jagomart
digital resources
picture1_Learning Pdf 111994 | Isi Artikel 523599044191


 129x       Filetype PDF       File size 0.81 MB       Source: digilib.mercubuana.ac.id


Learning Pdf 111994 | Isi Artikel 523599044191

icon picture PDF Filetype PDF | Posted on 01 Oct 2022 | 3 years ago
Partial capture of text on file.
                                          Seminar Nasional Teknologi Pendidikan UM, 2015, 
                    UNIVERSAL DESIGN FOR LEARNING: PENGERTIAN, PRINSIP, DAN 
                                         PENERAPAN 
                                               
                                      Jimmy Trianto Utomo 
                                 SLB Pembina Tingkat Nasional Bagian C Malang 
                                     Email : utomo.jimmy@gmail.com 
                                               
                                               
                                          ABSTRAK 
                                               
                    Setiap manusia merupakan individu-individu yang unik dengan karakteristik yang berbeda-beda. 
                    Keunikan  karakteristik  tersebut  ada  yang  Nampak  dengan  jelas  seperti  karakteristik  fisik 
                    seseorang, namun ada yang tidak Nampak seperti kemampuan seseorang dalam bermain music. 
                    Bagi  sebagian  anak-anak,  keunikan  yang  mereka  miliki  justru  menjadikan  mereka  kurang 
                    muncul karena adanya kelainan perilaku, perbedaan bahasa dan budaya, kemampuan intelektual, 
                    gangguan sensorik serta disabilitas. 
                    Dahulu  di  Indonesia  anak-anak  dengan  beberapa  perbedaan  karakteristik  seperti  kelainan 
                    intelektual,  disabilitas,  gangguan  sensorik,  hanya  dapat  bersekolah  secara  terpisah,  yaitu  di 
                    Sekolah Luar Biasa (SLB). Namun demikian, mereka kini telah mendapat akses yang lebih luas 
                    terhadap  pendidikan  dengan  banyak  didirikannya  sekolah-sekolah  inklusi  yang  memberi 
                    kesempatan kepada mereka untuk mendapat pendidikan yang setara bersama anak-anak seusia 
                    mereka tanpa harus ada pemisahan. Implikasinya adalah bahwa guru-guru di sekolah inklusi 
                    tersebut  harus  dapat  menyelenggarakan  pembelajaran yang  efektif  dan efisien  untuk  populasi 
                    yang  beragam.  Keberagaman  tersebut  meliputi  peserta  didik  dengan  gaya  belajar  dan 
                    kemampuan yang berbeda-beda, serta peserta didik dengan kebutuhan khusus seperti peserta 
                    didik  tunanetra,  peserta  didik  tunarungu,  peserta  didik  tunadakssa,  peserta  didik  dengan 
                    hambatan belajar, dll. 
                    Salah satu solusi dalam mengatasi keberagaman karakteristik peserta didik dalam kelas yang 
                    inklusif  adalah  dengan  menerapkan  prinsip  Universal  Design  for  Learning  atau  yang  biasa 
                    disingkat dengan UDL. Prinsip universal Design for Learning ini memberi keleluasaan kepada 
                    guru untuk menyesuaikan kurikulum, menyesuaikan cara penyampaian pembelajaran, dan menilai 
                    siswa dengan cara yang memungkinkan. Tiga prinsip dasar yang diterapkan dalam Universal 
                    Design  for  Learning  memberikan  fleksibilitas  dalam  pembelajaran  yaitu:  1)  Menyediakan 
                    beberapa alternative  sarana  representasi,  menyajikan  informasi  dan  konten  dalam  cara  yang 
                    berbeda; 2)  Menyediakan beberapa alternative sarana tindakan dan ekspresi sehingga semua 
                    siswa dapat menunjukkan dan mengungkapkan apa yang mereka ketahui; dan 3) Memberikan 
                    beberapa alternative cara partisipasi, merangsang minat dan motivasi untuk belajar  
                         
                    Kata Kunci: Universal Design for Learning, Inklusi, Disabilitas 
                     
                     
                    A.  PENDAHULUAN 
                        Setiap  manusia,  termasuk  kita  adalah  individu-individu  yang  unik. 
                    Keunikan  itulah  yang  membuat  setiap  manusia  memiliki  karakteristik  yang 
                    berbeda-beda. Karakteristik tersebut dapat kita amati mulai dari kenampakan fisik 
                    seperti  keadaan  rambut,  tinggi  badan,  berat  badan,  warna  kulit,  dan  lain-lain. 
                    Namun demikian, tidak semua karakteristik yang melekat pada setiap manusia 
                    bisa  terlihat  atau  nampak  dengan  jelas.  Sebagai  contoh  adalah  kemampuan 
                    seorang individu dalam memecahkan persoalan persamaan kuadrat dalam bidang 
                             Seminar Nasional Teknologi Pendidikan UM, 2015, 
              matematika atau kemampuan seorang individu dalam bermain musik. Untuk itu, 
              pengakuan dan penghargaan atas karakteristik individu yang berbeda-beda dirasa 
              sangatlah penting. 
                 Kebanyakan manusia, akan merasa bahwa dirinya adalah normal (sesuai 
              kriteria tertentu), namun jutaan anak dan remaja merasa kurang beruntung karena 
              karakteristik  yang  ada  pada  diri  mereka  membuat  mereka  mendapat  label 
              sebagai hasil dari kelainan perilaku, perbedaan bahasa, kemampuan intelektual, 
              warisan  budaya,  atau  gangguan  sensorik,  atau  berbagai  alasan  lain.  Meskipun 
              sebagian  besar  dari  anak-
              membutuhkan  pendidikan  khusus,  atau  mengalami  kesulitan  belajar,  atau 
              mungkin disebut sebagai anak berbakat. Dalam menyikapi perbedaan karakteristik 
              tersebut, bagi mereka yang berkecimpung di dunia pendidikan harus bisa focus 
              pada  kelebihan  dan  potensi  yang  dimiliki  oleh  setiap  individu,  bukan  pada 
              kekurangan yang ada. 
                 Sejak beberapa tahun terakhir, terutama sejak kesadaran akan persamaan 
              hak dalam akses pendidikan mulai berkembang di masyarakat Indonesia, banyak 
              sekali sekolah-sekolah regular yang berkembang menjadi sekolah inklusi. Baik itu 
              atas  dasar  penunjukkan  oleh  Dinas  Pendidikan,  maupun  karena  inisiatif  pihak 
              sekolah yang tengah berusaha memberikan layanan seluas-luasnya kepada peserta 
              didik  dengan  berbagai  perbedaan  karakteristik.  Hal  ini  merupakan  bentuk 
              implementasi  dari  Peraturan  Menteri  Pendidikan  Nasional  No.  4  Tahun  2009 
              Tentang Pendidikan Inklusi, yang memberikan akses lebih luas kepada peserta 
              didik  dengan  berbagai  ragam  karakteristik.  Dengan  bermunculannya  sekolah-
              sekolah  inklusi  tersebut,  sekarang  kita  bisa  dengan  mudah  menjumpai  peserta 
              didik yang memiliki kebutuhan khusus bersekolah bersama teman-teman mereka 
              yang tidak berkebutuhan khusus. 
                 Implikasi dari pelaksanaan pendidikan inklusi ini adalah bahwa guru kini 
              bertugas  untuk  bisa  menyelenggarakan  pembelajaran  yang  efektif  dan  efisien 
              untuk populasi peserta didik  yang  beragam.  Keberagaman itu meliputi peserta 
              didik dengan gaya belajar dan kemampuan yang berbeda-beda, peserta didik yang 
              memiliki keberagaman budaya dan bahasa, serta peserta didik yang berkebutuhan 
                             Seminar Nasional Teknologi Pendidikan UM, 2015, 
              khusus seperti:peserta didik tunanetra, tunarungu, tunadaksa, tunagrahita, autis, 
              lambat  belajar,  memiliki  kelainan  perilaku,  dan  cerdas  berbakat.  Keadaan  ini 
              membutuhkan  adanya  strategi  pembelajaran  tertentu,  dimana  keberagaman 
              karakteristik peserta didik tersebut dapat terakomodasi dalam sebuah lingkungan 
              pembelajaran yang inklusif. 
                 Salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan keberagaman karakteristik 
              peserta  didik  dalam  kelas  yang  inklusif  adalah  dengan  menerapkan  prinsip 
              Universal  Design  for  Learning  atau  yang  biasa  disingkat  dengan  UDL. 
              Pendekatan  UDL  ini  memberi  keleluasaan  kepada  guru  untuk  menyesuaikan 
              kurikulum,  menyesuaikan  cara  penyampaian  pembelajaran,  dan  menilai  siswa 
              dengan  carra  yang  memungkinkan.  UDL  ini  awalnya  dikembangkan  di  dunia 
              arsitektur dan desain produk yang kemudian berkembang ke dunia pendidikan. 
              Salah  satu  prinsip  yang  menjiwai  UDL  ini  adalah  bahwa  kurikulum  haruslah 
              dibuat  dengan  mencakup  alternative-alternatif  tertentu  sehingga  kurikulum 
              tersebut  aksesibel  dan  sesuai  bagi  peserta  didik  dengan  latar  belakang  yang 
              berbeda,  beragam  gaya  belajar,  kemampuan,  dan  mengalami  disabilitas. 
              adanya kesadaran dan pengakuan atas keunikan individu dan kebutuhan untuk 
              mengakomodasi keberagaman, serta bagaimana menciptakan pengalaman belajar 
              yang  sesuai  dengan  karakteristik  peserta  didik,  dan  memaksimalkan 
              kemampuannya untuk kemajuan (Rose & Meyer, 2002, hal. 70). 
              B.  UNIVERSAL DESIGN FOR LEARNING 
              1.         Design for Learning 
                 Pada dasarnya, UDL adalah sebuah konsep pendidikan atau pendekatan 
              untuk merancang metode pembelajaran, bahan ajar, kegiatan pembelajaran, dan 
              prosedur  evaluasi  dalam  upaya  untuk  membantu  individu  dengan  "perbedaan 
              besar dalam kemampuan mereka untuk melihat, mendengar, berbicara, bergerak, 
              (Orkwis  2003,  np).  Universal  Design  for  Learning  dilaksanakan  dengan 
              memberikan  fleksibilitas  kurikulum  dan  berbagai  alternative  kegiatan  untuk 
              peserta  didik  dengan  beragam  kemampuan. Adaptasi ini  dirancang  sejak  awal 
              pada  desain  pembelajaran  dan  bukanlah  penyesuaian  yang  ditambahkan 
                             Seminar Nasional Teknologi Pendidikan UM, 2015, 
              belakangan. UDL memberikan akses yang sama  terhadap pembelajaran, tidak 
              hanya akses yang sama terhadap informasi. Hal ini memungkinkan peserta didik 
              untuk memilih metode yang paling tepat untuk mengakses informasi sementara 
              guru memantau proses pembelajaran (Ohio State University Partnership Grant, 
              2010). Di dalam UDL, diasumsikan bahwa tidak ada satupun metode presentasi 
              dan  ekspresi  yang  bisa  menyediakan  akses  untuk  semua  peserta  didik  yang 
              beragam.  Untuk  itu,  diberikanlah  kegiatan  belajar  dan  bahan  yang  dirancang 
              untuk menawarkan fleksibilitas dan berbagai alternative cara untuk belajar (Rose 
              & Meyer, 2002; Scott, McGuire, & Shaw, 2003). Akomodasi ini dirancang secara 
              langsung ke bahan ajar sehingga semua peserta didik dengan kemampuan yang 
              berbeda dapat menggunakan bahan yang sama, tapi dengan cara yang disesuaikan 
              dengan kemampuan mereka dan kebutuhan pembelajaran (Freund & Reach, 2005, 
              hal. 81). 
                 Universal  Design  for  Learning  didefinisikan  sebagai  suatu  kerangka 
              pembelajaran  yang  memuat  sebuah  metode  untuk  diversifikasi  pembelajaran 
              sehingga kurikulum pendidikan umum dapat diberikan untuk setiap peserta didik 
              (Orkwis  &  McLane, 1998).  UDL  tidaklah  dimaksudkan  untuk  menghilangkan 
              tantangan  akademik,  namun  UDL  hanya  ditujukan  untuk  menghilangkan 
              hambatan terhadap akses pembelajaran dan informasi. Apa yang dijanjikan oleh 
              UDL adalah fleksibilitas, keadilan, dan cara pengajaran yang aksesibel. Dengan 
              pendekatan  ini  guru  dapat  mencapai  setiap  masing-masing  siswa,  baik  yang 
              mengalami  disabilitas  maupun  tidak,  dengan  menyediakan  platform  untuk 
              masing-masing  peserta  didik  untuk  berinteraksi  dengan  cara  penyediaan 
              kurikulum yang mendukung gaya belajar yang unik (Dewan untuk Anak-anak luar 
              biasa,  2005,  hal.  2).  Beberapa  manfaat  dari  penerapan  strategi  ini  di  Amerika 
              Serikat misalnya meliputi pembelajaran bagi peserta didik yang berbahasa Inggris 
              sebagai bahasa kedua, peserta didik dengan disabilitas, dan peserta didik yang 
              gaya belajarnya tidak konsisten dengan gaya mengajar guru mereka (Ohio State 
              University  Partnership  Grant,  2010).  Universal  Design  for  Learning  memberi 
              acuan bahwa daripada menciptakan kurikulum dan kemudian menyesuaikannya 
              untuk  memenuhi  kebutuhan  masing-masing  peserta  didik  dalam  program 
              pembelajaran,  lebih  baik  membuat  desain  pembelajaran  yang  sejak  awal 
              menyediakan  peserta  didik  berbagai  alternative  cara  untuk  mengakses  dan 
The words contained in this file might help you see if this file matches what you are looking for:

...Seminar nasional teknologi pendidikan um universal design for learning pengertian prinsip dan penerapan jimmy trianto utomo slb pembina tingkat bagian c malang email gmail com abstrak setiap manusia merupakan individu yang unik dengan karakteristik berbeda beda keunikan tersebut ada nampak jelas seperti fisik seseorang namun tidak kemampuan dalam bermain music bagi sebagian anak mereka miliki justru menjadikan kurang muncul karena adanya kelainan perilaku perbedaan bahasa budaya intelektual gangguan sensorik serta disabilitas dahulu di indonesia beberapa hanya dapat bersekolah secara terpisah yaitu sekolah luar biasa demikian kini telah mendapat akses lebih luas terhadap banyak didirikannya inklusi memberi kesempatan kepada untuk setara bersama seusia tanpa harus pemisahan implikasinya adalah bahwa guru menyelenggarakan pembelajaran efektif efisien populasi beragam keberagaman meliputi peserta didik gaya belajar kebutuhan khusus tunanetra tunarungu tunadakssa hambatan dll salah satu so...

no reviews yet
Please Login to review.