiarkan lama dan dalam suhu ruangan lebih dari 3           METODE 
                   jam  akan  mempengaruhi jumlah  mikroorganisme                         Penelitian  yang  dilakukan  merupakan 
                   dan kualitas dari formula enteral itu sendiri.4              penelitian bidang Ilmu Gizi dan Teknologi Pangan 
                             Pada  penelitian  formula  enteral  ini            dengan konsentrasi pada Mikrobiologi Pangan yang 
                   menggunakan bahan pangan lokal yang mempunyai                dilaksanakan  mulai  bulan  Juli  2014  di  Balai 
                   kandungan  energi  tinggi  dan  zat  gizi  lengkap,          Laboraturium        Kesehatan        Semarang        dan 
                   mudah didapat serta bersumber pada bahan pangan              Laboratorium  Teknologi  Pangan  Jurusan  Gizi 
                   lokal.  Salah  satu  bahan  pangan  lokal  yang  dapat       Fakultas       Ilmu        Kesehatan        Universitas 
                   dijadikan  sebagai  alternatif    dalam  pembuatan           Muhammadiyah Semarang. 
                   formula enteral adalah labu kuning dan telur bebek.                    Pembuatan formula enteral menggunakan 
                   Labu kuning merupakan jenis sayuran yang mudah               bahan utama yaitu labu kuning dan telur bebek serta 
                   didapat  dan  memiliki  sumber  zat  gizi  potensial,        tambahan  tempe  dan  susu  kedelai.  Sebelum 
                   yang  mana  di  dalam  labu  kuning  kaya  akan              dilakukan  uji  mikrobiologi,  dilakukan  terlebih 
                   betakaroten  dan  antioksidan.6 Telur  bebek  jarang         dahulu uji kandungan zat gizi (KH, protein, lemak, 
                   digunakan  dalam  pembuatan  formula  enteral,               abu),  betakaroten,  serat  kasar,  organoleptik  dan 
                   namun banyak sekali keunggulan yang terkandung               viskositas  pada  formula  enteral.  Dari  ketiga 
                   didalamnya. Telur bebek memiliki protein tertinggi           formulasi     enteral    dengan      perbedaan      pada 
                   sebesar  80%  dibandingkan  dengan  telur  unggas            konsentrasi telur bebek yaitu 3%(A1) sebesar 25 g, 
                   lainnya, juga kaya akan antioksidan dan omega-3 di           5% (A2) 50 g dan 8% (A3) 75 g, didapatkan hasil 
                   dalam  kuning  telurnya,  sehingga  cocok  untuk             terbaik  yaitu  formula  enteral  dengan  konsentrai 
                   pemenuhan  zat  gizi  bagi  anak  yang  mengalami            telur bebek 5%. Formula yang terpilih dilanjutkan 
                   kondisi  gizi  buruk  atau  gizi  kurang.7,8  Selain  itu    dengan  uji  mikrobiologi  untuk  dianalisis  mutu 
                   digunakan juga susu kedelai sebagai subtitusi dari           mikrobiologinya meliputi TPC dan Salmonella sp. 
                   susu  sapi  dengan  tujuan  untuk  menghindari  atau                   Penelitian     ini   merupakan  penelitian 
                   mengurangi kejadian diare pada anak yang rentan              eksperimental dengan rancangan acak lengkap satu 
                   terhadap susu sumber hewani.                                 faktor yaitu variasi konsentrasi telur bebek terhadap 
                              Dari  bahan  –  bahan  yang  digunakan            viskositas, dan lama penyimpanan formula enteral 
                   dalam pembuatan formula enteral, dapat diketahui             terhadap  nilai  TPC  dan  Salmonella  sp  dengan  3 
                   bahwa  kandungan  formula  ini  tinggi  akan                 variasi  perlakuan  yaitu  formula  yang  disimpan 
                    
                 953     Journal of Nutrition College, Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014 
                  
                 selama 1 jam (T1), 2 jam (T2) dan 3 jam (T3) di          Salmonella  sp,  analisis  menggunakan  metode 
                 dalam  suhu  ruangan  tertutup.  Pengujian  formula      identifikasi  bakteri  Salmonella.  Pada  pengujian 
                 enteral  dilakukan  dengan  tiga  kali  pengulangan      deteksi Salmonella menggunakan Buffered Pepton 
                 pada setiap perlakuan sehingga didapat 9 sampel          Water  (BPW)  sebagai  media  cair  non  selektif, 
                 yang  akan  dianalisis  mikrobiologinya.  Variabel       Tetrationat Broth (TB) dan Bismuth sulfith Agar 
                 bebas    (independen)     yang  ditentukan  dalam        (BSA)  sebagai  media  selektif  untuk  mengisolasi 
                 penelitian ini adalah variasi konsentrasi telur bebek    Salmonella. Untuk pengujian viskositas hasil hitung 
                 dan  lama  penyimpanan  pada  formula  enteral           yang digunakan adalah centipoise (cP). 
                 berbasis labu kuning dan telur bebek. Sedangkan                     Data  dianalisis  menggunakan  program 
                 variabel terikat (dependen) penelitian ini meliputi      komputer SPSS 16 for windows dan diuji statistik 
                 uji viskositas, serta nilai TPC dan Salmonella.          dengan One Way ANOVA untuk uji Viskositas dan 
                           Total  Plate  Count  (TPC)  merupakan          Repeated  ANOVA untuk uji TPC dengan derajat 
                 metoda pendugaan jumlah mikroorganisme secara            kepercayaan 95%. 
                 keseluruhan (kapang, khamir, bakteri) dalam suatu                    
                 bahan.  Analisis  TPC  menggunakan  media  Plate         HASIL 
                 Count  Agar  (PCA)  dengan  menanam  satu  gram          Viskositas Formula Enteral 
                 sampel yang telah diencerkan ke dalam cawan petri,                  Hasil  viskositas  pada  formula  enteral 
                 kemudian  di  inkubasi.  Hasil  hitung  TPC  berupa      dengan berbagai komposisi telur bebek dapat dilihat 
                 koloni    (cfu)/ml.    Sedangkan      untuk    bakteri   pada Tabel 1. 
                  
                             Tabel 1.  Hasil Viskositas Formula Enteral dengan Perbedaan komposisi Telur Bebek 
                                                            Hasil  viskositas ( cP ) 
                            No     Perlakuan                                                   Rata – rata      SD 
                                                      U1             U2             U3 
                            1          A1          1333,77        1297,65        1372,21         1334,54       37,29 
                            2          A2          1416,68        1440,69        1427,59         1428,32       12,02 
                            3          A3          1521,20        1534,57        1598,25         1551,34       41,17 
                           
                          Berdasarkan     Tabel    1    diatas,   hasil   viskositas    terendah    yaitu    formula     dengan 
                 menunjukkan bahwa nilai viskositas pada formula          konsentrasi telur bebek 3% sebesar 1334,54 cP.  
                 enteral    berbanding     lurus   dengan     berbagai    Mutu Mikrobiologi 
                 konsentrasi  telur  bebek,  dimana  semakin  tinggi      Total Plate Count ( TPC ) 
                 konsentrasi  telur  maka  semakin  tinggi  pula  nilai              Hasil jumlah TPC pada formula enteral 
                 viskositasnya.  Nilai  viskositas  tertinggi  terdapat   berbasis labu kuning dan telur bebek konsentrasi 
                 pada formula enteral dengan konsentrasi telur bebek      5% dengan berbagai umur simpan dapat dilihat pada 
                 8%  yaitu  sebesar  1551,34  cP,  sedangkan  nilai       Tabel 2. 
                            
                                               Tabel 2.  Hasil Analisis TPC pada Formula Enteral 
                                          Parameter                               Total Plate Count (TPC) 
                                                                                            4          4 
                                             T1                                    0.19 x10  ± 0.19 x10
                                                                                            4          4
                                             T2                                    1.32 x10  ± 0.59 x10  
                                                                                            4          4
                                             T3                                    3.49 x10  ± 4.27 x10  
                                                                                         p = 0,261 
                  
                           Hasil  analisis  Total  Plate  Count  (TPC)    cfu/g.10  Nilai  TPC  tertinggi  dari  formula  enteral 
                 menunjukkan  nilai  TPC  pada  formula  enteral          berbasis labu kuning dan telur bebek yaitu sebesar 
                 berbanding  lurus  dengan  berbagai  umur  simpan,       3.49x104  cfu/ml.  Berdasarkan  batas  cemaran 
                 yaitu semakin lama penyimpanan maka jumlah TPC           mikrobiologi, formula enteral dengan umur simpan 
                 akan semakin meningkat. Pada umur simpan selama          2-3 jam tidak memenuhi syarat dikarenakan kedua 
                 1 jam (T1) jumlah TPC masih dalam batas normal           umur  simpan  tersebut  sudah  melampaui  batas 
                                                                      4
                 sesuai dengan SNI 01-2332.3-2006 yaitu 1,0 x 10          maksimal.  
                  
                                                   Journal of Nutrition College, Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014                      954 
                   
                             Berdasarkan  pada  Tabel  2  diatas,              Salmonella sp 
                  diketahui  bahwa  nilai  TPC  meningkat  seiring                        Hasil identifikasi bakteri Salmonella pada 
                  dengan lamanya penyimpanan. Namun dari hasil                 formula  enteral  berbasis  labu  kuning  dan  telur 
                  analisis     statistik    diketahui      bahwa      lama     bebek konsentrasi 5% dengan berbagai variasi lama 
                  penyimpanan formula enteral berbasis labu kuning             penyimpanan dapat dilihat pada Tabel 3. 
                  dan telur bebek tidak berpengaruh nyata terhadap 
                  nilai TPC (p >0,05). 
                   
                                            Tabel 3.  Hasil Identifikasi Salmonella pada Formula Enteral 
                                                 Parameter                                       Salmonella sp  
                                                     T1                                             Negatif 
                                                     T2                                             Negatif 
                                                     T3                                             Negatif 
                   
                             Berdasarkan  hasil  identifikasi  bakteri         tingkat kekentalan yaitu sebesar 800-1500 cP.9 Hal 
                  Salmonella sp pada produk formula enteral berbasis           ini menunjukkan bahwa kekentalan untuk formula 
                  labu kuning dan telur bebek dengan berbagai umur             enteral labu kuning yang dibuat masih sesuai pada 
                  simpan, tidak ditemukan adanya bakteri Salmonella            batas normal, tidak terlalu kental atau encer, serta 
                  sp yang mencemari formula tersebut. Hal ini sudah            formula  yang  paling  mendekati  adalah  formula 
                  sesuai berdasarkan SNI 01-2332.3-2006 yang mana              dengan konsentrasi telur bebek 5% (50 g) sebesar 
                  batas  cemaran  bakteri  Salmonella  adalah  negatif         1428,32 cP. 
                  yaitu 0 cfu/25g. Ini menunjukkan bahwa rangkaian                        Telur  bebek  mengandung tinggi  protein 
                  proses  pembuatan  formula  enteral  berbasis  labu          dan  juga  lemak  sehingga  dapat  mengentalkan 
                  kuning  dan  telur  bebek  dari  mulai  persiapan,           produk  formula  enteral.  Hal  ini  sesuai  dengan 
                  pengolahan bahan baku, proses pembuatan sampai               pernyataan  Sughita  dan  Djalil  yang  menyatakan 
                  dengan  pengemasan  sudah  aman  dari  cemaran               bahwa  faktor  yang  mempengaruhi  kekentalan 
                  bakteri Salmonella sp.                                       adalah  konsentrasi  dan  keadaan  lemak,  serta 
                                                                               konsentrasi dan keadaan protein. Tingginya kadar 
                                                                                                                              12
                  PEMBAHASAN                                                   protein  dapat  meningkatkan  kekentalan.   Faktor 
                  Viskositas Formula Enteral                                   lain  yang  dapat  mempengaruhi  viskositas  yaitu 
                             Viskositas      merupakan        karakteristik    suhu,  konsentrasi  cairan,  tekanan,  dan  berat 
                  penting dari makanan cair dalam bidang pengolahan            molekul.13       Viskositas     dan    suhu    memiliki 
                  makanan.  Viskositas  pada  makanan  cair  banyak            perbandingan terbalik dimana semakin tinggi suhu, 
                  mengalami  perubahan  selama  proses  pemanasan              maka viskositas dari produk tersebut akan semakin 
                  maupun pendinginan. Untuk semua jenis makanan                rendah. Semakin besar konsentrasi bahan padatan 
                  cair,  viskositas  akan  menurun  dengan  adanya             dalam suatu produk maka viskositasnya semakin 
                                       11  
                  peningkatan suhu.                                            kecil.  Viskositas  akan  meningkat  dengan  adanya 
                             Berdasarkan  hasil  analisis  penelitian          kenaikan  tekanan  dan  akan  meningkat  dengan 
                                                                                                         13,14 
                  menunjukkan bahwa nilai viskositas pada formula              naiknya berat molekul.         
                  enteral    berbanding      lurus    dengan      berbagai                Dari formula enteral yang diolah, bahan 
                  konsentrasi  telur  bebek,  diamana  semakin  tinggi         yang  digunakan  selain  telur  bebek  juga  terdapat 
                  konsentrasi  telur  bebek  yang  digunakan  maka             tepung beras yang dapat mempengaruhi viskositas 
                  semakin  meningkat  pula  viskositas.  Namun                 produk.  Sebelum  melalui  proses  pemanasan, 
                  berdasarkan  hasil  analisis  statistik  menunjukkan         konsistensi dari formula enteral yang diolah masih 
                  bahwa  perbedaan  konsentrasi  telur  bebek  tidak           encer, namun setelah dipanaskan selama 30 menit 
                  berpengaruh  nyata  terhadap  viskositas  formula            dengan  api  kecil  konsistensii  berubah  menjadi 
                  enteral yaitu p > 0,05. Rata-rata viskositas formula         kental.    Hal    ini   dikarenakan      tepung    beras 
                  enteral menunjukkan tidak ada pengaruh yang nyata            memerlukan waktu pemasakan yang cukup lama 
                  pada perlakuan, hal ini diduga karena pengaruh telur         untuk memberikan kekentalan pada produk.15 
                  bebek     dengan      tingkat    konsentrasi     berbeda                Formula  enteral  dengan  tekstur  cair 
                  mempunyai  efektivitas  yang  sama  besar  dalam             hingga kental sangat membantu pasien khususnya 
                  pembentukan viskositas.                                      untuk anak penderita gizi buruk yang kebanyakan 
                             Berdasarkan tabel viskositas nilai absolut        mengalami gangguan dalam mengunyah, menelan 
                  untuk makanan bayi adalah sebesar 1400 centipose             dan juga mencerna. Selain itu, pemberian makanan 
                  (cP) , atau merujuk pada tekstur milk whey dengan            enteral    juga     dapat    menjaga      agar    fungsi 
                   
The words contained in this file might help you see if this file matches what you are looking for:

...Journal of nutrition college volume nomor tahun halaman online di http ejournal s undip ac id index php jnc analisis mutu mikrobiologi dan uji viskositas formula enteral berbasis labu kuning curcubita moschata telur bebek lingga edytias pratiwi etika ratna noer program studi ilmu gizi fakultas kedokteran universitas diponegoro jl dr sutomo no semarang telp email gizifk abstract background or liquid diet is one way to fulfill the nutrient especially for severely malnourished children traditionally produced very vulnerable contaminated by microorganism if it not handled properly and correctly retention time will affect number microorganisms quality itself objective this study aims analyze microbiology viscosity from pumpkin duck egg based methods a completely randomized design with factor that storage value tpc salmonella sp variations in treatment stored hour hours at room temperature enclosed done three repetition data were analyzed using anova test repeated degree confidence results f...

no reviews yet
Please Login to review.